Kementan Bersama MSI Menjadikan Singkong Pangan Lokal Strategis
Foto : Ubi Kayu atau Singkong Sebagai Tanaman Pangan Lokal Strategis.

Kementan Bersama MSI Menjadikan Singkong Pangan Lokal Strategis

Pilarpertanian - Ubikayu atau biasa disebut singkong sebagai komoditas tanaman pangan yang luar biasa perannya. Sebagian industri menggunakan singkong sebagai bahan baku tapioka. Kebutuhan tapioka di Indonesia mencapai 9-10 juta ton namun belum mampu dicukupi keseluruhan dari produksi dalam negeri. 


Dalam diskusi webinar Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) yang diadakan secara live virtual hari Sabtu (13/6) mengundang semua praktisi, petani dan peneliti yang berkecimpung dalam budidaya singkong membahas secara bersama upaya pengembangan singkong sebagai pangan alternatif yang memiliki keunggulan strategis.


Dibuka oleh Achmad Subagio, ia mengatakan, MSI mengadakan kegiatan untuk sharing pengalaman dan merumuskan bersama strategi mengembangkan singkong di Indonesia. “Karena itu disini saya undang dari semua pihak baik praktisi, ilmuwan, dari dosen maupun pemangku kebijakan dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk kita duduk bersama membahas apa saja yang bisa kita lakukan untuk singkong ini,” ujarnya.


Baca Juga: Strategi Kementan Dorong Pengembangan Pangan Lokal



Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi, yang diundang sebagai pembicara menyampaikan bahwa dalam masa pandemi ini ada empat hal yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) mengamankan stok pangan. Pertama dengan mengamankan pasokan komoditas strategis, kedua dengan diversifikasi produksi dan konsumsi, ketiga menjaga kekuatan di level rumah tangga dengan lumbung pangan dan penggilingan memasok pasar dan gudang, serta yang keempat lompatan pertanian modern dengan food estate berbasis korporasi dengan mekanisasi.


Suwandi mengatakan petani harus masuk kelas, bergabung menjadi korporasi. Masalah turunnya produksi singkong ditengarai karena pasar kurang menarik dan adanya kompetisi dengan produk lain yang harganya lebih tinggi ataupun umur lebih pendek seperti contohnya jagung. 


“Semua bersama bangun singkong Indonesia jadi pangan lokal yang bisa didorong dalam bentuk korporasi,” ujar Suwandi. 


Menurutnya perlu penanganan model korporasi karena di korporasi terintegrasi jadi satu inputnya. Dengan korporasi yang memanfaatkan mekanisasi dan bekerjasama menjadi off taker industri maka petani akan mendapat kemudahan sumber pendanaan untuk KUR. 


Baca Juga: Kementan Tingkatkan Produksi Ubi Kayu sebagai Pangan Lokal Alternatif saat Pandemi Covid-19


Yang menjadi kunci selanjutnya adalah teknologi pengolahan. Ada sekitar 28 produk turunan yang bisa dimanfaatkan untuk dikembangkan ke pasar maupun supermarket dengan branding yang bagus.


“Makanan lokal kuncinya ada di hilir market driven, bagaimana mencreate pasar supaya pangan lokal jadi lifestyle. Bangun market drivennya, pasar dibangun, baru produksi mengikuti. Kalau pasar bagus petani akan mengikuti berproduksi,” tutur Suwandi.


Di tempat sama, Arifin, Lembaga Ketua Umum MSI menyambut baik kebijakan Kementan yang disampaikan oleh Dirjen Tanaman Pangan. Menurutnya, market driven memang harus diutamakan karena produksi tidak akan berjalan kalau tidak ada market driven. 


“Yang bisa dikembangkan adalah promosi dengan database pelaku industri, memfasilitasi kelancaran perdagangan rantai pasokan singkong serta mendorong petani membentuk korporasi dan pengolahan sendiri, sebut Arifin.


Baca Juga: Kementan: Aneka Ubi, Jagung Lokal dan Sorgum, sebagai Pangan Alternatif saat Covid-19


Terkait korporasi, MSI juga akan membangun kawasan singkong terintegrasi, contohnya ada di Riau yang akan menjadi pilot project serta di daerah Ciawi. “Nantinya aka nada percontohan bagaimana melakukan budidaya yang baik, dengan bibit baik, serta pengolahan yang baik,” pungkas Arifin.


Webinar yang diikuti ratusan pemirsa pemerhati singkong dilanjutkan dengan sesi diskusi dan sharing pengalaman. Dari hasil pantuan laporan telah banyak pilot project yang memang banyak berkecimpung budidaya singkong seperti di Lampung, Aceh, Banjarnegara, Bangka Belitung, NTT serta Bondowoso.


Ratno, pengusaha singkong dari Lampung menuturkan bahwa di Lampung singkong sebagai komoditas utama. Ia mengaku terinspirasi dengan adanya ide korporasi sehingga perlu ada kerjasama yang pasti dengan pabrik.


Baca Juga: Saatnya Beralih Konsumsi Pangan Lokal


Menurutnya, hal yang penting juga terkait teknologi pemanfaatan singkong agar bisa menerapkan integrated farming.


Hal yang sama juga disampaikan Zubir Marzuki dari Aceh yang berhasil memproduksi singkong menjadi tepung tapioka kelas premium. Meskipun di Aceh notabene bukan sentra produksi singkong, namun ia berhasil.


Harapannya ke depan Aceh bisa diintroduksi menjadi lahan singkong mengingat masih cukup luas lahan disana.


Hal yang sama diungkapkan Supriyanto dari Babel dan Tommy dari NTT yang dengan konsisten mengembangkan singkong. 


“Kami berharap singkong mampu menjadi komoditas strategis yang menjadi concern pemerintah untuk kebijakan yang mendukung petani,” ujarnya. (BB)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Harga Pangan Stabil, Inflasi Nasional Turun, Mentan Amran Pastikan Stok Aman

Harga Pangan Stabil, Inflasi Nasional Turun, Mentan Amran Pastikan Stok Aman

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kondisi pangan nasional saat ini berada dalam tren positif. Dari hasil pemantauan langsung di Pasar Palembang Jaya Km 5, Sumatera Selatan, terlihat harga sejumlah komoditas pangan utama relatif stabil bahkan menurun. Kondisi ini tercermin dari angka inflasi nasional yang turun dari 2,37 persen menjadi 2,31 […]

Mendagri Tito: Inflasi Nasional Turun, SPHP Bantu Stabilkan Harga Beras

Mendagri Tito: Inflasi Nasional Turun, SPHP Bantu Stabilkan Harga Beras

Pilarpertanian – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebutkan inflasi pangan nasional yang terus menunjukkan tren penurunan. Ia mengapresiasi berbagai pihak yang melakukan langkah stabilisasi harga pangan khususnya beras melalui Gerakan Pangan Murah (GPM), khususnya penyaluran beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). “Secara nasional angka inflasi menurun dari 2,37 persen menjadi 2,31 persen (yoy). […]

Wamentan Sudaryono Ungkap Inovasi Pupuk Indonesia yang Bikin Petani Panen Melimpah

Wamentan Sudaryono Ungkap Inovasi Pupuk Indonesia yang Bikin Petani Panen Melimpah

Pilarpertanian – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa ide dan inovasi yang lahir dari PT Pupuk Indonesia menjadi faktor kunci dalam menjaga ketersediaan pupuk bagi para petani di Indonesia. Sehingga hal ini berpengaruh dalam memperkuat swasembada pangan nasional. Selain itu, Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini menyatakan inovasi tersebut, turut berkontribusi […]

Harga Pangan Terkendali, Kementan Tuai Apresiasi Komisi IV DPR

Harga Pangan Terkendali, Kementan Tuai Apresiasi Komisi IV DPR

Pilarpertanian – Komisi IV DPR RI memberikan apresiasi kepada kinerja Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan). Salah satu yang disorot adalah keberhasilan pemerintah yang dinilai mampu menjaga stabilitas harga bahan pokok khususnya beras. Hal ini disampaikan Heri Dermawan, anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PAN. Ia melihat adanya koreksi atau […]

Panen Raya di 10 Provinsi, Pasokan Beras Nasional Sangat Aman dan Terkendali

Panen Raya di 10 Provinsi, Pasokan Beras Nasional Sangat Aman dan Terkendali

Pilarpertanian – Pemerintah memastikan kondisi pasokan beras nasional sangat aman dan terkendali seiring dengan berlangsungnya panen raya di berbagai wilayah. Badan Pusat Statistik (BPS) mengonfirmasi bahwa potensi luas panen dan produksi gabah kering giling (GKG) selama periode Agustus–Oktober 2025 menunjukkan tren kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan rilis Berita Resmi Statistik pada 1 September […]

Komisi IV DPR RI: Produksi Surplus 3,7 Juta Ton, Harga Beras Bukan Tugas Mentan Amran

Komisi IV DPR RI: Produksi Surplus 3,7 Juta Ton, Harga Beras Bukan Tugas Mentan Amran

Pilarpertanian – Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS, Riyono, mengapresiasi kinerja Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang dinilai berhasil menjaga produksi dan stok pangan nasional tetap aman dengan surplus 3,7 juta ton beras. Ia menegaskan, fokus utama Kementerian Pertanian (Kementan) memang menjaga ketersediaan dan produksi pangan, sementara urusan harga beras merupakan kewenangan lembaga […]

Mentan Amran Panen Padi di Kabupaten Banyuasin, Yakin Bisa Jadi Lumbung Pangan Nasional Nomor Satu

Mentan Amran Panen Padi di Kabupaten Banyuasin, Yakin Bisa Jadi Lumbung Pangan Nasional Nomor Satu

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, melaksanakan panen padi IP 200 di Desa Merah Mata Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin, Jumat (5/9/2025). Mentan, Amran Sulaiman langsung turun ke lokasi panen dan melaksanakan panen. Selain itu, Mentan Amran Sulaiman juga mengecek tanah yang sudah dipanen dan selanjutnya untuk ditanam kembali dengan padi IP 300. […]

Produksi Surplus 3,7 Juta Ton, Komisi IV Apresiasi Mentan Amran

Produksi Surplus 3,7 Juta Ton, Komisi IV Apresiasi Mentan Amran

Pilarpertanian – Komisi IV DPR RI memberikan apresiasi kepada Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman atas capaian produksi beras nasional yang positif. Anggota Komisi IV dari Fraksi PKS, Riyono, menyampaikan bahwa kinerja Kementerian Pertanian patut diapresiasi karena berhasil menjaga stok beras dalam kondisi aman. “Kami apresiasi berkaitan dengan kinerja di Kementerian Pertanian. Mulai dari panen […]

Mentan Amran Dorong Hilirisasi Pertanian Lewat Kolaborasi Kampus

Mentan Amran Dorong Hilirisasi Pertanian Lewat Kolaborasi Kampus

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendorong hilirisasi produk pertanian. Menurutnya, kolaborasi pemerintah dengan kampus pertanian, khususnya Institut Pertanian Bogor (IPB), telah membuktikan kontribusi nyata dalam mendukung ketahanan pangan nasional. “Kami ucapkan terima kasih kepada Wakil Rektor, Dekan, dan seluruh civitas akademika IPB. Kolaborasi ini luar biasa. […]