Harga Bawang Merah Jatuh Justru Saat Kemarau Panjang, Kenali Sebabnya
Harga Bawang Merah Jatuh karena Panen Raya Terjadi Secara Bersamaan di Berbagai Daerah di Indonesia.

Harga Bawang Merah Jatuh Justru Saat Kemarau Panjang, Kenali Sebabnya

Pilarpertanian - Bulan Agustus hingga September, sebagian besar wilayah Indonesia disebut memasuki fase El Nino yang identik dengan kekeringan. Namun uniknya produksi bawang merah pada periode tersebut justru terbilang paling maksimal. Intensitas panas matahari lebih banyak dibanding bulan lainnya, sehingga cocok untuk proses pengumbian bawang merah. Alhasil hasil panen bawang merah di bulan tersebut berlimpah. Panen raya juga terjadi di berbagai sentra utama diantaranya Brebes, Nganjuk, Solok, hingga Bima. Permintaan pasar yang relatif stagnan, hilirisasi belum optimal, serta harga di pasar ekspor yang melemah disinyalir turut mempengaruhi rendahnya harga bawang merah di tingkat petani saat ini.


Akat, petani champion bawang merah asal Nganjuk menuturkan tahun ini produksi bawang merah di wilayahnya terpantau tinggi. Biaya produksinya pun dinilai efisien dibanding daerah lain. “Luas panen Agustus s/d September di Nganjuk diperkirakan mencapai 4.444 hektar dengan produksi lebih dari 60.000 ton, paling banyak di Kecamatan Rejoso, Bagor dan Wilangan. Provitas saat ini cukup tinggi sekitar 15 – 20 ton/ha” ujar Akat.


Menurutnya, panen di Nganjuk terjadi hampir bersamaan baik di sentra lama maupun di sentra baru sehingga produksi menumpuk dan harga cenderung rendah. Rata-rata bawang merah saat ini ditunda jual dan disimpan di rumah masing-masing petani dan sebagian masih dijemur di lahan. “Diperkirakan masih 75% panenan yang tertahan tunda jual sambil menunggu harga membaik. Ndilalah, kemampuan pasar dan pedagang lokal untuk menyerap juga terbatas, tidak seramai tahun-tahun lalu. Bahkan bawang Nganjuk jika masuk Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ), harganya bisa mempengaruhi bawang Brebes karena harga berapapun dilepas selama masih ada sedikit untung,” bebernya. Dampak melemahnya serapan bawang merah Nganjuk berimbas ke sentra lainnya yang sama-sama menanam varietas Tajuk diantaranya Pati, Bojonegoro, Kediri dan sebagainya.


Senada dengan Akat, Petani Champion bawang merah Solok, Indra Wardi mengungkap faktor penyebab harga jatuh saat ini dipicu panen bersamaan di sentra-sentra produksi. Ditambah lagi daerah yang biasanya tidak tanam bawang merah sekarang mulai melakukan penanaman. “Solok ini panen terus-menerus sepanjang tahun. Luasan panen kumulatif Juli sampai September diperkirakan mencapai 3 ribu hektar. Bawang merah yang sudah panen kondisinya masih menumpuk di pengeringan karena berkurangnya permintaan pasokan dari pasar langganan seperti Sumatera Utara, Riau, Aceh dan Jambi. Pasar tersebut saat ini sudah terisi dari bawang asal Jawa,” ungkapnya. “Harga saat ini masih miris di kisaran Rp 10.000/kg bahkan sempat mencapai titik terendah di Rp 3.500/kg untuk bawang yang kecil,” tambahnya.



Terlebih sampai saat ini Solok dan sentra besar lainnya belum memiliki gudang penyimpanan yang cukup dan masih mengandalkan penyimpanan di masing-masing rumah petani.


Ketua Umum Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Dian Alex Chandra, saat dikonfirmasi membenarkan melimpahnya produksi bawang merah nasional saat ini. “Ini fenomena tahunan yang harus dievaluasi. Adanya panen bersamaan di sentra-sentra besar seperti Brebes, Nganjuk dan Solok, harga di pasar ekspor Thailand, Malaysia dan Singapura juga tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya di periode yang sama. Kami siap bersama pemerintah mendorong penataan pola tanam bawang merah nasional serta yang sangat vital adalah manajemen stok atau penyimpanan untuk memitigasi risiko terjadi lagi di masa yang akan datang,” tandasnya. “Minimal ada lah anggaran pemerintah buat penyerapan saat panen raya, yang nantinya dikeluarkan saat produksi berkurang,” pungkasnya.(PW)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

HKTI: Mentan Amran Tokoh Pemersatu HKTI

HKTI: Mentan Amran Tokoh Pemersatu HKTI

Pilarpertanian – Ketua Badan Pertimbangan Organisasi (BPO) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Oesman Sapta Odang (OSO), menyebut Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebagai sosok pemersatu di tubuh HKTI. Ia menilai kepemimpinan Amran tak hanya kuat dalam visi pertanian, tetapi juga mampu merajut kembali simpul-simpul organisasi yang sempat renggang. “Pak Amran ini menteri yang canggih. […]

Satgas Pangan Beri Waktu 2 Minggu Agar Pelaku Usaha Beras Patuhi Aturan

Satgas Pangan Beri Waktu 2 Minggu Agar Pelaku Usaha Beras Patuhi Aturan

Pilarpertanian – Pemerintah memberikan ultimatum tegas kepada para pengusaha beras agar segera mematuhi regulasi yang berlaku, khususnya terkait mutu, harga, dan kesesuaian informasi pada kemasan produk. Hal ini disampaikan usai Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkap hasil investigasi nasional yang menunjukkan anomali pada produk beras yang beredar di pasaran dan berpotensi merugikan konsumen hingga Rp 99,35 triliun […]

Masyarakat Dukung Langkah Tegas Mentan Amran Usut Mafia Pangan: “Ini yang Ditunggu-Tunggu!”

Masyarakat Dukung Langkah Tegas Mentan Amran Usut Mafia Pangan: “Ini yang Ditunggu-Tunggu!”

Pilarpertanian – Langkah tegas Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam membongkar praktik curang 212 mafia pangan dari 10 provinsi menuai apresiasi dan dukungan luas dari masyarakat. Investigasi gabungan yang melibatkan Kementerian Pertanian, Satgas Pangan Polri, dan Kejaksaan Agung mengungkap modus kejahatan mafia pangan berupa penjualan beras dengan mutu tak sesuai, berat tidak sesuai label, serta […]

Investigasi Kementan: Beras Tidak Sesuai Regulasi, Rugikan Konsumen Hingga Rp 99,35 Triliun

Investigasi Kementan: Beras Tidak Sesuai Regulasi, Rugikan Konsumen Hingga Rp 99,35 Triliun

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) baru saja melaksanakan investigasi yang mengevaluasi mutu dan harga beras yang beredar di pasaran. Temuan ini menunjukkan adanya potensi kerugian besar bagi konsumen, dengan total kerugian yang bisa mencapai hingga Rp 99,35 triliun per tahun. Ternyata ditemukan mayoritas beras yang dijual di pasaran, baik dalam kategori premium maupun medium, menunjukkan […]

FAO Prediksi Produksi Beras Indonesia Capai 35,6 juta ton, Cetak Sejarah Baru

FAO Prediksi Produksi Beras Indonesia Capai 35,6 juta ton, Cetak Sejarah Baru

Pilarpertanian – Lembaga pangan dunia, Food and Agriculture Organization (FAO), dalam laporan terbarunya Food Outlook – Biannual Report on Global Food Markets Juni 2025, memproyeksikan bahwa produksi beras Indonesia akan mencapai 35,6 juta ton pada musim tanam 2025/2026. Proyeksi produksi FAO tersebut menjadi sejarah baru bagi Indonesia. Jumlah ini merupakan rekor tertinggi Indonesia dalam tiga […]

Mentan Amran: 212 Produsen Beras Bermasalah Telah Dilaporkan ke Kapolri dan Jaksa Agung

Mentan Amran: 212 Produsen Beras Bermasalah Telah Dilaporkan ke Kapolri dan Jaksa Agung

Pilarpertanian – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan temuan mengejutkan terkait peredaran beras bermasalah di pasar. Dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Kementerian Pertanian, Amran menyatakan bahwa sebanyak 212 merek beras dari total 268 merek yang diperiksa diketahui tidak sesuai dengan ketentuan mutu, berat, dan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Temuan ini […]

Akhir Drama Dualisme! Kubu Moeldoko dan Fadli Zon Sepakat Tunjuk Sudaryono Jadi Ketua Umum HKTI

Akhir Drama Dualisme! Kubu Moeldoko dan Fadli Zon Sepakat Tunjuk Sudaryono Jadi Ketua Umum HKTI

Pilarpertanian – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyampaikan tanggapannya terkait dukungan kuat dari berbagai pihak untuk menjadikannya Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2025-2030. Dalam Musyawarah Nasional (Munas) X HKTI dan Kongres Tani Indonesia yang berlangsung di Kementerian Pertanian, Jakarta, Sudaryono menegaskan komitmennya untuk menyatukan dualisme yang telah lama […]

Menteri PPN/Kepala Bappenas Puji Mentan Amran, Optimis Pertanian Bangkit Lebih Kuat

Menteri PPN/Kepala Bappenas Puji Mentan Amran, Optimis Pertanian Bangkit Lebih Kuat

Pilarpertanian – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rachmat Pambudy, memberikan apresiasi tinggi atas kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam mendorong kebangkitan sektor pertanian nasional. Hal ini disampaikan saat menghadiri Kongres Tani yang digelar oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan, Selasa […]

Mentan Amran Pastikan Penyatuan HKTI Memperkuat Akselerasi Sektor Pertanian

Mentan Amran Pastikan Penyatuan HKTI Memperkuat Akselerasi Sektor Pertanian

Pilarpertanian – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa penyatuan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) akan memperkuat akselerasi pembangunan sektor pertanian nasional. Langkah ini dinilai strategis memperkuat peran kelembagaan petani untuk mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam mewujudkan swasembada pangan. Sejak Musyawarah Nasional (Munas) VII di Bali pada Juli 2010, HKTI mengalami dinamika […]