Kementan Gelar Bimtek Budidaya Padi Zero Waste Dan Pengecekan Mutu Benih Untuk Sistem Pertanian Masa Depan

Kementan Gelar Bimtek Budidaya Padi Zero Waste Dan Pengecekan Mutu Benih Untuk Sistem Pertanian Masa Depan
Kegiatan Bimbingan Teknis Budidaya Padi Zero Waste di Saung Bimtek Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam Rangka Penas XVI di Padang, Sumatera Barat.

Pilarpertanian - Kementaerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menggelar ragam teknologi pada Pekan Nasional (Penas) XVI 2023 Padang Sumatera Barat. Salah satu inovasi atau teknologi yang ditampilkan yaitu Budidaya Padi Zero Waste.

Sistem Zero Waste yaitu suatu sistem budidaya terintegrasi antara pertanian dan peternakan yang berlangsung secara kontinu sehingga tidak ada limbah yang dihasilkan.

Pada 12/6/2023 dilaksanakan Bimtek Budidaya Padi Zero Waste di saung Bimtek Ditjen Tanaman Pangan yang dihadiri petani, penyuluh, popt serta penangkar benih.

Andi Saleh, Koordinator Kelompok Pengembangan Varietas Direktorat Perbenihan Ditjen Tanaman Pangan, menjelaskan bahwa sistem budidaya Zero Waste bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan secara holistik dalam satu lahan, pola ini menggabungkan antara pertanian, peternakan dan perikanan.

“Pada percontohan budidaya zero waste di Penas ini kita tanam varietas padi lokas asal Sumatera Barat, terdapat bioflok serta silase, air dari kolam bioflok langsung dimanfaatkan sebagai pengairan sawah, saat panen nanti tidak hanya gabah yang bisa dimanfaatkan tetapi jeraminya bisa dimanfaatkan di buat silase untuk pakan ternak dan kotoran ternaknya bisa di buat pupuk organik,” jelas Andi.

“Saya berharap para petani mulai menerapkan pola ini, karena ini dapat meningkatkan nilai tambah serta mengurangi biaya-biaya produksi dari macam-macam budidaya tadi,” tambah Andi.

Sementara itu, Amiyarsi Mustika Yukti, Pengawas Benih Tanaman Pangan (BBMBTPH), menerangkan pentingnya pengecekan mutu benih karena benih merupakan faktor utama keberhasilan budidaya.

“Penggunaan benih bersertifikat tentunya sudah terjamin mutu dan kualitasnya karena sudah melalui uji lab sesuai standar operasional yang tentunya akan menjamin hasil budidaya yang kita lakukan” ucap Ami.

Pada kesempatan yang sama, Nike Fitria Wibawa, Pengawas Benih Tanaman (BBMBTPH) menjelaskan tentang uji pengecekan mutu benih yang sederhana yaitu Uji RE (Radicle Emergance), menurutnya metode ini dengan peralatan yang sederhana pun bisa dilakukan waktunya pun singkat.

“Uji RE adalah metode uji alternatif pengujian daya berkecambah secara cepat dalam pengecekan mutu benih, pengujian ini dilakukan dengan mengukur panjang radikula dan menghitung radikula yang sudah muncul, dengan pengujian ini dapat mengetahui perkecambahan padi hanya 3 hari yang biasanya 14 hari, pada jagung 8 hari serta pada kedelai 2 hari saja,” ujar Nike.

“Peralatan yang dibutuhkan, media kertas tumbuh, wadah atau kantong plastik serta fasilitas pengujian daya berkecambah,” Nike menambahkan.(PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan