KWT Sumber Makmur Dalisodo Dalami Biofarma Untuk Keluarga
Sumber foto : Ferly P Tambunan

KWT Sumber Makmur Dalisodo Dalami Biofarma Untuk Keluarga

Pilarpertanian - Biofarmaka atau tumbuhan obat adalah tumbuhan yang telah diidentifikasi dan diketahui berdasarkan pengamatan manusia memiliki senyawa yang bermanfaat untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit, melakukan fungsi biologis tertentu, hingga mencegah serangan serangga dan jamur.


Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat telah ada sejak zaman prasejarah manusia. Begitu banyak obat-obatan yang tersedia saat ini merupakan turunan dari pengobatan herbal.


Atas hal tersebut maka Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang melalui Bidang Hortikultura memberikan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Sosialisasi untuk lebih mengenalkan macam macam tanaman obat khususnya untuk keluarga.


Tanaman obat keluarga yang ada disekitar lingkungan keluarga atau rumah tangga. Dalam perkembangannya beberapa tanaman obat sudah mulai langka dikarenakan ketidaktahuan tentang tanaman dan khasiatnya, sehingga banyak tanaman yang dibuang dan tidak dibudidayakan.



Melalui Kepala Seksi Hortikultura DTPHP Kabupaten Malang Naning Woro mengadakan kegiatan kepada ibu-ibu Kelompok Tani Wanita (KWT) Sumber Makmur Desa Dalisodo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang untuk mengenalkan berbagai macam tanaman obat atau biofarmaka ini.


Dalam sambutannya, Naning mengharapkan ibu-ibu KWT ini yang diketuai ibu Sudiawarlin dapat lebih mengetahui dan mengenal beberapa tanaman yang mulai langka dan mengetahui manfaatnya sehingga dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga baik untuk dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan pengobatan non medis secara cepat dan mudah di dapat.


Dipilihnya lokasi ini karena topografi Desa Dalisodo pada dataran tinggi dan berbatasan langsung dengan kawasan lereng Gunung Kawi.


Pada kesempatan itu ibu Tutut dan Mbak Arinda sebagai narasumber yang berasal dari P4S Intan kecamatan Pagelaran berkenan menyampaikan materi dan memberikan penekanan bahwa dengan sumber yang berasal dari tumbuhan, maka kekayaan hayati suatu wilayah seperti hutan menjadi penting, dan kerusakan hutan mengancam keberadaan tumbuhan obat yang pernah dan saat ini dimanfaatkan oleh masyarakat penghuni kawasan hutan dan sekitarnya.


Menurutnya, keanekaragaman hayati di dalam hutan penting selain sebagai sarana melestarikan spesies tumbuhan obat untuk manusia. Yang mana menurut Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan atau BPPP dari Kementerian Perdagangan, tanaman obat atau tanaman biofarmaka di Indonesia mencakup 15 jenis tanaman utama. Di antaranya adalah laos atau lengkuas, lempuyang, jahe, kunyit, kencur, kapulaga, mengkudu, lidah buaya, mahkota dewa, sambiloto, kejibeling, temukunci, temulawak, temuireng dan dlingo atau dringo. Selain itu masih ada beberapa jenis biofarmaka lainnya seperti, kumis kucing, daun sirih, daun kemangi, jeruk nipis, daun mint, rosemary, daun ketumbar dan serai.


Tanaman tanaman tadi sebenarnya sudah familiar didengar dan digunakan oleh ibu-ibu sehingga ibu-ibu lebih dapat memanfaatkannya dalam kesehariannya.


Sebagai bagian dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Wagir, Ferly Tambunan yang juga Penyuluh Pertanian Desa Dalisodo dan pendamping KWT Sumber Makmur berterimakasih kepada DTPHP Kabupaten Malang yang mana melalui kegiatan ini ibu-ibu diberikan pengetahuan baru akan pengenalan biofarmaka dan dapat mengembangkan lagi kegiatan tanaman obat keluarga atau TOGA dilingkungan sekitar rumah.


Ditambahkan pula bahwa biofarmaka khususnya TOGA terdiri dari berbagai jenis tanaman yang dibudidayakan baik di halaman, pekarangan rumah, ladang atau di kebun. Jenis tanaman yang dibudidayakan sebagai TOGA adalah tanaman yang tidak memerlukan perawatan khusus, tidak mudah diserang hama penyakit, bibitnya mudah didapat, mudah tumbuh dan tidak termasuk jenis tanaman terlarang.
Semoga dengan kemajuan teknologi dan informasi yang semakin cepat dan maju, ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani juga semakin bertambah ilmu pengetahuan dan kecakapan hidup dalam memperkokoh Ketahanan rumah tangga nya untuk memajukan Pertanian Organik dan berkelanjutan. (Oleh. Ferly P Tambunan, Penyuluh Pertanian BPP Kec.Wagir)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Mentan Amran Lapor ke Presiden : Produksi Beras 2025 Tertinggi, Naik 4,1 Juta Ton

Mentan Amran Lapor ke Presiden : Produksi Beras 2025 Tertinggi, Naik 4,1 Juta Ton

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melaporkan langsung kepada Presiden RI Prabowo Subianto bahwa produksi beras nasional tahun 2025 mencapai capaian tertinggi dalam lima tahun terakhir, yakni naik sebesar 4,1 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam pertemuan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/11/2025) Mentan Amran menyampaikan bahwa lonjakan produksi tersebut mengacu pada hasil […]

Wakil Ketua Umum GP Ansor Mempertanyakan Serangan Tempo kepada Mentan di Tengah Isu Mafia Pangan

Wakil Ketua Umum GP Ansor Mempertanyakan Serangan Tempo kepada Mentan di Tengah Isu Mafia Pangan

Pilarpertanian – Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor), H. Muh Mabrur, menyoroti perseteruan antara media Tempo dan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman. Menurut Mabrur, tindakan yang dilakukan Menteri Amran sesekali diperlukan agar media tidak bertindak semena-mena dalam membuat framing negatif dan melontarkan fitnah keji terhadap lembaga maupun perorangan. Lebih lanjut, Waketum […]

Ekspor Pertanian Jadi Penopang, Hilirisasi Jadi Urat Nadi Kekuatan Ekonomi Nasional Indonesia

Ekspor Pertanian Jadi Penopang, Hilirisasi Jadi Urat Nadi Kekuatan Ekonomi Nasional Indonesia

Pilarpertanian – Kinerja ekspor Indonesia terus menunjukkan tren positif sepanjang Januari hingga September 2025. Berdasarkan data terkini, total nilai ekspor nasional mencapai USD 209,80 miliar, atau naik 8,14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini menjadi sinyal kuat bahwa sektor nonmigas, terutama pertanian dan industri pengolahan berbasis hasil bumi, kini menjadi tulang punggung utama […]

Harga Beras Turun di Semua Segmen, Dua Bulan Berturut-turut Terjadi Deflasi

Harga Beras Turun di Semua Segmen, Dua Bulan Berturut-turut Terjadi Deflasi

Pilarpertanian – Harga beras kembali menjadi penyelamat stabilitas harga pangan nasional. Memasuki Oktober 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa komoditas beras kembali mengalami deflasi, melanjutkan penurunan harga yang telah terjadi pada September. Meski inflasi umum berada di angka 0,28 persen, beras justru bergerak berlawanan arah. “Terjadi deflasi beras pada Oktober 2025 lebih dalam dibandingkan […]

Kehormatan Petani VS Kebebasan Pers

Kehormatan Petani VS Kebebasan Pers

Pilarpertanian – Oleh: Ibrahim Asnawi (Koordinator Nasional GEMPITA) Gerakan Pemuda Tani Indonesia (GEMPITA) menyikapi serius polemik yang terjadi antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan Majalah Tempo. Langkah Kementan melayangkan gugatan perdata atas pemberitaan Tempo edisi  yang berjudul “Poles-Poles Beras Busuk” adalah langkah yang tepat, konstitusional, dan harus didukung. Kami melihat ini bukan sekadar urusan antara Kementan […]

Deflasi Beras Tekan Inflasi Oktober 2025, Terjadi di 23 Provinsi

Deflasi Beras Tekan Inflasi Oktober 2025, Terjadi di 23 Provinsi

Pilarpertanian – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada Oktober 2025 secara umum terjadi inflasi 0,28 persen akan tetapi justru terjadi sebaliknya untuk komoditas beras yang mengalami deflasi sebesar 0,27 persen (m-to-m). Kondisi ini berbeda dari tren dua tahun sebelumnya, di mana beras justru mengalami inflasi pada Oktober 2022 dan 2023. Adapun deflasi pada Oktober […]

Produksi Jagung Nasional Meningkat 9,34 Persen Sepanjang 2025

Produksi Jagung Nasional Meningkat 9,34 Persen Sepanjang 2025

Pilarpertanian – Produksi jagung nasional sepanjang Januari hingga Desember 2025 diperkirakan terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), potensi produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen mencapai 16,55 juta ton, atau meningkat 1,41 juta ton (9,34 persen) dibandingkan periode yang sama tahun 2024. “Potensi produksi […]

Proyeksi Produksi Padi Tembus 60 Juta Ton, Luas Panen Meningkat Dua Digit

Proyeksi Produksi Padi Tembus 60 Juta Ton, Luas Panen Meningkat Dua Digit

Pilarpertanian – Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi padi nasional sepanjang tahun 2025 akan mencapai 60,34 juta ton gabah kering giling (GKG), meningkat 13,55 persen dibandingkan dengan capaian tahun 2024 yang sebesar 53,16 juta ton. Kenaikan ini ditopang oleh pertumbuhan luas panen yang mencapai dua digit sekitar 12,98 persen serta dukungan kondisi cuaca yang relatif […]

Produksi Beras 2025 Melonjak Tinggi 34,77 Juta Ton

Produksi Beras 2025 Melonjak Tinggi 34,77 Juta Ton

Pilarpertanian – Produksi beras nasional tahun 2025 menunjukkan lonjakan signifikan dan menandai langkah besar Indonesia menuju swasembada pangan. Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Januari–Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton, meningkat 4,14 juta ton atau naik 13,54 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, […]