Guru Besar UNHAS: Kita Perlu The New Policy of Food Membangun Kebijakan Pangan dari Perdesaan
Redaksi dan Informasi pemasangan iklan Hubungi: Admin Pilarpertanian

Guru Besar UNHAS: Kita Perlu The New Policy of Food Membangun Kebijakan Pangan dari Perdesaan

Pilarpertanian - Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di sejumlah daerah saat Pandemi Covid-19 membawa sejumlah masalah mulai dari moda transportasi hingga berimplikasi terhadap pengurangan akses terhadap pangan bagi masyarakat. Jika ini terus terjadi maka ketahanan pangan akan terganggu, dan bukan tidak mungkin krisis pangan akan terjadi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Isu krisis pangan ini sempat disuarakan oleh Food Agriculture Organization/FAO. Menurut FAO pandemi covid-19 ini berakibat pada krisis pangan. Negara-negara di dunia harus siap menghadapi ancaman ini.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Angka krisis pangan akibat pandemi ini bisa antara 21-25%. Oleh karenanya, suka tidak suka, mau tidak mau pandemi ini akan berpengaruh terhadap penurunan 37% of agriculture development produk,” kata Guru Besar Universitas Ekologi Politik, Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Hasanuddin, Imam Mujahidin saat Diskusi Virtual bersama Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Rayon UNHAS, kemarin Rabu (13/5/2020).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurutnya jika terjadi gangguan tersebut maka akan berdampak pada produk domestik bruto (PDB) yang akhirnya akan berimplikasi terhadap kelesuan ekonomi, termasuk imbasnya terasa kepada para petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri juga mengingatkan dalam rapat terbatas mengenai kebutuhan bahan pangan pokok menekankan agar ketersediaan pangan tetap terjaga sepanjang waktu untuk memenuhi kebutuhan pangan 267 juta rakyat Indonesia,” ucapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Imam melanjutkan bahwa proyeksi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2045 akan meningkat menjadi 319 juta jiwa dari sekarang hanya 267 juta jiwa, otomatis kebutuhan pangan semakin besar sementara lahan baku sawah cenderung stabil, disisi lain proporsi kelas menengah akan naik dari 85 juta tahun 2020 menjadi 254 juta pada tahun 2045, ini akan berimplikasi terhadap peningkatan permintaan pangan olahan yang berkualitas, beragam dan bergizi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pemerintah sudah menyepakati bahwa beras bukan satu-satunya bahan pangan pokok. Kita harus berfikir untuk menguatkan pangan lokal, kalau bisa UNHAS membuat pusat studi sagu. Jika ini bisa dilakukan maka akan menjadi tren yang baik untuk masa depan. Ahli-ahli sagu harusnya dilahirkan dari universitas-universitas di wilayah timur, termasuk Universitas Hasanuddin,” terang Imam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal senada juga telah disampaikan Kepala Program Studi FKM UNHAS, Citra Kesumasari. Ia menyebut bahwa keberagaman pangan dengan pangan lokal harus dikuatkan utamanya saat pandemi Covid-19 ini dan juga untuk kebutuhan di masa depan. Makan tidak harus nasi, bisa jagung, ubi kayu, sagu dan aneka pangan lokal lainnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ini penting agar pemenuhan pangan tidak bergantung pada satu jenis komoditas karena terus terang masyarakat Makassar saat ini terlalu bergantung ke Nasi, padahal pangan masa depan tidak harus nasi,” jelas Citra.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
The New Policy of Food: Kebijakan Pangan dimulai dari Perdesaan
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Upaya pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi bukan perkara mudah, ada berbagai tantangan yang dihadapi oleh bangsa ini. Imam Mujahidin mengatakan dalam rangka pemenuhan pangan tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo telah instruksikan kepada jajarannya untuk menambah luas lahan sawah agar luas tanam bertambah dan produksi pangan dapat mencukupi kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Mulai beberapa pekan depan, tim akan turun ke lapangan untuk identifikasi potensi-potensi rawa di wilayah Kalimantan-Sulawesi, harapannya bisa dibuka untuk lahan pertanian,” kata Imam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain itu, Imam juga memaparkan tantangan lain yang di hadapi dalam memenuhi kebutuhan pangan antara lain dari sisi suplai produksi misalnya, pemerintah dihadapkan pada masalah regenerasi SDM Petani, konversi lahan pertanian, perubahan Iklim, Skala Usaha, Alsintan, keterbatasan teknologi, dan loss and waste.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dari sisi suplai distribusi kendala akses pangan di wilayah terpencil, infrastruktur, arus distribusi, dan nilai margin perdagangan dan pengangkutan (MPP) masih berfluktuasi,” tuturnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selanjutnya dari sisi permintaan, upaya pemenuhan kebutuhan pangan menjadi semakin penting seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, problem Triple Burden Malnutrion (kurang gizi, obesitas, dan kekurangan zat gizi mikro), keamanan dan mutu pangan, olahan pangan inovatif dan kehalalan makanan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dengan berbagai permasalahan yang komplek diatas, maka pemerintah perlu mengambil langkah kebijakan yang terarah, terukur dan terintegrasi agar kedepan permasalahan pangan dapat teratasi dengan baik,” beber Imam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih lanjut Imam berpendapat, saat ini adalah momentum yang tepat dimana pandemi Covid-19 ini pemerintah dan masyarakat dapat melihat secara jelas sisi-sisi kekuatan dan kelemahan dari sistem pangan yang saat ini sudah berjalan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal ini juga, lanjut Imam, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tertuang dalam rapat terbatas mengenai bahan kebutuhan pokok tanggal 21 April 2020. Salah satunya adalah memanfaatkan situasi pandemi ini menjadi momentum untuk mereformulasi kebijakan sektor pangan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kebijakan pangan selama ini disusun berdasarkan sentralistik, dari pusat ke daerah, top down, sehingga seringkali apa yang dilakukan oleh pemerintah tidak sama dengan yang dibutuhkan masyarakat,” papar Imam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kedepan, Imam menegaskan kebijakan pangan harus diturunkan dari level desa dengan penyusunan neraca pangan, diidentifikasi mana yang kurang/defisit mana yang lebih/surplus, lalu hasilnya dibawa ke kecamatan, diselesaikan di tingkat kecamatan, lalu hasilnya dibawa ke kabupaten, dan seterusnya sampai ke provinsi dan pusat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sehingga kebijakan yang kelak dilakukan benar-benar dari level bawah, ini yang saya sebut sebagai The New Policy of Food, membangun neraca pangan dari level perdesaan,” jelas Imam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Guru Besar UNHAS ini juga mencontohkan bagaimana keberhasilan pemenuhan kebutuhan pangan sebagai dampak dari Covid-19 dari negara Taiwan dan Vietnam, Ia menyebut bahwa sejak awal kedua negara tersebut telah memiliki sistem pertahanan sosial yang kuat karena bicara masalah covid maka bukan mendefinisikan masalah kebutuhan pangan semata.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Masalah Covid-19 ini juga tentang bagaimana mobilisasi sosial dan masyarakat untuk bersama-sama mengatasi masalah dari level paling bawah,” terang Imam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dikesempatan tersebut juga hadir Guru Besar UNHAS sekaligus Dosen Ilmu Kelautan dan Perikanan, Jamaludin Jompa yang menyebutkan bahwa pemikiran Professor Imam dinilai brilian dan harus diimplementasikan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ini ide yang bagus sekali beruntung sekali Pak Mentan memiliki orang-orang sekaliber Prof Imam, sehingga kebijakan pangan dan pertanian kedepan semakin lebih baik,” sebut Jamaludin.(BB)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan



Artikel Lainnya

Teknologi Jagung Multi Tongkol, Menjadi Pusat Perhatian Pengunjung Penas XVI

Teknologi Jagung Multi Tongkol, Menjadi Pusat Perhatian Pengunjung Penas XVI

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan rutin mengadakan Bimbingan Teknis Inovasi Komoditas Tanaman Pangan pada gelaran Penas XVI, salah satunya teknologi Jagung Multi Tongkol. Pada 12/6/2023 diadakan Bimtek di saung Petani Serealia membahas teknologi terbaru ini. Peserta Bimtek berasal dari petani Sumatera Utara, petani Kalsel, petani Riau, petani Kalbar, petani Gorontalo, petani […]

Petani Seluruh Indonesia Asah Keterampilan dan Tampilkan Inovasi di PENAS XVI 2023

Petani Seluruh Indonesia Asah Keterampilan dan Tampilkan Inovasi di PENAS XVI 2023

Pilarpertanian – Gelaran Pekan Nasional Petani Nelayan (PENAS) XVI tahun 2023 berlangsung selama 6 (enam) hari pada tanggal 10-15 Juni 2023 di Lapangan Udara Sutan Sjahrir, Kota Padang, Sumatera Barat. Salah satu yang paling ditunggu-tunggu oleh peserta PENAS dari seluruh Indonesia adalah rangkaian kegiatan Peragaan, Unjuk Tangkas dan Asah Terampil (PUA). Kegiatan PUA dilaksanakan selama […]

Kunjungi Solok, Mentan SYL Dorong Pengembangan Integrated Farming Kawasan Hortikultura

Kunjungi Solok, Mentan SYL Dorong Pengembangan Integrated Farming Kawasan Hortikultura

Pilarpertanian – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong pengembangan integrated farming kawasan hortikultura di Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar). Upaya ini guna mengoptimalkan sumber daya lahan yang subur untuk peningkatan produksi komoditi pertanian sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat, juga upaya mengantisipasi dampak perubahan iklim. “Saya bersama Pak Bupati, Pak Gubernur akan mendorong sebuah konsepsi […]

Antisipasi El Nino, Mentan SYL Tinjau Kawasan Sekaligus Panen Bawang Merah di Solok

Antisipasi El Nino, Mentan SYL Tinjau Kawasan Sekaligus Panen Bawang Merah di Solok

Pilarpertanian – Di tengah semaraknya ajang Pekan Nasional (PENAS) Petani dan Nelayan XVI di Kota Padang, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bersama Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah dan Bupati Solok, Epyardi Asda meninjau kawasan sentra pengembangan bawang merah nasional di Kabupaten Solok sekaligus melakukan panen. Kegiatan ini guna mendorong pengembangan budidaya bawang merah […]

Terobosan Baru, Kementan Hadirkan Jagung Multi Tongkol di Penas Padang

Terobosan Baru, Kementan Hadirkan Jagung Multi Tongkol di Penas Padang

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian terus mendorong petani agar dapat menggunakan pupuk hayati. Pasalnya, perlakuan pupuk hayati dapat mempengaruhi keberhasilan produksi pertanian. Pemupukan pada tanaman merupakan hal paling penting untuk menunjang pertumbuhan vegetatif dan generatif. Acara Penas XVI di Padang memberikan dampak luar biasa. Salah satunya, demplot jagung multi tongkol yang menjadi perhatian petani seluruh Indonesia. […]

Budidaya Padi Zero Waste Plus Biosaka, Budidaya Efisien Dan Produktif Ramah Lingkungan

Budidaya Padi Zero Waste Plus Biosaka, Budidaya Efisien Dan Produktif Ramah Lingkungan

Pilarpertanian – Butiran padi mengangguk lembut diterpa semilir angin di lahan lokasi Pekan Nasional (Penas) XVI Petani dan Nelayan di Padang, Sumatera Barat pada tanggal 10-15 Juni 2023. Varietas padi Inpari Gemah yang ditanam pada lokasi sawah bukaan baru tersebut tumbuh subur dengan bulir gabah penuh memadati malai. Padi Inpari Gemah merupakan padi pera produktivitas […]

Menuju Indonesia Feed The World 2045, Kementan Fokus Pertanian Ramah Lingkungan

Menuju Indonesia Feed The World 2045, Kementan Fokus Pertanian Ramah Lingkungan

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani Episode 936, pada dengan mengangkat tema “Menuju Indonesia Feed The World 2045” pada hari Selasa (13/6/2023). Hal ini untuk memperkuat upaya Indonesia sebagai membangun lumbung pangan dunia sehingga menghadapi tantangan global, ketahanan pangan Indonesia kuat dan bahkan […]

Kementan Gelar Bimtek Budidaya Padi Zero Waste Dan Pengecekan Mutu Benih Untuk Sistem Pertanian Masa Depan

Kementan Gelar Bimtek Budidaya Padi Zero Waste Dan Pengecekan Mutu Benih Untuk Sistem Pertanian Masa Depan

Pilarpertanian – Kementaerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menggelar ragam teknologi pada Pekan Nasional (Penas) XVI 2023 Padang Sumatera Barat. Salah satu inovasi atau teknologi yang ditampilkan yaitu Budidaya Padi Zero Waste. Sistem Zero Waste yaitu suatu sistem budidaya terintegrasi antara pertanian dan peternakan yang berlangsung secara kontinu sehingga tidak ada limbah yang dihasilkan. […]

Temu Usaha Agribisnis Penas 2023 UPLAND Hasilkan Sejumlah MOU

Temu Usaha Agribisnis Penas 2023 UPLAND Hasilkan Sejumlah MOU

Pilarpertanian – Temu Usaha Agribisnis yang merupakan salah satu rangkaian acara dalam Penas Petani Nelayan XVI, menghasilan sejumlah MOU (kesepakatan kerja sama). Pertemuan ini dilaksanakan selama 3 hari ini, mulai dari tanggal 11-13 Juni 2023. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil menyebutkan, ada MOU UPLAND Project PSP antara korporasi dengan […]