Penyuluh Inovatif Tingkatkan Kinerja Petani

Penyuluh Inovatif Tingkatkan Kinerja Petani
Foto : Mentan Syahrul Yasin Limpo panen padi di Pandeglang dengan combine harvester

Pilarpertanian - Penyuluh pertanian di Kabupaten Pandeglang diharapkan tiada henti berinovasi. Perannya vital lantaran berada di kluster terkecil komunitas petani di pedesaan. Pandeglang vital bagi Provinsi Banten, kontribusi produksi padi mencapai 35% dan 1% untuk produksi nasional.

“Keberhasilan sektor pertanian, tentunya para penyuluh harus memiliki motivasi dengan mengembangkan inovasi agar dapat mengoptimalkan pelaksanaan peran dan fungsi sebagai penyuluh,” kata Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten (Sekda Pemkab) Pandeglang, Pery Hasanuddin di Pandeglang, belum lama ini.

Kepada sejumlah penyuluh Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Pandeglang, Pery Hasanudin mengurai tantangan klasik pertanian. Alih fungsi lahan dan minat generasi muda, hanya dapat diatasi melalui inovasi. Petani mengurungkan niat melego sawah, milenial pun kepincut bertani lantaran labanya bikin kantong tebal.

“Saya berharap penyuluh menyadari profesi penyuluh bukan hanya tentang fungsi teknis, juga mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan,” katanya pada rapat koordinasi (Rakor) penyuluh di BPP Mandalawangi.

Kepala Dinas Pertanian Pemkab Pandeglang, Budi Januardi mengatakan Rakor di BPP Mandalawangi diikuti penyuluh dari tiap kecamatan di Pandeglang, tujuannya menampung aspirasi terkait kendala lapangan.

“Penyuluh juga memaparkan laporan utama seperti luas tambah tanam padi, jagung dan kedelai. Penyajian laporan yang dibuat para penyuluh bisa dilaporkan real time melalui aplikasi berbasis Android,” kata Budi.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pertanian RI optimalisasi tugas, fungsi, dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Pandeglang sebagai penggerak tingkat kecamatan, selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani). Ditandai kunjungan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, 4 Agustus lalu.

Guna mengawal BPP KostraTani di Pandeglang, kata Dedi, khususnya BPP Mandalawangi menjadi role model KostraTani sebagai benchmark bagi BPP lain di Banten. Utamanya, mengembangkan KostraTani sebagai ‘rumah pintar’ bagi petani untuk menguasai hulu hingga hilir.

Hal itu sejalan dengan instruksi dan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo tentang KostraTani untuk implementasi kebijakan dan program Kementan. Petani bisa mendapat informasi inovasi teknologi pertanian bertumpu pada presisi dan terintegrasi.

Sebagaimana diketahui, Pandeglang memiliki luas lahan 274.690 hektar, di antaranya untuk sawah seluas 52.640 hektar dan lahan darat 222.094 hektar.

Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP (Pusluhtan) merujuk data laporan utama Kementan via Agriculture War Room (AWR) melansir luas tanam Pandeglang pada Oktober – Maret (2019 – 2020) lahan padi 68.104 hektar terdiri atas 57.762 hektar padi sawah dan 10.342 ha padi gogo tersebar pada 326 desa di 35 kecamatan.

Periode tanam Januari – Maret, hasilkan luas panen 20.895 hektar pada Maret, produksi 117.212 ton gabah kering panen (GKP) setara 63.397 ton beras. Luas panen April 14.573 hektar hasilkan 84.639 ton GKP setara 45.397 ton beras. Luas panen Mei 13.466 hektar, produksi 77.177 ton GKP setara beras 48.621 ton.

Sementara harga GKP panen manual (gebot) di kisaran Rp 3.500 hingga Rp 3.800 per kg, hasil panen dengan combine harvester maksimal Rp 4.500 per kg.

“Kalau berbicara pangan, cakupannya luas. Kehidupan, kesehatan dan sosial politik. Berkat pangan, penderitaan dan wabah sebesar apa pun, kita akan mampu bertahan bahkan bisa menangkalnya untuk bangkit,” kata Dedi Nursyamsi. (LA)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan