Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional, TNI Angkatan Laut Bersama Kementan Lakukan Gerakan Nasional Penanaman Sorgum

Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional, TNI Angkatan Laut Bersama Kementan Lakukan Gerakan Nasional Penanaman Sorgum
Gerakan Nasional Penanaman Sorgum oleh TNI Angkatan Laut dan Kementerian Pertanian di Desa Mekarwangi, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pilarpertanian - Dalam rangka peringatan ulang tahun yang ke-77 serta menyambut Hari Pangan Sedunia, TNI Angkatan Laut menggelar gerakan nasional penanaman sorgum secara serentak di 77 lokasi di seluruh Indonesia, yang terpusat di Desa Mekarwangi, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor. Acara ini dihadiri oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut dan Wakil Menteri Pertanian. Kegiatan ini merupakan program TNI AL pada tahun anggaran 2022 dan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, guna mensukseskan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan dan mengembangkan komoditas substitusi impor guna mengamankan ketahanan pangan nasional.

Laksamana Madya TNI Ahmad Heri Purwono, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) dalam sambutannya menyampaikan bahwa di tengah kondisi global yang tidak menentu dan berpotensi mengganggu ketersediaan pangan nasional, maka diperlukan langkah-langkah antisipasi salah satunya dengan mengembangkan sorgum sebagai substitusi impor. Penanaman sorgum ini memanfaatkan lahan kosong milik TNI AL yang tersebar di seluruh Indonesia dengan luas kurang lebih 800.000 hektar, sedangkan di kecamatan Cariu sendiri ada 86 hektar.

“Saya berharap program ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat dan pihak terkait sehingga dapat bermanfaat khususnya bagi masyarakat,’’ ungkap Ahmad Heri Purwono.

“Kenapa sorgum? beberapa waktu lalu saya mendapat masukan dari bapak wakil menteri pertanian bahwa sorgum ini merupakan salah satu substitusi gandum, dan sorgum ini informasinya tahan air artinya dapat tumbuh di lahan yang ketersediaan airnya kurang, sorgum ini juga mulai dari batang, daun hingga bijinya bisa dimanfaatkan, sorgum juga memiliki kandungan gizi yang bagus, jadi ini sangat cocok untuk dibudidayakan,” tambahnya.

Di samping itu, kegiatan ini juga dianugerahkan piagam penghargaan Rekor MURI atas penyelenggaraan Gerakan Nasional Penanaman Sorgum secara serentak di lokasi terbanyak di dunia, piagam penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Awan Rahargo Direktur Pemasaran MURI kepada Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono.

Sementara itu Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi, pada kesempatan yang sama mengapresiasi langkah dukungan TNI AL dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional, dan diharapkan ini dapat tersosialisasikan kepada seluruh masyarakat, sehingga masyarakat punya alternatif lain baik dari segi budidaya maupun konsumsi.

“Hampir di seluruh dunia negara-negara membatasi ekspor pangannya, mengurangi menjual hasil mereka ke luar negeri, menurut saya ini merupakan peluang bagi kita untuk mengembangkan komoditas pangan kita, sebagai contoh Singapura beberapa waktu yang lalu membutuhkan telur ayam dalam jumlah yang banyak karena Malaysia mengurangi produksi mengurangi ekspornya ke Singapura lalu kita lakukan ekspor telur ayam ke Singapura, Cina juga membutuhkan beras dari Indonesia. Kita punya sumber daya alam yang luas, SDM kita tersebar dimanapun, skill kita dalam bertani, berternak dan berkebun juga luar biasa nah ini semua bisa kita manfaatkan,” tutur Harvick.

Harvick juga mengatakan, jangan tergantung di satu jenis pangan dalam hal ini gandum, jika terjadi masalah internasional seperti Covid-19 yang belum selesai sampai sekarang dan adanya perang Rusia dan Ukraina atau mungkin adanya fluktuasi ekonomi ini akan jadi masalah besar bagi Indonesia.

“Menurut saya, ini langkah awal yang baik. Pengembangan sorgum perlu mendapat dukungan dari semua pihak terutama offtaker-nya, jangan sampai kemudian petani sudah menanam lalu bingung mau jual nya kemana. Dan sebenarnya menurut saya semakin banyak komoditas pangan lain yang dikembangkan akan semakin baik, persaingannya sehat ketika yang satu bermasalah yang satu bisa tumbuh,” tambah Harvick.

Senada dengan Wamentan, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mengungkapkan Indonesia saat ini bergantung pada impor gandum dari luar negeri yang diolah menjadi mie dan roti sebagai alternatif pangan pokok utama masyarakat yaitu nasi. Untuk itu, beragam tanaman pangan lokal yang berpotensi menjadi pengganti gandum antara lain singkong, sorgum, sagu, ubi jalar, talas, dan lainnya diharapkan dapat dikembangkan secara masif.

“Sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahwa ke depan kita harus mampu menyediakan bahan pangan kita sendiri tidak perlu lagi impor, dan diharapkan mulai dari sekarang kita kembangkan komoditas substitusi impor dalam hal ini sorgum, sehingga Indonesia tak lagi bergantung bahan pangannya ke negara lain” ujar Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi.

“Sorgum ini kelebihannya adalah sekali tanam bisa dikepras dua kali, Artinya, setahun bisa tiga kali panen dengan sekali masa tanam, dan sorgum itu semuanya dapat dimanfaatkan, bisa sebagai pakan ternak, tepungnya bisa diolah buat kue-kue, bisa juga di buat beras sorgum,” tutup Suwandi.(PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan