Perkuat Pangan Lintas Negara, Mentan SYL Kunjungi Screen House Almeria Spanyol

Perkuat Pangan Lintas Negara, Mentan SYL Kunjungi Screen House Almeria Spanyol
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Saat Mengunjungi Screen House Hortikultura di Almeria, Spanyol.

Pilarpertanian - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengunjungi Screen House hortikultura di wilayah Almeria, Spanyol, Kamis waktu setempat. Kunjungan ini merupakan rangkaian kerja pemerintah dalam memenuhi undangan Food Agriculture Organization (FAO) untuk menguatkan sektor pertanian antar lintas negara.

“Saya datang ke Almeria dan bertemu petani Pak Tomas untuk melihat apa-apa saja yang bisa diterapkan di Indonesia. Mengapa? Karena masalah pangan harus ditangani lintas negara,” katanya.

Di sana, SYL melihat secara langsung perkebunan screen house modern yang dibangun di atas lahan 5 hektare. Lahan ini dulunya merupakan lahan marjinal atau lahan tandus karena selama ribuan tahun lalu hanya terisi gurun pasir. Namun pada 40 tahun terakhir warga setempat mulai memanfaatkannya sebagai lahan pertanian subur.

“Hasilnya cukup luar biasa karena saya melihat jenis green paper california khas daerah sini tumbuh subur. Bahkan saya melihat mentimun dari monsanto yang ukurannya besar-besar,” katanya.

Meski demikian, SYL mengatakan pengelolaan pertanian semacam ini jauh lebih dulu dilakukan Indonesia. Saat ini, kata SYL, pertanian Indonesia sudah memiliki banyak smart farming yang berkembang hampir di semua daerah.

“Indonesia itu negara keempat terbesar di dunia dengan kontur tanah yang beragam. Oleh karena itu, intervensi komoditi semacam ini sudah kami lakukan di berbagai tempat dan tanah marjinal bisa kita manfaatkan,” katanya.

Sebelumnya, keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mendapatkan perhatian khusus dunia internasional. Strategi dan upaya cepat Kementerian Pertanian sukses mengembalikan kepercayaan sehingga ancaman kerugian besar sektor peternakan mampu diredam.

Oleh karena itu, dalam lawatannya menghadiri Global Conference on Sustainable Livestock Transformation, di Roma, Italia, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, oleh WOAH Indonesia dianugerahi penghargaan atas kesuksesan dalam mengendalikan penularan PMK.

Selanjutnya, Indonesia juga menerima penghargaan dari FAO atas kontribusi dan konservasi pengembangan Plasma Nutfah Sapi Bali selama 13 tahun terakhir, yakni periode 2010-2022.

FAO juga memberikan penghargaan kepada Indonesia atas capaian kinerja dalam pengendalian Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) di Indonesia selama lebih dari satu dekade.

Atas apa yang sudah dilakukan Indonesia tersebut, FAO berharap dapat turut dipelajari dan diadopsi oleh negara-negara lain.

Mentan SYL juga baru saja menggelar pertemuan bilateral dengan Direktur Jenderal FAO, Qu Dongyu untuk memperkuat kerja sama proyek Selatan Selatan dan Triangular atau KSST yang meliputi kawasan pasifik baik di Selatan Afrika maupun Selatan Asia.

Proyek KSST merupakan outcome atau hasil dari pertemuan kelompok kerja pertanian G20 saat menjadi presidensi tahun lalu. Sebagai langkah konkret, Indonesia telah memulai pelaksanaan proyek pembangunan pusat pelatihan dan demontrasi pertanian di Fiji melalui lembaga dana kerja sama pembangunan internasional (LDKPI).

Diketahui, proyek KSST merupakan kerja sama antar negara-negara berkembang sebagai sarana untuk saling berbagi pengalaman dan mencari solusi atas tantangan bersama di bidang pembangunan. Konfigurasi skema KSST terdiri dari beberapa bagian yakni negara selatan (sebutan lain untuk negara sedang berkembang) penerima bantuan, negara selatan pemberi bantuan (donor), serta negara maju dan institusi multilateral sebagai pendonor dan pendukung. Sejak tahun 1980-an, Indonesia mulai beralih menjadi negara donor dan terus berkomitmen untuk memperkuat KSST.(BB)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan