Membangun Penyuluh Pertanian Yang Produktif

Membangun Penyuluh Pertanian Yang Produktif
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Tengah) Saat Mengikuti Acara Pembekalan Penyuluhan Pertanian Nasional dengan Tema Penyuluh Hebat, Pertanian Kuat, Di Jakarta.

Pilarpertanian - Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi sumber daya lahan yang luas dengan tipologi lahan sawah, lahan kering, lahan rawa, lebak dan pasang surut, dengan penyinaran matahari hampir sepanjang tahun.

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) memfokuskan pada pengembangan SDM dan kelembagaan petani dengan tujuan untuk mewujudkan SDM pertanian yang kreatif, inovatif dan berwawasan global.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan Indonesia siap menghadapi ancaman krisis pangan dunia. Sebab pihaknya sudah memiliki berbagai program dan cara untuk menghadapi krisis pangan.

Salah satunya yakni jika harga beras dan jagung melonjak tinggi lantaran krisis, pemerintah tak segan-segan mensubstitusi dengan sagu.

“Sekrisis apapun, Kementan itu sudah siap (hadapi ancaman krisis pangan dunia), sudah ada program. Beras, kalau memang harganya tidak bersahabat potong semua pohon sagu yang ada,” ujarnya dalam acara Kegiatan Pembekalan Penyuluhan Pertanian Nasional dengan tema Penyuluh Hebat, Pertanian Kuat di Jakarta, Kamis (06/10/2022).

Pada kegiatan tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa penyuluh harus bekerja keras untuk mengenjot produksi beserta olahannya.

Dedi Nursyamsi mengatakan, Kementan telah merumuskan strategi jitu dalam menghadapi perubahan iklim.

Diantaranya strategi dalam meningkatkan kapasitas produksi pangan komoditas pengendali inflasi, seperti bawang merah, cabai, bawang putih. Di samping itu, distribusi komoditas tersebut juga harus lancar.

“Negara kita negara besar, negara kepulauan, sehingga distribusinya (produk pertanian) sering terkendala. Oleh karena itu, distribusi dari produk ini juga harus aman,” tutur Dedi.

Salah satu agenda pembekalan penyuluhan pertanian nasional adalah diskusi dengan tema membangun penyuluh pertanian yang produktif.

Hadir sebagai narasumber, Pending Dadih Permana yang mengatakan dengan adanya penguatan kapasitas dan profesionalisme diharapkan dapat menghasilkan penyuluh berkarakter kewirausahaan, etos kerja yang mandiri, gigih dalam berusaha.

“Diharapkan penyuluh selalu mampu memunculkan tantangan pada setiap tahapan usaha dan mengubahnya menjadi peluang sebagai motivasi untuk selalu bergerak maju”, ujar Pending Dadih Permana.

Narasumber selanjutnya, Momon Rusmono pada paparan materinya membahas tentang penyuluh pertanian di era digital 4.0, dimana fungsi penyuluhan digital menyediakan, mempermudah dan mempercepat proses penyebaran informasi.

“Dengan adanya materi penyuluh digital dapat memberikan layanan secara langsung, cepat dan akurat kepada pelaku utama dan pelaku usaha”, jelas Momon Rusmono.

Sementara itu, narasumber Mulyono Machmur memberikan motivasi berprestasi pada para penyuluh yang hadir pada kegiatan tersebut. Beliau mengatakan Pengetahuan adalah kekuatan tidak seluruhnya benar. Pengetahuan adalah informasi dan merupakan kekuatan potensial.

“Kekuatan Potensial ini hanya akan menjadi kekuatan riil, jika digunakan dalam tindakan”, ujar Mulyono Machmur.

Pengetahuan dapat diperoleh dari Pendidikan. Bukan harga pendidikan berbentuk gelar dan nilai.

“Pendidikan yang didapatkan antara lain mengembangkan kekuatan/pengetahuan, belajar mendisiplinkan diri serta mendengar dan berhasrat belajar”, pungkas Mulyono Machmur. hvy/BB

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan