Pengumpanan Tikus Cara Efektif Kementan Amankan Produksi Padi

Pengumpanan Tikus Cara Efektif Kementan Amankan Produksi Padi
Foto : Proses Pengumpanan Tikus Menggunakan Racun Guna Pengendalian Hama Tikus

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terus mengamankan produksi padi di daerah-daerah sentra dari serangan hama tikus sawah. Salah satunya di Kabupaten Subang Jawa Barat dengan cara efektif yakni melalui pemasangan umpan beracun.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Kepala Seksi Sarana Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Serealia, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Gandi Purnama, bahwa penyediaan bahan-bahan pengendalian OPT saat ini cukup tersedia, salah satunya dengan pengumpanan tikus dengan racun. Kementan betul-betul mengawal pengamanan produksi tanaman pangan dari gangguan OPT dengan menyediakan sarana-sarana pengendaliannya termasuk di dalamnya bahan pengendali OPT.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pengendalian hama tikus dengan pengumpanan sebagai tindak lanjut dari hasil pengamatan OPT yang rutin dilakukan oleh petugas POPT dan petani. Pengamatan atau monitoring OPT itu merupakan salah satu prinsip dasar dari Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT, red),” demikian dijelaskan Gandi di Jakarta, Rabu (18/12/2019).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ia menegaskan pengamanan produksi dengan cara pengumpanan tersebut sejalan dengan arahan Menteri Pertanian SYL untuk meningkatkan produksi yang menerapkan prinsip efisiensi input dan pengamanan pertanaman. Dengan demikian, petani dapat secara mandiri menangani masalah pertanian sehingga bermuara pada peningkatan kesejahteraan karena biaya yang dikeluarkan sangat kecil.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Melalui PHT petani dibimbing untuk menjadi ahli yang dapat menjadi manajer pada usaha taninya, sehingga petani mampu mengendalikan OPT yang mengganggu usaha taninya dan mampu mengelola usaha taninya menjadi lebih baik, dengan demikian dapat menjadi sumber penghidupannya,” tegasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih lanjut Gandi menuturkan pihaknya mendukung kegiatan pengendalian tikus pra tanam dengan pengumpanan ini untuk mengurangi populasi tikus dan mengamankan produksi musim berikutnya. Kementan mendukung semua upaya pengamanan produksi pangan dari serangan OPT.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“tujuannya untuk dapat terus berkontribusi pada peningkatan produksi pangan nasional dan memelihara kelestarian lingkungan,” tuturnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Terpisah, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Subang, Asep Heryana menginstruksikan semua petugas lapangan seperti Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan Penyuluh Pertanian terus aktif mengawal lokasi-lokasi pertanaman padi mulai dari pra tanam sampai selesai panen. tujuannya untuk mengamankan pertanaman di sentra-sentra produksi padi Kabupaten Subang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Tikus itu perlu perhatian ekstra dan strategi pengendalian yang komprehensif dan terpadu. Pengendaliannya bisa dengan gropyokan, pengemposan dan pemasangan umpan beracun,” ujar Asep.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Petugas Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Kecamatan Pusakanegara, Teten menambahkan strategi pengendalian dengan cara pemasangan umpan beracun contohnya telah dilaksanakan di areal pertanaman Kelompok Tani Pintu Jaya Desa Pusaka Ratu Kecamjatan Pusaka Negara Kabupaten Subang. Umpan beracun telah dipasang menebar di sejumlah titik mengelilingi lahan dan di semua pematang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Umpan beracun untuk kegiatan pengendalian ini disediakan oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan yang disimpan di gudang-gudang Brigade Proteksi Tanaman,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kelompok Tani Pintu Jaya sudah terbiasa melakukan pengendalian hama tikus dengan melakukan kegiatan pengumpanan umpan beracun pada periode pra tanam. Yaitu beberapa hari sebelum musim tanam tiba.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Salah satu umpan yang kami pakai kandungan bahan aktifnya Brodifakum 0,005 persen, cara kerjanya antokoagulan. Jadi bahan ini bisa menghambat penggumpalan darah, formulasi Blok Bait (BB, red),” ungkap Teten.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Secara teknis satu hektar diberi 60 sampai 80 titik umpan. Kalau dosisnya antara 0,4 hingga 0,8 kilogram perhektar,” sambungnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebagai catatan, pernyataan Gandi dan Asep di atas selaras dengan harapan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo kepada semua jajaran Kementan untuk terus menyelesaikan masalah-masalah pertanian dengan upaya maksimal untuk menjamin kebutuhan pangan nasional.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk masalah-masalah pertanian, Mentan Syahrul meminta agar tidak boleh diam, tidak boleh berpangku tangan, tidak boleh lengah dan harus terus berupaya menghadirkan solusi-solusi cerdas untuk mencapai harapan dan target yang tinggi. Sebab satu hal yang paling penting dalam pertanian adalah menyediakan dan menjamin kebutuhan pangan semua rakyat di negeri ini. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan