Mentan SYL Tinjau Langsung Panen dan Tanam Padi di Barito Kuala
Pilarpertanian - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meninjau langsung panen raya dan tanam padi di Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Jumat (11/8/2023).
Kelompok Tani (Poktan) Amanah, Gapoktan Wina Kencana di Desa Sungai Gampa Asahi, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala, tak menyangka jika panen mereka kali ini dikunjungi langsung oleh Mentan. Para petani pun merasa bangga dan semakin termotivasi dalam memajukan pertanian di wilayahnya.
Hal tersebut diamini Pj. Bupati Barito Kuala, Mujiyat. Ia menuturkan, pihaknya sangat bersyukur dan bangga atas kehadiran Mentan SYL dalam panen dan tanam padi di Barito Kuala. Adapun padi yang dipanen kali ini merupakan kualitas unggul dengan masa tanam enam bulan.
“Terima kasih atas kehadiran Pak Menteri ke wilayah kami. Semoga Pak Menteri selalu sehat dan bisa datang kembali. Semoga kami bisa terus bersinergi dengan Kementerian Pertanian,” ujar Mujiyat.
Adapun luas hamparan yang dipanen adalah 30 hektar (ha) dengan luas tanam 95 ha. Padi yang digunakan merupakan varietas lokal, yakni Siam Pangling dengan produktivitas 4,3 ton/ha. Dengan harga gabah di petani Rp 11.000/kg, biaya produksi yang dihabiskan sekitar Rp 6 juta/ha.
Untuk luas tanam setahun se-Kabupaten Barito Kuala adalah 105.432 ha dengan luas baku sawah 99.444 ha dan IP 120 di 20.000 ha. Guna memaksimalkan hasil panen dan meminimalisir biaya produksi, para petani menggunakan aplikasi Biosaka di tingkat kecamatan yang meliputi 3 Poktan seluas 75 ha.
Pada periode Januari-September 2023, perkiraan luas panen padi di Kabupaten Barito Kuala sekitar 43.305 ha dan perkiraan produksi padi 145.883 ton gabah kering.
Tak hanya menanam komoditas padi, petani di Kabupaten Barito Kuala juga menaman jagung dengan luas panen pada tahun periode Januari-September diperkirakan 904 ha dan perkiraan produksi 5.324 ton PK. Selain itu, ada pula komoditi kedelai dengan perkiraan luas panen periode Januari-September 2023 seluas 66 Ha dan perkiraan produksi 115 ton BK.
Berdasarkan data Badan Pertanahan Nasional (BPN) tahun 2019, luas baku sawah di Provinsi Kalimantan Selatan seluas 290.716 ha dengan perkiraan luas panen padi periode Januari-September 2023 adalah 164.871 Ha dan perkiraan produksi 646.074 ton GKG.
Kemudian perkiraan luas panen jagung periode Januari-September 2023 adalah 8.717 ha dan perkiraan produksi 51.322 ton PK. Sedangkan perkiraan luas panen kedelai periode Januari-September 2023 adalah 1.436 ha dan perkiraan produksi 2.513 ton BK.
Antisipasi Dampak El Nino
Dalam kunjungannya di Barito Kuala, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) juga mengingatkan pemerintah daerah untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim ekstrem kekeringan (El Nino) agar tidak berdampak terhadap penurunan produksi pangan.
Pasalnya, Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu lumbung pangan nasional, sehingga menjadi perhatian serius Kementan untuk dilakukan pengawalan dan didorong menerapkan berbagai program terobosan yang operasional.
“Kedatangan saya atas nama pemerintah dan perintah Bapak Presiden untuk meminta tolong sama-sama menghadapi tantangan terhadap ancaman global yakni perubahan iklim ekstrem, krisis ekonomi dunia dan dampak covid 19 yang belum pulih. Pertemuan terkait antisipasi El Nino ini sangat relevan dan penting sekali, karena kalau tidak diantisipasi dengan baik, El Nino mempunyai dampak yang signifikan terhadap penurunan produksi,” tutur Mentan SYL.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan, berdasarkan pengalaman kejadian El Nino tahun 2015, justru provinsi Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan sangat berkontribusi dalam produksi beras.
Karena saat El Nino itu lahan-lahan rawa yang biasa airnya tinggi menjadi surut, sehingga sangat potensial ditanami padi, dan menambah luas tanam di Kalimantan Selatan bisa 100.000 hektar, mesti kerja keras mengejar potensi tanam.
“Jadi sesuai petunjuk Bapak Menteri pada bulan Agustus-September ini mengejar luas tambah tanam 500.000 hektar di 10 provinsi. Tidak hanya meng-handle tanam hingga panen, tapi sekaligus asuransi, KUR, penggilingan, hingga offtaker dan pasarnya sebagai cadangan pangan,” tandas Suwandi.(PW)