Panen Padi Inpari 32 dan 42 Capai Hasil 10 ton di Pandeglang

Panen Padi Inpari 32 dan 42 Capai Hasil 10 ton di Pandeglang
Foto : Hasil Panen Padi Dengan Produktivitas Mencapai 10 ton/ha

Pilarpertanian - Petani di wilayah Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten sejak awal April telah melakukan panen raya padi secara serempak dengan luasan total sawah sekitar 3.039 hektar. Dua varietas padi hasil penelitian Balitbangtan, yaitu Inpari 32 dan Inpari 42 mendominasi pertanaman padi di Kabupaten Pandeglang yang ditanam sejak Januari 2020.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kali ini, panen dilakukan oleh para petani yang tergabung dalam kelompok tani Mekar Bakti di Desa Panimbang Jaya, Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Saat ditemui di lokasi, Rabu (22/4) ketua Kelompok Tani Mekar Bakti, Endang Didin bersama penyuluh setempat Joharyadi, mengaku gembira dengan performa kedua varietas padi inovasi Balitbangtan tersebut.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Produktivitas hasil panen yang diperoleh dari Inpari 32 adalah 8 – 9 ton/ha sedangkan untuk Inpari 42 produktivitasnya mencapai hingga 10 ton/ha.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“10 ton ini adalah hasil real di lapangan, bukan hasil ubinan.” ucap Joharyadi bangga.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Johardi menyampaikan bahwa berdasarkan pemantauan BPTP Banten sebelumnya, benih ini telah menyebar di berbagai lokasi di Provinsi Banten.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kedua benih ini popular di Banten karena unggul dalam ketahanan terhadap penyakit dan tekstur nasi yang sedang hingga pulen,” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pola tanam yang diterapkan oleh para petani setempat, kata dia, sebagian besar dilakukan dengan sistem jajar dengan jarak 30 cm x 30 cm, meskipun ada juga petani yang melakukannya dengan sistem tegel.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Endang dengan semangat menyampaikan bahwa hasil panen padi ini cukup melimpah, bahkan melebihi kapasitas penggilingan beras lokal.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kelebihan hasil ini biasanya akan dijual kepada pembeli atau pengusaha beras dari Karawang”, jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih dari itu, Endang melihat bahwa di waktu mendatang alat dan mesin pertanian akan memainkan peranan penting bagi kelompok tani di wilayah ini. Hal ini terutama akan membantu petani dalam mengatasi minimnya tenaga kerja saat menghadapi tanam dan panen serentak.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Puslitbangtan), Haris Syahbuddin merasa yakin dengan provitas yang telah dicapai oleh petani di Pandeglang, Banten. Haris melihat hal yang sama juga dinikmati oleh petani di Jawa Barat serta daerah lainnya yang menggunakan varietas-varietas unggul baru yang dihasilkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Balitbangtan, Kementerian Pertanian, Fadjry Djufry pada kesempatan terpisah menyampaikan rasa bangga kepada petani Pandeglang atas provitas yang dicapai serta memberi apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mengawal diseminasi varietas-varietas unggul hasil Balitbangtan untuk sampai kepada petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Salah satu indikator keberhasilan program pemuliaan adalah diadopsinya varietas unggul yang dihasilkan, oleh petani. Meskipun peneliti pemulia memiliki kemampuan untuk memilih varietas-varietas terbaik, namun selera petani terhadap varietas unggul dapat berbeda dan sangat beragam antar daerah,” lanjutnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Fadjry, beragamnya preferensi ini membutuhkan ketersediaan pilihan varietas yang lebih beragam juga dari peneliti pemulia. Untuk itu, para peneliti atau pemulia Balitbangtan terus didorong untuk berinovasi menciptakan varietas unggul baru guna menjawab tantangan peningkatan provitas padi pada berbagai agroekosistem.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sebisa mungkin untuk dapat melibatkan petani dalam memberikan masukan-masukan terhadap kegiatan pemuliaan yang dilakukan agar varietas yang dihasilan sesuai dengan preferensi petani. Hal ini juga membuat proses adopsi inovasi Balitbangtan lebih cepat prosesnya”, tutup Fadjry. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan