Surati, Penyuluh Banyuwangi Setia Dampingi Petani Di Tengah Pandemi Covid-19

Surati, Penyuluh Banyuwangi Setia Dampingi Petani Di Tengah Pandemi Covid-19
Foto : Surati saat mengajak para petani binaannya menanam sorgum.

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Surati, penyuluh pertanian Banyuwangi berhasil mengajak petani binaannya menanam sorgum. Stigma negatif sorgum ditepisnya dengan karya nyata melalui perintisan bersama petani binaan Kostratani Tegaldlimo di Provinsi Jawa Timur pada 2019. Hasilnya, produktivitas maksimal 7,5 ton per hektare memanfaatkan lahan hutan dan sawah. Petani setempat pun menikmati hasil panen sorgum untuk pakan ternak, bahan baku roti dan kue, bahan baku minuman dan bioetanol.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kegigihan Surati membimbing petani di Kecamatan Tegaldlimo mendorong pelaku utama dan pelaku usaha pertanian berbondong datang ke Kostratani/BPP Tegaldlimo sebagai pusat pembelajaran.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara yang tidak bisa datang berkunjung ke BPP Tegaldlimo mendapat kesempatan mengikuti penyuluhan dengan video conference via fasilitas teknologi informasi dari Agriculture Operation Room – Komando Strategis Pembangunan Pertanian (AOR Kostratani) di BPP Tegaldlimo yang dipimpin Surati selaku koordinator.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebelumnya, pada 2018, Surati juga mendorong budidaya bawang merah di BPP Tegaldlimo padahal belum pernah dilakukan petani setempat. Ternyata berhasil baik, dengan produktivitas 11 hingga 13 ton per hektare melalui sistem tanam mulsa plastik.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kegigihan dan kerja keras Surati diapresiasi Kepala BPPSDMP Kementan, Prof. Dedi Nursyamsi yang berhasil mengembangkan BPP Tegaldlimo sebagai center of excellent dengan inovasi teknologi sesuai situasi dan kondisi bagi kepentingan petani binaannya seperti sorgum dan bawang merah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dengan masa kerja 34 tahun sebagai penyuluh PNS, kinerja Surati layak ditiru dan direplikasi antara lain bercocok tanam dengan sistem tanam benih langsung atau Tabele untuk menekan biaya produksi dan optimalisasi Alsintan untuk mendukung peningkatan produksi pertanian,” kata Dedi Nursyamsi pada video conference (Vcon) bertajuk 'Mentan Sapa Penyuluh dan Petani melalui AOR Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP, Jumat (17/4).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Begitu pula saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Surati tetap turun ke lapangan mendampingi petani binaannya di Kecamatan Tegaldlimo. Hal itu, kata Dedi Nursyamsi, sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa penyuluh harus hadir di tengah petani untuk memastikan bahwa penyuluh maupun petani melaksanakan Protokol Kesehatan WHO.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jaga jarak. Jangan berkerumun. Kenakan masker. Rajin cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir,” katanya mengutip instruksi Mentan SYL seperti disiarkan penyuluh pertanian pusat Sri Puji Rahayu melalui rilis yang dihimpun Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Meski sudah berusia 57 tahun, Surati tetap energi dan bugar berada di lapangan, ternyata rahasianya adalah rajin mengkonsumsi ramuan jamu khususnya temulawak plus kunyit dan jahe dua hari sekali diselingi jus tomat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kiat itu ditularkannya petani binaannya dengan menanam empon-empon sejak dekade 90-an di pekarangan rumahnya.”Tahun 1997 hingga 2002 saya jualan jamu di kalangan teman kerja,” kata Surati. (OIR)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan