Antisipasi Perubahan Iklim, Kementan Dorong Budidaya Padi Rendah Emisi
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi Saat Menghadiri Webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani Bertajuk Budidaya Padi Rendah Emisi Secara Daring.

Antisipasi Perubahan Iklim, Kementan Dorong Budidaya Padi Rendah Emisi

Pilarpertanian - Pertanian merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan iklim sehingga adaptasi dengan menggunakan teknologi rendah karbon menjadi prioritas. Penggunaan varietas padi rendah emisi menjadi salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai target penurunan emisi.


Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan sektor pertanian memiliki dampak pada emisi. Tanaman padi mempunyai pengaruh gas metana, selain itu juga dipengaruhi oleh jenis varietas padi yang digunakan. Beberapa varietas padi memiliki emisi metana tinggi tetapi memiliki produktivitas yang tinggi juga. Serta ada juga varietas yang produksi gas metananya rendah dan produktivitas tinggi. Kemudian ada juga varitas yang produksi metananya rendah namun produktivitasnya kurang tinggi.


“Nah ini merupakan pilihan-pilihan yang harus kita pilih secara bijak bagi petani untuk mengambil keputusan. Mari kita melakukan budidaya padi secara bijak, sesuai SOP tanpa mengurangi produksi tapi juga mampu mengendalikan emisi metana dengan baik sehingga berkontribusi dengan lingkungan. Secara keseluruhan bertani itu baik untuk lingkungan, karena menghasilkan sumber oksigen. Bertani secara ramah lingkungan, penggunaan benih secara bijak, pengelolaan air dikelola dengan baik itu cukup kontribusi terhadap pemanasan global khususnya gas metana,” kata Suwandi dalam webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani bertajuk Budidaya Padi Rendah Emisi, Jumat (18/11/2022).


Kepala Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Wahida Annisa Yusuf menjelaskan besarnya emisi metana (CH4) dari tanaman padi dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks dan dinamis antara tanaman, lingkungan dan mikroorganisme. Tanaman padi mempunyai peran yang penting dalam pelepasan emisi CH4. Kondisi tergenang menciptakan suasana anaerob yang memicu bakteri metanogen untuk memproduksi gas metana.



“Tahapan budidaya padi rendah emisi yang pertama penyiapan lahan menggunakan kalender tanam dan bahan organik matang. Kemudian pemilihan benih menggunakan varietas padi rendah emisi gas metana. Beberapa varietas padi rendah emisi, diantaranya adalah Ciherang, Mekongga, Batanghari, Cigeulis, Memberamo, Inpari 6, Inpari 13, Inpari 19, Inpari 28 dan Inpari 32,” jelasnya.


Yang ketiga, sambungnya, pemupukan berimbang dengan memberikan pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman dan status hara tanah yang digunakan. Dan yang terakhir adalah pemeliharaan tanaman dengan pengaturan air yaitu mengelola air dengan cara pengairan berselang.


“Budidaya padi lahan sawah merupakan salah satu penyumbang emisi GRK terutama CH4, perlu adanya teknologi budidaya padi yang tepat untuk mengurangi emisi tanpa mempengaruhi hasil,” ujarnya.


Sementara itu, Lead Project Manager-Switch Asia Low Carbon Rice, Angga Maulana Yusuf memaparkan projek low carbon rice berupaya meminimalkan dampak produksi beras terhadap iklim dengan menerapkan metode produksi berkelanjutan di tingkat penggilingan padi. Beberapa hal yang ingin dicapai dari projek ini diantaranya adalah memungkinkan kondisi dan mendukung kebijakan untuk produksi beras berkelanjutan yang diciptakan melalui fasilitasi dialog kebijakan.


“Kemudian adanya model tata kelola sektor beras berkelanjutan yang lebih inklusif yang dikembangkan melalui fasilitasi multipihak. Lalu juga peluang akses pasar untuk beras berkelanjutan dapat ditingkatkan melalui fasilitasi keterlibatan sektor swasta,” paparnya.


“Selanjurnya khusus untuk penggilingan, perlu adanya modal atau investasi baik dari sisi mesin maupun pelatihan dan lain-lain, maka dalam projek ini dibantukan agar petani dapat melakukan akses peluang pembiayaan tingkatan bagi produsen beras melalui bantuan teknis dan model bisnis baru,” pinta Angga.(BB)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berhasil membenahi regulasi pengambilan pupuk subsidi hanya dengan menggunakan KTP. Padahal sebelumnya, regulasi tersebut cukup berbelit karena harus menggunakan kartu tani yang membuat sebagian petani di pelosok desa sulit melakukan pengambilan. “Regulasi permentan kami permudah karena pengambilan pupuk bisa menggunakan KTP. Artinya aturan-aturan yang menyulitkan petani kami […]

Pengamat Politik Al Azhar Sebut Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti

Pengamat Politik Al Azhar Sebut Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti

Pilarpertanian – Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai langkah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam memperjuangkan nasib petani melalui tambahan alokasi pupuk subsidi adalah langkah yang sangat tepat mengingat selama ini pupuk adalah penunjang utama dalam meningkatkan produksi. Diketahui sebelumnya, Menteri Pertanian berhasil menambah alokasi pupuk hingga 100 persen yaitu sebesar […]

Kuota Pupuk Bersubsidi Prov. NTT Bertambah Hampir Dua Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Kuota Pupuk Bersubsidi Prov. NTT Bertambah Hampir Dua Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Pilarpertanian – Kabar gembira sedang menghampiri para petani Nusa Tenggara Timur (NTT). Seperti halnya wilayah-wilayah lainnya di Indonesia, Provinsi NTT mendapatkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi. Penambahannya pun terbilang signifikan. Merujuk pada Surat Menteri Pertanian Nomor B-51/SR.210/M/03/2024, penambahan kuota pupuk bersubsidi Provinsi NTT hampir dua kali lipat, yaitu sebesar 91,91 persen. Dari alokasi awal sebesar 69,358 […]

Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 Persen, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas

Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 Persen, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas

Pilarpertanian – Para petani di wilayah Papua Selatan menyambut gembira tambahan alokasi pupuk subsidi yang diperjuangkan Menteri Andi Amran Sulaiman hingga 28 triliun. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Pemprov Papua Selatan, Paino mengatakan bahwa tambahan tersebut adalah kabar baik yang selama ini ditunggu-tunggu para petani. “Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Menteri […]

Riau Sambut Gembira Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi

Riau Sambut Gembira Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi

Pilarpertanian – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyambut gembira tambahan alokasi pupuk subsidi nasional yang mencapai Rp28 triliun. Dengan adanya penambahan ini, produktivitas pangan Provinsi Riau dapat turut meningkat. Pemprov pun akan segera menindaklanjuti ini di lapangan. “Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Provinsi Riau akan segera menindaklanjuti dengan melakukan penyusunan rancangan alokasi per kabupaten/kota […]

Impor Daging Kerbau Nanti Dulu, Kementan Minta Bulog Fokus Serap Gabah dan Jagung Petani

Impor Daging Kerbau Nanti Dulu, Kementan Minta Bulog Fokus Serap Gabah dan Jagung Petani

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian menanggapi keluhan Direktur Utama Bulog soal tidak mendapatkan ijin impor daging kerbau tahun 2024. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Ditjen PKH Syamsul Ma’arif mengatakan sesuai hasil Rakortas yang dikoordinasikan oleh Menko bidang Perekonomian pada tanggal 28 Maret 2024 telah diputuskan bahwa ijin impor hanya diberikan pada PT. Berdikari dan PT. PPI. […]

Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) sigap lakukan akselerasi penanganan darurat pangan dengan beberapa program dan kegiatan di semua daerah guna meningkatkan produksi pangan khusus beras dalam negeri. Salah satunya melakukan program optimasi lahan (OPLA) dengan penanaman padi pada lahan rawa di Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Andi Nur Alam Syah […]

Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) tengah gencar melakukan optimalisasi lahan di berbagai wilayah, termasuk Provinsi Lampung. Langkah ini diambil demi mengejar percepatan tanam sehingga panen yang sebelumnya hanya satu kali, bisa menjadi dua hingga tiga kali setahun. Hingga saat ini, optimalisasi lahan di wilayah Lampung menunjukkan perkembangan positif. Progress yang tergolong cepat tersebut tak bisa […]

Amankan Panen, Petani Jombang Lakukan Pengendalian Wereng

Amankan Panen, Petani Jombang Lakukan Pengendalian Wereng

Pilarpertanian – Kondisi cuaca yang memasuki peralihan dari musim hujan ke musim kemarau seperti saat ini, dapat memicu munculnya serangan hama dan penyakit tanaman padi di beberapa wilayah. Salah satunya di Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang belum lama dilaporkan pertanaman padinya terserang hama wereng batang coklat (WBC). Menyadari kondisi ini, para petani yang tergabung dalam […]