Wujudkan Kedaulatan Pangan, Kementan Perkuat Peran Pemuda Di Sektor Pertanian

Wujudkan Kedaulatan Pangan, Kementan Perkuat Peran Pemuda Di Sektor Pertanian
Kegiatan Workshop Petani Muda yang Dilaksanakan di TAMARA Agro Farm, Sukaraja, Sukabumi, Jawa Barat.

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan komitmennya dalam mendorong generasi muda sebagai penggerak utama transformasi pertanian nasional. Melalui berbagai program strategis, Kementan terus membangun sinergi bersama pemuda untuk mewujudkan Indonesia Mandiri Pangan.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan untuk mendukung program prioritas tersebut, diperlukan generasi petani yang harus disiapkan mulai dari sekarang demi mewujudkan pertanian Indonesia yang lebih modern, efisien, dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

“Sekarang generasi muda adalah generasi yang harus kita persiapkan untuk mengawal Indonesia menjadi negara emas. 20 tahun kemudian mereka yang akan memimpin republik ini. Kita harapkan mereka lebih baik dan lebih hebat dari kita,” ujar Amran.

Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya peran pendidikan pertanian pada generasi muda dalam membentuk SDM pertanian yang unggul dan adaptif terhadap dinamika sektor pertanian.

“Regenerasi petani nasional adalah prioritas utama kami. Melalui pendidikan pertanian, kami ingin menjaring generasi muda yang benar-benar memiliki minat dan semangat di bidang pertanian. Mereka akan dibekali pendidikan yang tidak hanya akademik, tetapi juga praktik dan inovasi langsung di sektor pertanian,” ungkap Arsanti.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kementan, Muhammad Arief Cahyono, dalam sambutannya yang disampaikan secara daring pada Workshop Petani Muda dengan tema “Petani Muda Tangguh, Indonesia Mandiri Pangan” mengapresiasi secara khusus para pemuda yang terlibat dalam forum tersebut. Dirinya menegaskan, forum ini sejalan dengan kebijakan Kementan dalam menumbuhkan minat para pemuda-pemuda untuk menggeluti dunia pertanian secara komprehensif dan berkesinambungan.

“Atas nama Kementerian Pertanian, saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya. Inisiatif ini sejalan dengan misi Kementan untuk menumbuhkan generasi muda pertanian yang kreatif, inovatif, dan berjiwa wirausaha. Pertanian bukan hanya sektor ekonomi, tetapi gerakan kemandirian pangan bangsa,” ujar Arief pada workshop yang dilaksanakan di TAMARA Agro Farm, Sukaraja, Sukabumi, Kamis (6/11/2025).

Arief menambahkan bahwa partisipasi aktif generasi muda menjadi kunci dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Menurutnya, pemuda bukan hanya pelaku kegiatan pertanian, tetapi juga inovator, penggerak ekonomi lokal, dan motor transformasi sektor pertanian.

“Dengan keterlibatan pemuda secara aktif, Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan domestik, tetapi berpotensi menjadi lumbung pangan dunia,” tambahnya.

Lebih jauh, Arief menekankan bahwa generasi muda memiliki energi, kreativitas, serta kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap teknologi modern, sehingga mereka menjadi motor penting dalam mendorong transformasi pertanian dari tradisional menuju berbasis inovasi dan digital. Untuk itu, Kementan mengajak generasi muda bersinergi melalui berbagai program yang dirancang khusus untuk mendukung peran generasi muda di sektor pertanian, mulai dari mekanisasi, bantuan benih dan pupuk, hingga pelatihan wirausaha agribisnis, sehingga pemuda dapat mengembangkan usaha pertanian secara mandiri, produktif, dan berkelanjutan.

“Kita ingin pemuda tidak hanya menjadi tenaga kerja, tetapi agen perubahan yang membawa ide-ide baru, teknologi, dan praktik pertanian modern ke lapangan. Dengan sumber daya yang kita miliki mulai dari lahan, teknologi, hingga dukungan kebijakan anak-anak muda kita bisa menjadi motor perubahan yang menghidupkan sektor pertanian Indonesia,” ujar Arief.

Lebih lanjut, Arief juga memaparkan capaian Kementan dibawah kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dimana sesuai data Badan Pusat Statistika (BPS) produksi beras nasional diperkirakan mencapai 34,77 juta ton, meningkat dibandingkan 2024 sebesar 30,5 juta ton. Cadangan beras pemerintah juga berada pada level tertinggi dalam 57 tahun, yakni 4,2 juta ton, dengan stok saat ini masih mencapai 3,8 juta ton. Kemudian kesejahteraan petani terus mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dimana Nilai Tukar Petani (NTP) September mencapai 124,36 poin.

“Capaian ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan generasi muda sangat penting untuk menciptakan ekosistem pertanian yang produktif dan inovatif. Dan kedepan diharapkan dengan berbagai upaya, produksi pangan kita bisa semakin meningkat,”kata Arief.

Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Kementan, Muhammad Amin mengungkapkan Kementan berkomitmen dalam mewujudkan swasembada pangan melalui berbagai program terobosan strategis. Kunci utama mewujudkan program ini yakni kolaborasi semua pihak, salah satunya peran serta dari generasi muda dalam meningkatkan produksi, menciptakan daya saing produk, menghidupkan kelembagaan petani dan modernisasi pertanian.

“Untuk meningkatkan kapasitas petani, khususnya generasi dalam bertani, Kementan menyediakan kegiatan pendampingan oleh penyuluh yang ada di setiap daerah, wilayah desa. Penyuluh pun membantu dalam membuka akses petani untuk mudah memperoleh benih, pupuk, alat mesin pertanian, menangani semua masalah yang dihadapi dalam budidaya dan hingga penyediaan pasar yang menguntungkan petani,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Amin menjelaskan Kementan memiliki program Brigade Pangan, yaitu program untuk dijalankan generasi muda yang tidak hanya mengerjakan budidayanya tapi juga menjadi wirausaha muda. Karena itu, kegiatan ini sebagai momentum untuk melahirkan lebih banyak petani muda yang tangguh, kreatif dan berjiwa wirausaha yang siap menjaga ketahanan pangan Indonesia.

“Kami harapkan generasi muda di Sukabumi khususnya yang hadir dalam workshop ini, bisa membentuk Brigade Pangan guna mengoptimalkan potensi lahan menjadi lahan pertanian produktif, yang dikelola dengan modern dan memberikan pendapatan yang besar,” tutup Amin.

Diketahui workshop yang diikuti 300 peserta ini merupakan sinergi Kementan dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Workshop ini diikuti oleh berbagai kalangan mulai dari masyarakat, pemuda desa, mahasiswa hingga pelajar. Para peserta yang mengikuti workshop sekaligus mendapatkan pelatihan meliputi pengenalan tentang program dan kebijakan swasembada pangan, teknik budidaya tanaman pertanian khususnya hortikultura, teknik sortir, pengemasan (packing) dan lainnya.(BB)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan