Mentan Amran: Hilirisasi Pertanian Butuh Disiplin TNI untuk Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Pilarpertanian - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya hilirisasi pertanian sebagai kunci peningkatan kesejahteraan petani dan penguatan ekonomi nasional. Hal ini disampaikan saat meninjau Yonif Teritorial Pembangunan (TP) 843/PYV Bersama Rakyat Pembangunan Negeri bersama Menteri Pertahanan, Menteri Keuangan, dan Menteri Kesehatan, Rabu (20/8).
Dalam kesempatan tersebut, Mentan Amran mengungkapkan bahwa hilirisasi mampu menyerap hingga 1,6 juta tenaga kerja baru, sekaligus membuka peluang besar bagi peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). Ia menegaskan bahwa keterlibatan TNI dengan disiplin tinggi sangat dibutuhkan untuk memastikan implementasi hilirisasi berjalan efektif dan terukur.
Amran menjelaskan, pembangunan hilirisasi tidak hanya berhenti pada pangan pokok, tetapi juga perkebunan seperti kelapa, kopi, kakao, pala, hingga mente. Produk-produk tersebut dinilai memiliki potensi ekspor bernilai tinggi dan mampu menopang devisa negara.
Lebih lanjut, Mentan Amran menekankan keberhasilan hilirisasi juga akan memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi nasional. Menurutnya, hilirisasi pertanian memiliki multiplier effect, yang akan menggerakkan perdagangan, industri, hingga lapangan kerja. Ia optimistis, dengan disiplin TNI, pengawasan ketat, dan dukungan semua pihak, Indonesia bisa menghentikan impor, memperbesar ekspor, dan mewujudkan kemandirian pangan sekaligus hilirisasi perkebunan.
Di kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan bahwa pembentukan Batalion Teritorial Pembangunan merupakan strategi penting untuk mendukung swasembada pangan, energi, dan pemenuhan gizi masyarakat.
“Batalion ini pada dasarnya adalah batalion infanteri, tetapi dipersiapkan dengan peran tambahan untuk mendukung pembangunan nasional. Model ini akan diterapkan di seluruh Indonesia sebagai bagian dari upaya bersama pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pangan dan energi bangsa,” ujar Sjafrie.
Sjafrie menambahkan, kolaborasi lintas sektor ini menunjukkan bahwa pertahanan negara tidak hanya berbicara soal senjata, tetapi juga tentang kemampuan bangsa menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan rakyat. Dengan pangan yang kuat, Indonesia akan semakin berdaulat dan disegani di kancah global.