Petani Banyuasin Keluhkan Harga Gabah Memasuki Musim Panen
Pilarpertanian - Koordinator Penyuluh Kecamatan Suak Tapeh Ariyanto menyampaikan optimisme terhadap hasil budidaya padi pada Musim Tanam (MT) I tahun 2024/2025. Program Brigade Pangan yang didukung oleh bantuan dari Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah setempat diharapkan mampu memberikan manfaat besar bagi petani.
Sosialisasi dilakukan secara intensif, termasuk door-to-door, melibatkan penyuluh serta petugas dari Kementerian Pertanian. Program tersebut diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan menyelesaikan berbagai kendala yang dihadapi petani.
“Kami telah melakukan sosialisasi program ini kepada kelompok tani dan membagi wilayah pertanaman seluas 1.000 hektare menjadi empat unit BP untuk mempermudah pelaksanaan,” ujar Ariyanto.
Namun, Ariyanto juga mengungkapkan sejumlah permasalahan yang dihadapi petani, terutama harga Gabah Kering Panen (GKP) yang jatuh di bawah harga pemerintah saat memasuki musim panen.
“Harga gabah saat ini masih jauh dari memadai,” keluhnya.
Kasi Kelembagaan Bidang Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Banyuasin David Purwandi melaporkan bahwa harga gabah di wilayah tersebut hanya berkisar antara Rp5.300 hingga Rp5.800 per kilogram.
Kondisi ini diperparah dengan topografi lahan yang rendah serta tanggul yang belum optimal, menyebabkan genangan air di sawah saat musim hujan.
Kepala Pusat Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Perkebunan Kuntoro Boga Andri saat meninjau operasional Oplah dan Brigade Pangan di Desa Lubuk Lancang, Kecamatan Suak Tapeh pada Kamis (9/1/2024) lalu, sempat berdiskusi langsung dengan para petani di Lokasi BP Kecamatan Suak Tapeh.
Dalam diskusi tersebut, Kuntoro menegaskan komitmennya untuk mengawal dan menyampaikan keluhan petani kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Balai Wilayah Sungai (BWS) guna segera memperbaiki tanggul serta saluran air.
“Pemerintah telah menetapkan harga GKP sebesar Rp6.500/kg. Jika ada harga yang jatuh atau masalah lain, segera laporkan, termasuk jika membutuhkan bantuan lainnya segera sampaikan ke petugas,” tegasnya.
Kuntoro berharap koordinasi lapangan yang kuat antara petani dan petugas di jajaran Kementerian dan Dinas dapat menciptakan solusi konkret untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) serta stabilisasi harga gabah.
Sebagai informasi, Pemerintah Kabupaten Banyuasin mencatat prestasi signifikan dalam produksi padi. Pada tahun 2024, luas panen padi mencapai 521,25 ribu hektare, meningkat 3,30 persen dari tahun 2023 yang sebesar 504,14 ribu hektare. Produksi padi juga mengalami kenaikan menjadi 958.324 ton GKG pada tahun 2024 dibandingkan 920.413 ton pada tahun sebelumnya.
Produksi beras untuk konsumsi penduduk diperkirakan mencapai 1.632,35 ribu ton, naik 0,35 persen dari tahun sebelumnya. Prestasi ini menempatkan Kabupaten Banyuasin sebagai penghasil padi terbesar di Sumatera Selatan dan peringkat keempat secara nasional. Pemerintah daerah optimistis bahwa dengan pengawalan program yang baik dan perbaikan tata kelola air, kesejahteraan petani dapat terus ditingkatkan.(PW)