Dorong Peningkatan Ekspor, Kementan Berperan Aktif dalam Codex Internasional

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Peran Indonesia dalam perdagangan komoditas pangan internasional terus ditingkatkan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal ini diwujudkan dengan keterlibatan aktif Kementerian Pertanian beserta Kementerian/Lembaga lainnya dalam penyusunan dan pengembangan standar, pedoman, code of practice dan rekomendasi lain terkait keamanan dan mutu pangan hasil pertanian yang berlaku secara internasional dalam wadah Codex Alimentarius Commission (CAC), atau disingkat Codex.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam Rapat Komite Nasional Codex Indonesia ke-2 tahun 2019 yang digelar di Jakarta, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi, menekankan bahwa aspek keamanan pangan dari komoditas yang kita ekspor perlu disesuaikan dengan standar keamanan pangan internasional.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ekspor produk pertanian kita terus meningkat, dari 2013 hingga 2018 peningkatannya mencapai sekitar 10 juta ton. Hal ini tentu saja perlu disertai dengan penjaminan keamanan pangan terhadap komoditas yang kita ekspor, sehingga penanganan keamanan pangan khususnya pangan segar asal tumbuhan perlu kita perkuat,” ucap Agung dalam arahannya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih lanjut dikatakan Agung, saat ini Badan Ketahanan Pangan aktif menjadi koordinator Mirror Committee (MC) yang bertanggung jawab terhadap 6 task force/committee, yaitu: 1) Codex Committee on Fresh Fruits and Vegetables (CCFFV), 2) Codex Committee on Spices and Culinary Herbs (CCSCH), 3) Codex Committee on Pesticide Residues (CCPR), 4) Codex Committee on Residue of Veterinary Drugs in Foods (CCRVDF), 5) Task Force on Antimicrobial Resistance (TFAMR), 6) Codex Committee on Meat Hygiene (CCMH).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Untuk mendukung hal tersebut, perlu dilakukan penguatan data informasi serta kajian-kajian ilmiah yang terkait sehingga dapat memperkuat justifikasi posisi Indonesia,” tegas Agung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Agung juga menambahkan bahwa Kementan terus mendukung dalam forum ini. Pada tahun 2019 telah terlibat dalam beberapa sidang komisi Codex antara lain CCPR ke 51 di China, dan CCSCH ke 4 di India, serta penyelenggaraan sidang komisi tentang kontaminan (CCCF) ke-13 di Yogyakarta.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain itu, pada tanggal 8 – 12 Juli 2019 akan berpartisipasi dalam Codex Allimentarius Commission (CAC) di Jenewa yang merupakan forum tertinggi dalam organisasi Codex.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Bambang Prasetya, selaku Ketua Komite Nasional Codex Indonesia yang hadir memimpin rapat, menyampaikan bahwa keterlibatan Kementerian/Lembaga dalam penyusunan berbagai standar, pedoman, atau regulasi lainnya yang mendukung pada kepentingan Indonesia perlu diperkuat, mengingat peran strategis Codex dalam perdagangan dan kesehatan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Para perwakilan dari kementerian/lembaga maupun anggota komite nasional diharapkan terus berkoordinasi untuk memberikan masukan khususnya terkait posisi Indonesia dalam sidang Codex Internasional,” kata Bambang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Diingatkan Bambang, bahwa tugas sebagai Mirror Committee (MC) di masing-masing kementerian harus diperkuat dalam pembahasan isu-isu strategis sesuai komoditas yang ditanganinya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam rapat komite nasional ini antara lain dibahas penguatan posisi Indonesia pada Codex strategic plan, strategi Indonesia untuk menjadi ketua Codex, yang semua ini diharapkan memperkuat posisi tawar dan kepentingan Indonesia pada forum Codex Internasional.(DYN)