Petani Rorotan Tetap Tanam Meski DKI Jakarta Pandemi Tertinggi Covid-19

Petani Rorotan Tetap Tanam Meski DKI Jakarta Pandemi Tertinggi Covid-19
Foto : Petani Rorotan Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara yang Tetap Turun ke Sawah ditengah Pandemi Covid-19

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – DKI Jakarta merupakan provinsi dengan kasus tertinggi pasien positif Covid-19, namun hal itu tak menyurutkan langkah petani Rorotan di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara untuk tetap turun ke sawah seluas 363 hektar di Kelurahan Rorotan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Mereka mematuhi seruan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo untuk tetap ke sawah demi kebutuhan pangan rakyat. Asalkan tidak mengabaikan Protokol Kesehatan WHO. Kenakan masker, jaga jarak, hindari kerumunan, cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir dan istirahat cukup.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kalau pun besok kiamat, hanya petani yang setia pada profesinya,” puji Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi bagi petani, pertengahan Maret lalu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ada delapan kelompok tani (Poktan) menggarap sawah seluas 363 hektar di Rorotan. Bernaung di bawah satu gabungan kelompok tani (Gapoktan) yakni Gapoktan Rorotan Jaya. Pendamping petani saat ini adalah Affandi Raffandi, penyuluh pertanian BPTP DKI Jakarta dan Hendriyanto, penyuluh dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (KPKP) Jakarta Utara.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lahan pertanian Rorotan seluas 363 hektar merupakan kawasan pertanian di ibukota. Berdasarkan identifikasi indeks pertanaman (IP) oleh tim Peningkatan IP dari BPTP Jakarta, teridentifikasi masih IP 200 dan sebagian besar merupakan lahan sawah irigasi setengah teknis.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Varietas yang ditanam petani Rorotan bervariasi seperti Inpari 30 dan 32, Ciherang dan varietas lokal. Saat ini juga dilakukan penanaman benih padi baru, Inpari IR Nutri Zinc yang merupakan varietas unggulan baru Kementerian Pertanian RI.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hendriyanto mengatakan varietas Inpari IR Nutri Zinc mempunyai keunggulan pada tekstur nasi pulen dan potensi hasil 9,98 ton gabah kering giling (GKG) per hektar, sementara produktivitas padi lokal enam ton per hektar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurutnya biasanya petani langsung menjual hasil panen padi untuk konsumsi ke pedagang, karena keterbatasan lahan pengeringan di Jakarta di kisaran Rp 3.500 hingga Rp 4.500 per kg tergantung kualitas dan masa panennya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain menanam padi untuk konsumsi, petani Rorotan juga melakukan penangkaran benih oleh petani penangkar dari Poktan Tani Maju dan Maju Bersama.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Affan Raffandi, varietas yang ditanam adalah Inpari IR Nutri Zink seluas satu hektar, Inpari 32 seluas empat hektar. Hasil panennya akan didaftarkan menjadi benih dasar (stock seed).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Harapan petani Rorotan dari kegiatan penangkaran padi, ketersediaan benih di Poktan Tani Maju dan Poktan Maju Bersama serta Poktan lain di wilayah Cilincing tetap terpenuhi serta menjadi sumber benih untuk lahan pertanian di Jakarta,” kata Affandi Raffandi melalui pernyataan tertulis yang dihimpun Pusat Penyuluhan Pertanian (BPPSDMP Kementan).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Penanaman dilakukan serentak untuk meniminalisir serangan hama. Harapannya, kekhawatiran pangan langka di tengah pandemi Covid-19 mampu ditangkal dengan usaha tani berkelanjutan. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan