Kementan Turun Kendalikan Serangan Hama Penggerek Batang Padi di Klaten
Pilarpertanian - Penggerek batang padi (PBP) merupakan hama penting pada tanaman padi. Hama ini jika menyerang pertanaman vegetatif menimbulkan gejala sundep, sedangkan jika menyerang pertanaman padi generatif menimbulkan gejala beluk. Serangan PBP saat ini berpotensi marak terjadi di beberapa daerah sentra penghasil padi, seperti halnya di Klaten, Jawa Tengah. Serangan hama penggerek batang padi di Klaten dilaporkan di beberapa lokasi, yaitu di Kecamatan Delanggu, Juwiring dan Karangdowo. Petani setempat menyebut hama ini dengan nama inser atau user.
Trijoko Purwanto, Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (Kortikab POPT) Kabupaten Klaten menjelaskan bahwa serangan hama PBP terutama terjadi di lokasi-lokasi pertanaman padi yang dekat dengan lampu penerangan jalan. “Lampu penerang jalan menarik bagi ngengat atau kupu-kupu induk hama PBP untuk datang dan bertelur di pertanaman padi yang berdekatan sehingga terjadi serangan di lokasi tersebut. Pertanaman padi yang diserang umumnya berupa tanaman muda (stadia vegetatif) sehingga menyebabkan gejala sundep, yaitu pucuk tanaman tidak berkembang,” ungkap Trijoko.
Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Tengah, Herawati Prarastyani, menyatakan bahwa untuk mengendalikan serangan hama PBP di wilayahnya, pihaknya telah menginstruksikan kepada para POPT agar lebih intensif dalam melakukan pengamatan OPT di lapangan. “Lokasi-lokasi pertanaman padi yang terindikasi ada serangan hama PBP dan sekitarnya harus disisir dan dipantau perkembangan serangannya, terutama saat masih di persemaian. Di samping itu, para petugas POPT juga harus intensif melakukan bimbingan teknis kepada petani untuk rekomendasi pengendalian yang tepat,” terang wanita yang akrab disapa Hera tersebut.
Dihubungi di Jakarta, Plt. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Yudi Sastro menerangkan bahwa untuk menangani serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman pangan, khususnya hama PBP ini, pihaknya telah melakukan langkah-langkah cepat untuk mengantisipasi meningkatnya serangan hama PBP. “Kami telah menugaskan tim untuk turun ke lapangan dan melakukan gerakan pengendalian (gerdal) di Klaten 2 hari ini (30-31/10). Kepada para petugas POPT kami minta untuk meningkatkan kewaspadaan OPT dengan melakukan pengamatan lebih intensif sehingga serangan OPT dapat terdeteksi sedini mungkin,” tutur Yudi.
Aksi sigap Kementerian Pertanian (Kementan) melalui gerdal serangan hama PBP dilakukan di Desa Mendak dan Krecek Kecamatan Delanggu, Klaten. Disamping itu, dilakukan pula monitoring dan pemetaan serangan hama ini untuk mengetahui dinamika perkembangan serangannya di Kabupaten Klaten.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menginstruksikan kepada seluruh jajarannya agar tidak pernah lengah dan selalu waspada dalam memantau keberadaan OPT di lapangan. “Intensifkan pengamatan OPT sejak dini dan gerakan pengendaliannya, terutama yang ramah lingkungan, seperti pengumpulan kelompok telur penggerek di persemaian. Semaksimal mungkin kita laksanakan pengamanan produksi tanaman pangan dari ancaman serangan OPT sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk terus mengawal produksi pangan dan menuntaskan ancaman serangan OPT sehingga petani dapat panen dengan produksi tinggi,” pungkas Suwandi. (PW)