Balitbang Kemenkes Gandeng Balitbangtan Kembangkan Obat Malaria

Balitbang Kemenkes Gandeng Balitbangtan Kembangkan Obat Malaria
Redaksi dan Informasi pemasangan iklan Hubungi: Admin Pilarpertanian

Pilarpertanian - Pilar – Sejalan dengan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, Badan Litbang Kementerian Kesehatan melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) saat ini sedang melakukan penelitian pengembangan tanaman Johar sebagai tanaman obat antimalaria, melalui Konsorsium yang beranggotakan B2P2TOOT sebagai koordinator, Universitas Airlangga, dan LIPI, sebagai anggota.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam pelaksanaannya, penelitian tanaman, antara lain memanfaatkan SDG lokal tanaman Johar yang saat ini memasuki tahun Ke-II mengalami kendala dalam pencapaian target, terutama dalam mengkarakterisasi dan mengidentifikasi koleksi tanaman Johar yang mengandung senyawa anti malaria, Cassiarin. Oleh karena alasan itulah maka pada hari Jumat, tanggal 11 Mei 2018 telah diadakan rapat koordinasi yang melibatkan BB Biogen Balitbangtan sebagai narasumber tentang kemungkinan pemanfaatan teknologi marka molekuler pada tanaman Johar. Kegiatan ini merupakan bagian dari kerjasama dengan Balitbangtan sejak 2016 yang melibatkan BB Biogen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Rapat koordinasi dibuka oleh Kepala B2P2TOOT, Ahmad Saikhu, SKM, MSc,PH dan dihadiri selain oleh para pejabat struktural, antara lain : Kepala Bidang Layanan dan Sarana Penelitian, Drs Slamet Wahyono, MSc, Apt; Kepala Bidang Kerjasama dan Informasi, Nita Supriyati, M.Biotech, Apt, juga dihadiri para peneliti, khususnya Tim Konsorsium penelitian Johar, yang diketuai, Dr. Ir. Yuli Widyastuti, MP.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pada kesempatan ini BB Biogen menyampaikan materi dengan tema : 1. Potensi Pemanfaatan Teknologi Marka Molekuler untuk Studi Keragaman Genetik dan Perbaikan Tanaman, khususnya terkait dengan tanaman Johar (Cassia siamea, Lamk), yang disampaikan oleh Dr. Dwinita W. Utami. 2. Teknologi genome editing, CRISPR untuk identifikasi gen dan pembentukan tanaman penghasil senyawa anti malaria : hasil studi banding pada tanaman Artemisia, yang disampaikan oleh Dr. Sri Koerniati. Acara dilanjutkan diskusi dan tanya jawab. Dalam diskusi disampiakan bahwa status penelitian saat ini adalah telah dikoleksinya beberapa aksesi Johar dari berbagai lokasi di Indonesia. Koleksi ini beberapa diantaranya telah dikarakterisasi dan diisolasi senyawa Cassiarin-nya namun nampaknya hasil masih perlu dioptimisasi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Dr Dwinita Wikan Utami dari BB Biogen pemanfaatan teknologi marka molekuler memungkinkan untuk mengkarakterisasi koleksi tanaman Johar yang ada berdasarkan penanda genetik tertentu yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk memilih / membentuk klon tanaman Johar unggul, sebagai tanaman penghasil senyawa obat anti malaria. Beberapa hal teknis dan kendala dalam aplikasi teknologi marka molekuler juga mengemuka dalam diskusi ini.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hasil dari rapat koordinasi ini adalah akan segera diadopsinya teknologi marka molekuler untuk penelitian pengembangan tanaman Johar. Diharapkan penguasaan teknologi marka molekuler oleh Balitbangtan dapat turut berperan berkontribusi dalam percepatan pengembangan tanaman Johar, sebagai tanaman obat.(LT).

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan