Catat! Jangan Anggap Remeh Penyakit Kanker Batang Buah Naga
Foto : Buah Naga yang Terserang Salah Satu Penyakit, yaitu Kanker Batang.

Catat! Jangan Anggap Remeh Penyakit Kanker Batang Buah Naga

Pilarpertanian - Indonesia mempunyai potensi sangat besar dalam pengembangan produksi buah-buahan tropis, salah satunya buah naga.


Walaupun buah naga ( Hylocereus polyrhizus ) bukan tanaman asli Indonesia, tapi syarat tumbuh buah naga ini sesuai dengan kondisi Indonesia. Beriklim tropis dan dapat tumbuh sampai ketinggian tempat 800 meter dari permukaan laut.


Untuk daerah di sepanjang garis ekuator, buah naga dapat dipanen dari bulan Januari sampai Desember. Oleh karena itu, sekitar tahun 2012 banyak petani maupun pelaku usaha di bidang hortikultura yang berinvestasi untuk memproduksi buah naga di berbagai wilayah di Indonesia.


Hal ini didukung pula oleh pemasaran buah naga yang masih terbuka lebar, baik pasar domestik maupun luar negeri.



Daerah sentra buah naga di Indonesia saat ini tersebar di Provinsi Jawa Tengah (Wonogiri, Cilacap, Kudus, Rembang, dan Tegal), D.I Yogyakarta (Sleman, Bantul, Kulon Progo dan Gunung Kidul), Jawa Timur (Banyuwangi, Jember, Lumajang, Gresik, dan Malang), Kalimantan Tengah (Pulang Pisau dan Kotawaringin Barat), Kalimantan Barat (Sambas), Kalimantan Timur (Kutai Kertanegara), Jawa Barat (Subang, Bogor, Sukabumi, Sumedang, dan Bandung), Banten (Pandeglang dan Serang), Bali (Buleleng), Bengkulu (Kepahiang), Nusa Tenggara Barat (Lombok Timur dan Lombok Tengah), Maluku Utara (Halmahera dan Tidore Kepulauan).


Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, dalam keterangannya, Sabtu (1/8) mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus meningkatkan Gerakan Mendorong Produksi, Meningkatkan Daya Saing dan Ramah Lingkungan (Gedor Horti).


”Gedor Horti untuk ekspor buah tropis akan membawa manfaat positif bagi perekonomian nasional. Tahun 2020 ini, ekspor buah naga Indonesia ke China juga sudah terbuka,” ujar Dirjen yang biasa disapa Anton itu.


Hal tersebut sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo untuk terus memacu produksi dan meningkatkan kualitas/mutu dari komoditas hortikultura.


Berdasarkan hasil survei Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika) Solok pada tahun 2013 dan 2015, sebagian besar pertanaman buah naga di Provinsi Kepulauan Riau (Batam dan Bintan) hancur terserang salah satu penyakit. Yaitu kanker batang.


“Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Neoscytalidium dimidiatum, dapat mengancam produksi buah naga di Indonesia karena bisa mematikan tanaman,” beber Anton.


Beberapa wilayah lain yang diserang penyakit kanker batang selanjutnya adalah daerah sentra pengembangan buah naga Provinsi Sumatera Barat, terutama di Kabupaten Padang Pariaman. Pada tahun 2016, hampir 50% pertanaman buah naga di Provinsi Kalimantan Timur juga terserang dengan kategori ringan sampai berat. Masalah yang sama juga terjadi di Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.


Penyakit kanker batang dapat menyerang bagian batang maupun buah. Gejala pada batang yang dimulai pada batang muda/sulur, adanya bintik-bintik/bercak-bercak putih seperti tusukan halus dan cekung pada bagian tengah.


Gejala lebih lanjut, bercak-bercak menyatu, berwarna kuning sampai kecokelatan dan membengkak (seperti bisul) meletus, kemudian akan mengeras, berwarna hitam dan mengering. Gejala pada buah, terdapat bintik-bintik/bercak-bercak putih seperti gejala awal pada batang.


“Gejala lanjut pada buah, bercak-bercak menyatu menutupi permukaan buah, sehingga kulit buah menghitam dan kering,” lanjut Anton.


Perkembangan penyakit dipengaruhi oleh faktor cuaca dan kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman/bagian yang terserang. Curah hujan tinggi, apalagi sisa-sisa tanaman dan bagian yang tidak dimusnhkan sangat mendukung perkembangan penyakit. Oleh sebab itu, pengendalian sangat diperlukan, agar penyakit tidak berkembang.


Pengendalian penyakit kanker batang dilakukan secara ramah lingkungan, secara terpadu dengan melakukan monitoring gejala serangan awal, pemeliharaan tanaman secara optimal (pemupukan berimbang, pengairan cukup), melakukan sanitasi kebun dari sisa-sisa tanaman dan bagian tanaman yang terserang, kemudian dimusnahkan dengan cara membakar, dan eradikasi selektif tanaman yang terserang ringan dengan melakukan pemotongan bagian tanaman yang terserang, kemudian dimusnahkan dengan cara membakar dan bekas potongan oles dengan Bubur Bordo.


Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf, mengatakan bahwa keberhasilan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) harus dilakukan secara terpadu, serentak, dan ramah lingkungan sesuai dengan Prinsip PHT.


”Beberapa prinsip PHT yang penting dilakukan yaitu budidaya tanaman sehat, pengamatan agroekosistem secara rutin, serta pelestarian musuh alami. Hal itu akan berguna sehingga petani dapat mengambil keputusan dalam melakukan pengelolaan OPT di lahannya. Kami terus mengingatkan petani untuk menggunakan bahan pengendali yang ramah lingkungan agar produk makin berdaya saing dan aman konsumsi,” pungkas Yanti.(ND)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Menteri PPN/Kepala Bappenas Puji Mentan Amran, Optimis Pertanian Bangkit Lebih Kuat

Menteri PPN/Kepala Bappenas Puji Mentan Amran, Optimis Pertanian Bangkit Lebih Kuat

Pilarpertanian – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rachmat Pambudy, memberikan apresiasi tinggi atas kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam mendorong kebangkitan sektor pertanian nasional. Hal ini disampaikan saat menghadiri Kongres Tani yang digelar oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan, Selasa […]

Satgas Pangan Beri Waktu 2 Minggu Agar Pelaku Usaha Beras Patuhi Aturan

Satgas Pangan Beri Waktu 2 Minggu Agar Pelaku Usaha Beras Patuhi Aturan

Pilarpertanian – Pemerintah memberikan ultimatum tegas kepada para pengusaha beras agar segera mematuhi regulasi yang berlaku, khususnya terkait mutu, harga, dan kesesuaian informasi pada kemasan produk. Hal ini disampaikan usai Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkap hasil investigasi nasional yang menunjukkan anomali pada produk beras yang beredar di pasaran dan berpotensi merugikan konsumen hingga Rp 99,35 triliun […]

Penyuluh Pertanian Garda Terdepan Transformasi Pertanian Indonesia

Penyuluh Pertanian Garda Terdepan Transformasi Pertanian Indonesia

Pilarpertanian – Puncak peringatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-53 Tahun 2025 menjadi momentum penting pengakuan terhadap peran strategis Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam menopang transformasi sektor pertanian dan mendukung terwujudnya swasembada pangan nasional. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengapresiasi dedikasi para penyuluh dan Babinsa yang terus mendampingi petani di lapangan. Ia menegaskan, HKP tahun […]

Masyarakat Dukung Langkah Tegas Mentan Amran Usut Mafia Pangan: “Ini yang Ditunggu-Tunggu!”

Masyarakat Dukung Langkah Tegas Mentan Amran Usut Mafia Pangan: “Ini yang Ditunggu-Tunggu!”

Pilarpertanian – Langkah tegas Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam membongkar praktik curang 212 mafia pangan dari 10 provinsi menuai apresiasi dan dukungan luas dari masyarakat. Investigasi gabungan yang melibatkan Kementerian Pertanian, Satgas Pangan Polri, dan Kejaksaan Agung mengungkap modus kejahatan mafia pangan berupa penjualan beras dengan mutu tak sesuai, berat tidak sesuai label, serta […]

Mentan Amran di Munas BEM SI ke-18: Mahasiswa Harus Jadi Motor Inovasi Pertanian dan Kedaulatan Pangan

Mentan Amran di Munas BEM SI ke-18: Mahasiswa Harus Jadi Motor Inovasi Pertanian dan Kedaulatan Pangan

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan pentingnya peran generasi muda dalam implementasi transformasi pertanian Indonesia dari sistem tradisional menuju pertanian modern yang berbasis teknologi dan inovasi. Dalam arahannya pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) ke-18 Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di Institut Pertanian Bogor (IPB), Amran menegaskan bahwa masa depan pertanian […]

Akhir Drama Dualisme! Kubu Moeldoko dan Fadli Zon Sepakat Tunjuk Sudaryono Jadi Ketua Umum HKTI

Akhir Drama Dualisme! Kubu Moeldoko dan Fadli Zon Sepakat Tunjuk Sudaryono Jadi Ketua Umum HKTI

Pilarpertanian – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyampaikan tanggapannya terkait dukungan kuat dari berbagai pihak untuk menjadikannya Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2025-2030. Dalam Musyawarah Nasional (Munas) X HKTI dan Kongres Tani Indonesia yang berlangsung di Kementerian Pertanian, Jakarta, Sudaryono menegaskan komitmennya untuk menyatukan dualisme yang telah lama […]

Investigasi Kementan: Beras Tidak Sesuai Regulasi, Rugikan Konsumen Hingga Rp 99,35 Triliun

Investigasi Kementan: Beras Tidak Sesuai Regulasi, Rugikan Konsumen Hingga Rp 99,35 Triliun

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) baru saja melaksanakan investigasi yang mengevaluasi mutu dan harga beras yang beredar di pasaran. Temuan ini menunjukkan adanya potensi kerugian besar bagi konsumen, dengan total kerugian yang bisa mencapai hingga Rp 99,35 triliun per tahun. Ternyata ditemukan mayoritas beras yang dijual di pasaran, baik dalam kategori premium maupun medium, menunjukkan […]

HKTI: Mentan Amran Tokoh Pemersatu HKTI

HKTI: Mentan Amran Tokoh Pemersatu HKTI

Pilarpertanian – Ketua Badan Pertimbangan Organisasi (BPO) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Oesman Sapta Odang (OSO), menyebut Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebagai sosok pemersatu di tubuh HKTI. Ia menilai kepemimpinan Amran tak hanya kuat dalam visi pertanian, tetapi juga mampu merajut kembali simpul-simpul organisasi yang sempat renggang. “Pak Amran ini menteri yang canggih. […]

Mentan Amran Pastikan Penyatuan HKTI Memperkuat Akselerasi Sektor Pertanian

Mentan Amran Pastikan Penyatuan HKTI Memperkuat Akselerasi Sektor Pertanian

Pilarpertanian – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa penyatuan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) akan memperkuat akselerasi pembangunan sektor pertanian nasional. Langkah ini dinilai strategis memperkuat peran kelembagaan petani untuk mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam mewujudkan swasembada pangan. Sejak Musyawarah Nasional (Munas) VII di Bali pada Juli 2010, HKTI mengalami dinamika […]