Kementan Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Pengembangan Ubi Jalar
Kegiatan Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani Episode 614 tentang Pengembangan Ubi Jalar oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan Perhimpunan Agronomi Indonesia.

Kementan Perkuat Ketahanan Pangan Lewat Pengembangan Ubi Jalar

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) menggairahkan pengembangan budidaya ubi jalar guna memperkuat ketahanan pangan, utamanya dalam menghadapi krisis pangan dunia akibat cuaca ekstrim. Ubi jalar merupakan salah satu komoditas pangan yang menjanjikan sebagai sumber karbohidrat setelah beras gandum, jagung dan singkong.


Ketua Perhimpunan Agronomi Indonesia – DKI Jakarta, Prof. Sylviana Murni mengatakan potensi dan manfaat ubi jalar sebagai bahan pangan alternatif sangat besar terutama bagi mereka yang tidak ingin mengkonsumsi karbohidrat terlalu banyak. Kemudian juga untuk upaya peningkatan gizi manusia dan juga ketahanan pangan nasional khususnya di daerah pedesaan dan daerah terisolasi.


“Menurut World Health Organization, kandungan kalsium pada ubi jalar lebih tinggi dibanding jagung, beras, terigu maupun sorgum, sedangkan kandungan vitamin A pada ubi jalar khususnya yang berwarna merah ini lebih banyak 4 kali dari wortel sehingga baik sekali untuk pencegahan kebutaan,” kata Sylviana dalam webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani episode ke 614 yang berjudul Pengalaman Empiris Pengembangan Ubi Jalar yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bekerja sama dengan Perhimpunan Agronomi Indonesia, Rabu (7/9/2022).


Ia menambahkan, ubi jalar juga mengandung zat besi, magnesium, vitamin B6, vitamin C, betakaroten, mineral yang tinggi dan antioksidan serta kadar gula yang rendah. Selain itu proses bisnis ubi jalar sangat potensial di Indonesia karena ubi jalar relatif mudah dibudidayakan dan tahan disimpan dalam bentuk segar bahkan jika semakin lama penyimpanan, maka rasanya akan semakin manis serta dapat diolah menjadi berbagai olahan pangan yang pastinya sehat karena kadar gulanya rendah.



“Maka tidak heran, Indonesia menjadi salah satu produsen ubi jalar di dunia. Berdasarkan data Food Agriculture Organization tahun 2021 terdapat kurang lebih 84 negara ekspotir ubi jalar dunia, dan hanya 13 negara yang menguasai 90 persen pasokan,” jelasnya.


“Negara-negara pengimpor ubi jalar dunia lebih banyak jumlahnya dibanding dengan jumlah negara produsen atau eksportir ubi jalar. Hal ini menandakan bahwa potensi ubi jalar dunia sangatlah besar,” imbuh Sylviana.


Bersamaan, Peneliti Ahli Utama Pangan dan Pertanian BRIN, Eliana Ginting mengatakan dampak konsumsi pangan dunia saat ini, Indonesia mengkonsumsi beras sebanyak 93,8 kg/kapita/tahun dan konsumsi gandum sebanyak 32 kg/kapita/tahun. Hal tersebut mencerminkan masyarakat sangat tergantung terhadap beras dan gandum serta rentan terhadap perubahan harga pasar internasional yang akan berakibat pada ketahanan pangan nasional.


“Oleh sebab itu, perlu adanya sebuah peningkatan produksi pangan domestik dengan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal yang diyakini bahwa peran strategis tersebut dapat diemban oleh ubi jalar sebagai sumber karbohidrat sekaligus substitusi tepung terigu,” ujarnya.


“Kandungan gizi pada ubi jalar sangat banyak mulai dari rendahnya gula, rendah lemak, kaya protein serta tingginya kadar antosianin pada ubi jalar tergolong tinggi. Antosianin dapat dikatakan sebagai antioksidan pengikat radikal bebas, pencegah penuaan dini, anti kanker, anti hipertensi serta hiperglikemia,” sambung Eliana.


CEO Reputed Agriculture for Development Stichting and Foundation, Putri Ernawati Abidin menuturkan ubi jalar merupakan makanan untuk orang yang memiliki tingkat ekonomi rendah di Afrika pada tahun 90an akhir. Sedangkan orang yang memiliki tingkat ekonomi tinggi lebih memilih untuk mengkonsumsi pizza, spaghetti dan kentang yang menyebabkan timbulnya penyakit darah tinggi, diabetes dan obesitas.


“Oleh karena itu, pada tahun 2009 kami mulai menggalakkan gerakan pengembangan ubi jalar sebagai salah satu solusi untuk mengurangi tingkat gizi rendah pada anak dan meningkatkan pendapatan rumah tangga di Negara Malawi,” ucapnya.


Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyebutkan menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pihaknya sangat mendukung dalam upaya peningkatan produksi ubi jalar. Ini tertuang dalam Cara Bertindak Pembangunan Pertanian Indonesia dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan melalui Diversifikasi Pangan Lokal seperti ubi jalar, singkong, sorgum dan lainnya.


“Pengembangan ubi jalar ini salah satu langkah nyata kita bangkitkan pangan lokal kita yang begitu beragam. Kita tidak lagi bergantung pada komoditas impor, bahkan kita bisa ekspor produk ubi jalar,” terangnya.(PW)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Urusan Pangan Jadi Atensi Khusus Prabowo Subianto, Wamenhan: Kerja Mentan Amran Luar Biasa

Urusan Pangan Jadi Atensi Khusus Prabowo Subianto, Wamenhan: Kerja Mentan Amran Luar Biasa

Pilarpertanian – Menteri Pertahanan RI sekaligus Presiden terpilih Pemilu 2024, Prabowo Subianto memiliki perhatian khusus terhadap sektor pertanian. Prabowo bahkan menugaskan secara khusus jajaran kerjanya untuk membantu Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam memperkuat pangan. Demikian disampaikan Wakil Menteri Pertahanan, Muhammad Herindra saat menghadiri nota kesepahaman Kementan dan Polri dalam memperkuat ketahanan pangan yang […]

Bawang Merah Asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat Sebagai Tonggak Bawang Merah di Jabodetabek

Bawang Merah Asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat Sebagai Tonggak Bawang Merah di Jabodetabek

Pilarpertanian – Kabupaten Indramayu telah lama tersohor sebagai salah satu sentra produksi bawang merah yang memasok pasar Jabodetabek. Hingga saat ini daerah tersebut masih eksis sebagai penghasil bawang merah jenis dataran rendah yang populer di masyarakat sebagai bawang Bima Brebes. Secara geografis, kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Cirebon di tenggara, Kabupaten […]

Bulog Ogah Serap Gabah Tapi Semangat Impor Beras, Apa Ada Fee?

Bulog Ogah Serap Gabah Tapi Semangat Impor Beras, Apa Ada Fee?

Pilarpertanian – Panen raya padi dalam negeri tengah berlangsung hingga saat ini April 2024, sehingga ketersediaan beras nasional dipastikan melimpah. Menurut data BPS amatan Maret 2024, bahwa panen Maret 1,10 juta hektar menghasilkan 3,38 juta ton beras dan bulan April 1,78 juta hektar menghasilkan 5,53 juta ton beras dan Mei 1,12 juta hektar menghasilkan 3,19 […]

Kementan Siap Gelar TOT ‘Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional’

Kementan Siap Gelar TOT ‘Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional’

Pilarpertanian – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian siap menggelar Training of Trainers (TOT) bertajuk ‘Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional’ bagi Widyaiswara, Dosen, Guru, Penyuluh Pertanian dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) pada 2-4 Mei 2024 mendatang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam peningkatan produksi padi melalui optimalisasi lahan […]

Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional Petani Dituntut Manfaatkan Teknologi Informasi

Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional Petani Dituntut Manfaatkan Teknologi Informasi

Pilarpertanian – Dampak dari harga beras mengalami kenaikan sekitar Rp 16.000 per kilogram, tidak membawa keuntungan yang signifikasi bagi kesejahteraan petani, karena ongkos produksi mahal yang disebabkan kelangkaan pupuk yang mahal. Menanggapi hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menjelaskan, “Memang dalam meningkatkan produktivitas memerlukan seorang petani yang cerdas, tidak […]

Produksi Melimpah, Bulog Kalah Bersaing Dengan Pedagang Serap Gabah

Produksi Melimpah, Bulog Kalah Bersaing Dengan Pedagang Serap Gabah

Pilarpertanian – Panen raya padi dalam negeri tengah berlangsung hingga saat ini April 2024, sehingga ketersediaan beras nasional dipastikan melimpah. Menurut data BPS amatan Maret 2024, bahwa panen Maret 1,10 juta hektar menghasilkan 3,38 juta ton beras dan bulan April 1,78 juta hektar menghasilkan 5,53 juta ton beras dan Mei 1,12 juta hektar menghasilkan 3,19 […]

Enrekang Menjadi Sentra dan Tonggak Bawang Merah di Pulau Sulawesi

Enrekang Menjadi Sentra dan Tonggak Bawang Merah di Pulau Sulawesi

Pilarpertanian – Harga bawang merah yang mengalami kenaikan menjelang dan pasca lebaran tahun 2024, disinyalir berbagai kalangan dipicu oleh terganggunya produksi akibat terjangan banjir di sentra-sentra utama yang membentang sepanjang Pantura Jawa seperti Cirebon, Brebes, Kendal, Demak, Pati hingga Probolinggo. Lebih dari 2.500 hektar lahan bawang merah yang digadang bisa dipanen saat lebaran, mengalami puso […]

Kapolri: Mentan Amran Sahabat Saya, Kami Dukung Penuh Swasembada

Kapolri: Mentan Amran Sahabat Saya, Kami Dukung Penuh Swasembada

Pilarpertanian – Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo mendukung penuh gebrakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam mewujudkan swasembada pangan melalui solusi cepat pompanisasi dan optimalisasi. Kapolri mengaku optimis langkah tersebut dapat terealisasi mengingat Amran merupakan pakar yang mengerti dan tahu cara mewujudkannya. “Saya menyambut baik kerja sama ini dan saya juga […]

Perdana 2024, Indonesia Ekspor Mangga Gedong Gincu ke Jepang Senilai Rp 140 Miliar

Perdana 2024, Indonesia Ekspor Mangga Gedong Gincu ke Jepang Senilai Rp 140 Miliar

Pilarpertanian – Tahun 2024, Indonesia akan mengekspor mangga gedong gincu perdana ke Jepang, yang memiliki potensi pasar mangga sebesar 7.000 ton per tahun dengan nilai ekonomi bisa mencapai Rp 140 miliar per tahunnya. Badan Karantina Indonesia terus mengawal percepatan ekspor mangga varietas gedong gincu ke Jepang. “Saya dukung penuh percepatan ekspor mangga gedong gincu ini […]