Pantau Produksi, Kementan Stabilkan Harga Cabai di Akhir Tahun
Berbagai Upaya Dilakukan oleh Kementerian Pertanian dalam Menekan Harga Cabai Menjelang Hari Raya Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Pantau Produksi, Kementan Stabilkan Harga Cabai di Akhir Tahun

Pilarpertanian - Dinamika harga cabai di berbagai daerah menjelang akhir tahun menjadi fokus perhatian Kementerian Pertanian (Kementan), khususnya dalam menjaga stabilitas harga komoditas hortikultura jelang Hari-Hari Besar Keagamaan (HBKN). Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya kehadiran di lapangan untuk mendukung petani, memantau produksi, mencatat masalah yang dihadapi dan memberikan solusi bersama dinas pertanian.


“Jelang nataru ini kita semua harus berada di lapangan, kita harus berada di dekat petani, hitung produksinya, catat masalahnya dan berikan solusi. Tentunya kalau bersama-sama dinas pertanian, kita bisa temukan solusi terbaik itu”, tegas Mentan Amran.


Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, memerintahkan untuk secara terus-menerus petugas dari Kementan berada di lapangan. Tim tersebut terlibat dalam pemantauan harga, distribusi bantuan, pemantauan serangan hama, penyakit tanaman, serta memberikan edukasi kepada petani.


“Tim kami sudah di lapangan, ada yang memantau harga, ada yang mantau bantuan di titik bagi, tim POPT memantau serangan hama dan penyakit tanaman, dan beberapa tim hadir untuk mengedukasi petani”, terang Anton, sapaan akrabnya.



Prihasto Setyanto yang juga menjabat sebagai Plt. Sekjen Kementan menjelaskan bahwa meskipun kenaikan harga cabai merupakan hal biasa, upaya pemberian bantuan pompa sumur dalam di beberapa wilayah telah dilakukan untuk mengatasi dampak kekeringan, sehingga produksi diharapkan dapat kembali normal.


Menurut Anton, produksi cabai saat ini masih dalam level aman jika dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi. Dia menegaskan bahwa dengan turunnya hujan, para petani akan kembali menanam, dan produksi cabai diprediksi surplus untuk tahun ini meskipun bulanan bisa mengalami fluktuasi yang bersifat musiman.


Di Kabupaten Bulukumba, kenaikan harga cabai terjadi secara drastis. Petani seperti Ice Rismayani dan Muhammad Ramli merasakan dampaknya. Ice mengakui bahwa stok cabai berkurang akibat dari cuaca ekstrem El Nino, sementara Ramli menganggap harga yang tinggi sebagai peluang untuk mengembangkan lahan cabai lebih besar dan mengatasi kerugian sebelumnya.


Menurut pengakuan petani cabai di desa Bontobangun, Kec. Rilau Ale itu, harga cabai rawit di tingkat petani saat ini dibanderol seharga Rp.45 ribu, cabe keriting, Rp. 37 ribu sedangkan cabe besar Rp.25 ribu. Hal ini diakui Ice karena memang stok cabai di Kota Kabul (sebutan Kota Bulukumba di kalangan anak milenial) berkurang akibat kekeringan yang melanda hampir sekitar 4 bulan lamanya.


“Saya selaku petani tentunya saat ini senang sekali kalau harga cabai mahal, karena bisa mengembalikan kerugian kami dulu. Sekarang ini kami bisa nabung keuntungan itu untuk mengembangkan lahan cabai ini lebih besar. Harusnya masyarakat mengizinkan kami untuk menikmati keuntungan cabai itu, agar para petani seperti kami ini bisa merasakan kesejahteraan”, tuturnya.


Di samping Bulukumba, kenaikan harga cabai juga terjadi di Jeneponto, di mana cabai rawit mencapai harga Rp.60 ribu per kilogram. Terpantau di lapangan banyak petani cabai merugi akibat kekeringan yang belum teratasi sepenuhnya, meskipun bantuan pompa air dari Kementan telah memberikan manfaat bagi sebagian petani.


Kementan terus berupaya mendukung petani dengan memberikan bantuan tambahan, memantau kondisi lapangan dan memberikan solusi agar harga cabai kembali stabil di tengah dinamika perdagangan yang terjadi.(PW)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Produksi Melimpah, Bulog Kalah Bersaing Dengan Pedagang Serap Gabah

Produksi Melimpah, Bulog Kalah Bersaing Dengan Pedagang Serap Gabah

Pilarpertanian – Panen raya padi dalam negeri tengah berlangsung hingga saat ini April 2024, sehingga ketersediaan beras nasional dipastikan melimpah. Menurut data BPS amatan Maret 2024, bahwa panen Maret 1,10 juta hektar menghasilkan 3,38 juta ton beras dan bulan April 1,78 juta hektar menghasilkan 5,53 juta ton beras dan Mei 1,12 juta hektar menghasilkan 3,19 […]

Urusan Pangan Jadi Atensi Khusus Prabowo Subianto, Wamenhan: Kerja Mentan Amran Luar Biasa

Urusan Pangan Jadi Atensi Khusus Prabowo Subianto, Wamenhan: Kerja Mentan Amran Luar Biasa

Pilarpertanian – Menteri Pertahanan RI sekaligus Presiden terpilih Pemilu 2024, Prabowo Subianto memiliki perhatian khusus terhadap sektor pertanian. Prabowo bahkan menugaskan secara khusus jajaran kerjanya untuk membantu Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam memperkuat pangan. Demikian disampaikan Wakil Menteri Pertahanan, Muhammad Herindra saat menghadiri nota kesepahaman Kementan dan Polri dalam memperkuat ketahanan pangan yang […]

Perdana 2024, Indonesia Ekspor Mangga Gedong Gincu ke Jepang Senilai Rp 140 Miliar

Perdana 2024, Indonesia Ekspor Mangga Gedong Gincu ke Jepang Senilai Rp 140 Miliar

Pilarpertanian – Tahun 2024, Indonesia akan mengekspor mangga gedong gincu perdana ke Jepang, yang memiliki potensi pasar mangga sebesar 7.000 ton per tahun dengan nilai ekonomi bisa mencapai Rp 140 miliar per tahunnya. Badan Karantina Indonesia terus mengawal percepatan ekspor mangga varietas gedong gincu ke Jepang. “Saya dukung penuh percepatan ekspor mangga gedong gincu ini […]

Enrekang Menjadi Sentra dan Tonggak Bawang Merah di Pulau Sulawesi

Enrekang Menjadi Sentra dan Tonggak Bawang Merah di Pulau Sulawesi

Pilarpertanian – Harga bawang merah yang mengalami kenaikan menjelang dan pasca lebaran tahun 2024, disinyalir berbagai kalangan dipicu oleh terganggunya produksi akibat terjangan banjir di sentra-sentra utama yang membentang sepanjang Pantura Jawa seperti Cirebon, Brebes, Kendal, Demak, Pati hingga Probolinggo. Lebih dari 2.500 hektar lahan bawang merah yang digadang bisa dipanen saat lebaran, mengalami puso […]

Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional Petani Dituntut Manfaatkan Teknologi Informasi

Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional Petani Dituntut Manfaatkan Teknologi Informasi

Pilarpertanian – Dampak dari harga beras mengalami kenaikan sekitar Rp 16.000 per kilogram, tidak membawa keuntungan yang signifikasi bagi kesejahteraan petani, karena ongkos produksi mahal yang disebabkan kelangkaan pupuk yang mahal. Menanggapi hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menjelaskan, “Memang dalam meningkatkan produktivitas memerlukan seorang petani yang cerdas, tidak […]

Kapolri: Mentan Amran Sahabat Saya, Kami Dukung Penuh Swasembada

Kapolri: Mentan Amran Sahabat Saya, Kami Dukung Penuh Swasembada

Pilarpertanian – Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo mendukung penuh gebrakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam mewujudkan swasembada pangan melalui solusi cepat pompanisasi dan optimalisasi. Kapolri mengaku optimis langkah tersebut dapat terealisasi mengingat Amran merupakan pakar yang mengerti dan tahu cara mewujudkannya. “Saya menyambut baik kerja sama ini dan saya juga […]

Antisipasi El Nino, Kementan Kawal Pompanisasi di Boyolali

Antisipasi El Nino, Kementan Kawal Pompanisasi di Boyolali

Pilarpertanian – Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu fokus Kementerian Pertanian dalam program Perluasan Areal Tanam (PAT). Salah satu lokasi PAT adalah Kabupaten Boyolali yang memiliki potensi lahan tadah hujan dan budidaya padi gogo cukup luas. Lahan tersebut dapat dioptimalkan indeks pertanaman padinya dengan bantuan pompanisasi. Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian […]

Kementan Siap Gelar TOT ‘Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional’

Kementan Siap Gelar TOT ‘Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional’

Pilarpertanian – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian siap menggelar Training of Trainers (TOT) bertajuk ‘Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional’ bagi Widyaiswara, Dosen, Guru, Penyuluh Pertanian dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) pada 2-4 Mei 2024 mendatang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam peningkatan produksi padi melalui optimalisasi lahan […]

Bulog Ogah Serap Gabah Tapi Semangat Impor Beras, Apa Ada Fee?

Bulog Ogah Serap Gabah Tapi Semangat Impor Beras, Apa Ada Fee?

Pilarpertanian – Panen raya padi dalam negeri tengah berlangsung hingga saat ini April 2024, sehingga ketersediaan beras nasional dipastikan melimpah. Menurut data BPS amatan Maret 2024, bahwa panen Maret 1,10 juta hektar menghasilkan 3,38 juta ton beras dan bulan April 1,78 juta hektar menghasilkan 5,53 juta ton beras dan Mei 1,12 juta hektar menghasilkan 3,19 […]