Hasil Penelitian BSIP Soal Biosaka Sangat Prematur
Penerapan Biosaka pada Pertanian untuk Mengurangi Biaya Tanaman Padi serta Menambah Pendapatan dari Petani.

Hasil Penelitian BSIP Soal Biosaka Sangat Prematur

Pilarpertanian - Koordinator Kelompok Padi Irigasi dan Rawa, Direktorat Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Rachmat menegaskan hasil penelitian Balai Pengujian Standar Instrumen Tanah dan Pupuk, Badan Standarisasi dan Instrumen Pertanian (BSIP) Kementan yang menyimpulkan Biosaka tidak memiliki pengaruh pada produksi padi dan penggunaan Biosaka tidak berdampak juga pada pengurangan penggunaan pupuk kimia 50% hingga 90%. Hasil penelitian BSIP tentang Biosaka itu tentu terlalu prematur.


“Biosaka ini hadir sebagai indigenous knowledge, inisiatif dari petani sebagai respon dari terbatasnya pupuk bersubsidi dan juga mahalnya pupuk non subsidi, sementara mereka harus tetap berproduksi untuk menjaga kelangsungan hidup mereka. Tentu saja apa yang dilakukan petani itu tidak seperti yang dilakukan para peneliti baik di lembaga penelitian ataupun universitas yang memiliki para ahli yang mumpuni dan sumber daya yang memadai,” tegas Rachmat di Jakarta, Selasa (30/5/2023).


Rachmat menjelaskan secara sederhana sejak awal kemunculan Biosaka, petani membuat perbandingan antara lahan yang menggunakan Biosaka dan tidak, ada yang tetap mengunakan pupuk seperti biasa, ada juga yang berkurang disesuaikan dengan kemampuan finansial masing-masing. Alhasil, petani merasakan manfaatnya, dimana ada efisiensi dan juga peningkatan produksi.


“Persoalan ilmiah atau tidak kemudian teknik percobaan seperti apa, petani tidak seperti peneliti, mereka tidak mengerti. Yang mereka pahami adalah manfaat yang mereka rasakan, yang dialami di lapangan. Tugas peneliti lah mengkaji secara ilmiah, silahkan Biosaka diteliti dari berbagai disiplin ilmu. Ragam keilmuan di dunia ini banyak. Jangan terbelenggu oleh satu disiplin ilmu saja,” terangnya.



Rachmat menuturkan, saat ini Biosaka sudah menyebar di 34 Provinsi di Indonesia. Diaplikasikan pada berbagai komoditas pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura, maupun perkebunan. Biosaka ini bukan pupuk, juga tidak bisa menggantikan pupuk sehingga para petani tetap menggunakan pupuk, namun lebih hemat dari biasanya. Kadar hara makro dan mikronya rendah, kandungan ZPT cukup tinggi, juga mengandung senyawa fitokimia.


“Kandungan tiap Biosaka berbeda-beda, karena berasal dari tanaman yang berbeda. Sehingga tidak bisa distandarisasi dan tidak dipabrikasi. Petani membuat Biosaka sendiri. Membuat percobaan di lahannya sendiri, dengan modal mereka sendiri. Mereka rasakan hasilnya kemudian getok tular di antara mereka,” tuturnya.


Rachmat menilai sikap peneliti BSIP merupakan hal yang wajar jika karena salah satu yang apriori terhadap Biosaka. Setiap inovasi yang hadir memang responnya terbagi menjadi lima bagian yaitu ada inovator, yang langsung mencoba, berani ambil risiko. Ada early adopter, yang langsung mengadopsi dan berpengaruh bagi masyarakat sekitar. Ada early majority, dimana mereka memerlukan berbagai argumentasi sebelum mengadopsi suatu inovasi, mereka perlu pembuktian sebelum diaplikasikan secara luas.


“Kemudian, ada juga late majority. Yaitu mereka akan mengadopsi setelah yang lain mengadopsi dan terakhir adalah laggard. Mereka yang kolot terbelenggu oleh pengetahuan sempitnya. Yang tidak akan pernah menerima suatu inovasi, apalagi inovasi itu bukan berasal dari kalangan mereka,” sebutnya.


“Ayo semua peneliti di BSIP dan juga yang tergabung di Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) melalui Komda dan jejaringnya di tingkat Provinsi dengan sumder daya yang mumpuni untuk lebih membuka diri, sudah banyak di sekitar anda yang aplikasi Biosaka. Silahkan dipelajari, diteliti. Semoga bisa memberikan manfaat lebih besar bagi bangsa ini,” pinta Rachmat.


Sementara itu, Petani di Blitar, Hari Wahyudi menyampaikan bahwa di areal 1 ha diaplikasi Biosaka. Penggunaan pupuknya 50% dari biasanya.


“Hasil panennya meningkat dari 7 ton menjadi 9 ton. Ini fakta kami rasakan. Para penelitian jangan kebanyakan ngoceh, lakukan hal yang kongkret buat petani. Mau terima inovasi dari petani,” ucap Hari.


Di lokasi lain, Petani Gapoktan Sumber Rejeki di Bojonegoro, Mujiono menerapkan Biosaka di areal 0,75ha. Dia menggunakan pupuk 50% dari biasanya dengan hasil produksinya lebih tinggi.


“Alhasil, ongkos produksi turun dan hasilnya meningkat dari 5 ton menjadi 6 ton,” tuturnya.


Kelompok Tani Sri Rejeki 2 di Desa Sarwadadi, Kec Kawunganten, Kab Cilacap, Jateng juga melakukan percobaan sederhana. Mereka membandingkan lahan petani yang menggunakan Biosaka dan yang tidak mengunakan Biosaka. Hasilnya dengan pengaplikasian biosaka 6 kali dengan Urea 42,85kg/ha dan NPK 128 kg/ha hasilnya lebih tinggi (92,8kw/ha) dibandingkan dengan lahan yang tidak menggunakan Biosaka dan aplikasi pupuk kimia seperti biasanya Urea dan NPK masing-masing 214kg/ha (69,28kw/ha).(BB)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Ketua MPR dan Mentan Sidak Kios Pupuk, Petani Gembira Harga Makin Murah

Ketua MPR dan Mentan Sidak Kios Pupuk, Petani Gembira Harga Makin Murah

Pilarpertanian – Ketua MPR RI Ahmad Muzani bersama Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meninjau kios pupuk bersubsidi di Kabupaten Jember, Jawa Timur (1/11). Dalam kunjungan tersebut, keduanya mendapati para petani yang bahagia setelah kebijakan penurunan harga pupuk bersubsidi sebesar 20 persen benar-benar diterapkan di lapangan. Muzani dan Mentan Amran berdialog langsung dengan petani serta […]

Langgar HET, 190 Pengecer dan Distributor Pupuk Dihentikan Operasinya

Langgar HET, 190 Pengecer dan Distributor Pupuk Dihentikan Operasinya

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengumumkan pencabutan izin terhadap 190 pengecer dan distributor pupuk yang terbukti tidak mematuhi aturan harga eceran tertinggi (HET). Secara tegas, ia menekankan tidak ada toleransi bagi pihak-pihak yang melanggar dan merugikan petani. “Hari ini melalui Pupuk Indonesia, kita cabut izin 190 pengecer dan distributor yang terbukti tidak […]

Wamentan Sudaryono Guncang Kampus UIN Palembang, Tantang Generasi Muda Jadi Petani Milenial Penggerak Ekspor

Wamentan Sudaryono Guncang Kampus UIN Palembang, Tantang Generasi Muda Jadi Petani Milenial Penggerak Ekspor

Pilarpertanian – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengajak mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Sumatera Selatan (Sumsel) untuk menjadi generasi solutif dan pelopor kemandirian pangan guna mendorong kemajuan sektor pertanian nasional. Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini menegaskan, masa depan pangan Indonesia sangat bergantung pada peran aktif generasi muda dalam menciptakan […]

Mentan Amran Sebut Pertanian Solusi Selesaikan Kemiskinan Ekstrem Di Jember

Mentan Amran Sebut Pertanian Solusi Selesaikan Kemiskinan Ekstrem Di Jember

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa sektor pertanian merupakan solusi paling efektif untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di Kabupaten Jember. Hal itu disampaikan Amran saat menghadiri Festival Sapi APPSI Bupati Jember Cup Season 2 di Kabupaten Jember, Sabtu (1/11), usai mendengarkan laporan langsung dari Bupati Jember, Muhammad Fawait, mengenai kondisi sosial ekonomi […]

Kementan Perkuat Literasi Digital Petani Muda Lewat Jejaring Agripreneur

Kementan Perkuat Literasi Digital Petani Muda Lewat Jejaring Agripreneur

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian melalui Biro Komunikasi Layanan Informasi menggelar kegiatan Jejaring Agripreneur bertema “From Field to Feed: Menghubungkan Petani dan Pasar Lewat Jejaring Komunikasi”, yang berlangsung di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Kamis (30/10/2025). Kegiatan ini menjadi wadah pembelajaran dan inspirasi bagi generasi muda pertanian untuk memahami bagaimana komunikasi dan jejaring digital dapat memperkuat […]

Mentan Amran Memupus Mimpi Ekonom Pro-Mafia Pangan Seperti Defiyan Cori

Mentan Amran Memupus Mimpi Ekonom Pro-Mafia Pangan Seperti Defiyan Cori

Pilarpertanian – Oleh: M. Yadi Sofyan NoorKetua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Tulisan RMOL berjudul “Isapan Jempol Swasembada Beras Amran Sulaiman” karya Defiyan Cori memperlihatkan betapa sebagian ekonom masih terperangkap dalam cara pandang lama: menganggap swasembada sebagai mitos dan impor sebagai keniscayaan. Mereka menulis dengan nada pesimis, seolah Indonesia tidak akan pernah bisa […]

Pertanian Indonesia Kian Dilirik Dunia, Usai Bertemu Wamentan Sudaryono, Bangladesh Tertarik Tanam Modal Besar

Pertanian Indonesia Kian Dilirik Dunia, Usai Bertemu Wamentan Sudaryono, Bangladesh Tertarik Tanam Modal Besar

Pilarpertanian – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menerima kunjungan kehormatan (courtesy call) Duta Besar Bangladesh untuk Indonesia, Md Tarikul Islam, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Kamis (30/10/2025). Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas penguatan kerja sama pertanian, mulai dari peningkatan kapasitas kelembagaan, pertukaran keahlian, hingga peluang investasi di sektor agribisnis. Dubes Tarikul Islam menyampaikan […]

Lapor Pak Amran’, Langkah Tegas Mentan Jaga Petani

Lapor Pak Amran’, Langkah Tegas Mentan Jaga Petani

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengumumkan layanan Whatsapp “Lapor Pak Amran” dengan nomor 082311109390. Melalui kanal ini, seluruh petani dan kelompok tani dapat melapor langsung kepada Mentan jika menemukan penyimpangan harga pupuk di lapangan. Mentan Amran mengungkapkan bahwa hal ini dilakukan sebagai langkah cepat pemerintah menindak praktik kecurangan dalam distribusi pupuk bersubsidi. […]

Mentan Amran Serius Membahas Pangan Untuk Rakyat Palestina

Mentan Amran Serius Membahas Pangan Untuk Rakyat Palestina

Pilarpertanian – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menunjukkan keseriusannya dalam membahas kerja sama pangan yang berorientasi pada kemanusiaan bagi rakyat Palestina. Ia menegaskan bahwa dukungan Indonesia terhadap Palestina akan diwujudkan secara nyata melalui program investasi dan pengembangan pertanian berkelanjutan. “Bagi kami, membantu Palestina bukan hanya soal pangan, tapi soal kemanusiaan. Saudara-saudara kita di sana berhak […]