Gelar Munas V, ABMI Dituntut Jaga Keseimbangan Produksi dan Harga Bawang Merah

Gelar Munas V, ABMI Dituntut Jaga Keseimbangan Produksi dan Harga Bawang Merah
Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto Saat Membuka Munas V ABMI di Hotel Novotel Semarang, Jawa Tengah.

Pilarpertanian - Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) selama 2 hari (26-27/8) menggelar Munas V di Hotel Novotel Semarang dalam rangka konsolidasi sekaligus pemilihan pengurus baru. Sejak berdiri tahun Mei 2003 silam, jaringan ABMI kini telah merambah di 40 kabupaten/kota dan 9 provinsi sentra produksi bawang merah seluruh Indonesia. Tak pelak kiprah dan keberadaan ABMI menjadi perhatian banyak pihak.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto, saat membuka Munas V ABMI, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga bawang merah agar tetap menguntungkan petani dan tidak memberatkan konsumen. “Pemerintah sangat tidak ingin petani tidak menikmati harga yang menguntungkan. Di sisi lain, pemerintah juga dihadapkan tuntutan konsumen agar harga terjangkau. Kuncinya adalah keseimbangan produksi dan harga. ini yang harus kita upayakan bersama,” ujar Prihasto. Ditambahkan pula bahwa untuk menjaga keseimbangan tersebut, dilakukan pengaturan tanam antar waktu dan antar wilayah dan ini telah dilakukan di banyak sentra bawang merah. Tidak hanya itu, diungkapkan pula bahwa Pemerintah ingin petani bawang merah memperhatikan keberlanjutan usahanya dengan menerapkan budidaya ramah lingkungan.

Menurut Prihasto, ABMI selama ini telah banyak berkiprah untuk kemajuan petani bawang merah nasional. “Saya ingat bagaimana ABMI secara heroik memperjuangkan penolakan impor pada periode 2012 – 2016. Hasilnya, sejak 2017 sampai saat ini, kita mampu swasembada bawang merah nasional. Tidak ada impor bawang merah konsumsi sama sekali,” katanya. ABMI juga disebutnya menjadi salah satu pelopor penolakan bawang bombai berukuran mini yang berdiameter di bawah 5 cm karena disinyalir akan merusak harga bawang merah lokal.

Prihasto berharap ABMI bisa terus memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan produksi dan harga bawang merah sepanjang tahun. Pihaknya siap bersinergi dalam menyusun kebijakan dan pelaksanaan program pengembangan kawasan nasional. “Kita punya champion bawang merah yang hampir semuanya notabene anggota ABMI. Program pengamanan stok dan pengembangan kawasan bersama champion akan berlanjut tahun depan. Tahun ini program tersebut terbukti mampu mendukung upaya pengendalian inflasi nasional,” terang pria yang akrab dipanggil Anton tersebut.

Senada, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Distanbun menyebut peran penting ABMI dalam menjaga inflasi pangan daerah akibat fluktuasi harga bawang merah. “Jawa Tengah menjadi sentra terbesar bawang merah di Indonesia, bahkan tahun lalu surplus 500 ribu ton lebih. Namun, inflasi yang dipicu bawang merah masih saja tetap terjadi di Jawa Tengah sendiri. Produksi antar waktu dan antar wilayah perlu diperkuat lagi,” terang Ganjar.

Gelaran Munas ABMI dihadiri perwakilan petani dan pelaku agribisnis bawang merah dari seluruh sentra produksi. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Supriyanto hadir mewakili Gubernur Ganjar Pranowo. Selain itu tampak hadir Kepala Dinas Pertanian Brebes, Solok Sumatera Barat, Demak dan para pelaku usaha bawang merah nasional.

Munas sekaligus menggelar pemilihan ketua umum ABMI periode 2023 – 2027. Dari total 138 suara, petani sekaligus pengusaha bawang merah asal Brebes, Dian Alex Chandra mendapat suara terbanyak dengan total 74 suara, sementara Ikhwan Arif 64 suara. Alex Chandra akan menggantikan H. Juwari yang sudah menjabat sebagai Ketua Umum selama 2 periode sebelumnya. Posisi Sekretaris Jenderal ABMI tetap disematkan kepada Ikhwan Arif yang sebelumnya menjabat posisi yang sama. Adapun Bendahara Umum dipercayakan kepada Ahmad Soleh dari Kendal.(BB)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan