Program Genta Organik Harus Dilakukan Secara Massif di Indonesia

Program Genta Organik Harus Dilakukan Secara Massif di Indonesia
Suasana talkshow Sosialisasi Program Genta Organik. Foto: Anto/Pilar

Pilarpertanian - Perang yang berkepanjangan antara Rusia dengan Ukraina membuat dunia terancam dilanda gejolak harga pangan dan krisis pangan. Indonesia pun tak luput dari imbas perang itu, salah satunya adalah sektor pertanian.

Perang membuat pasokan bahan baku pupuk dari kedua negara tersebut terhambat. Akibatnya, ketersediaan bahan baku pupuk di pasar global menjadi terbatas dan proses distribusi pun terhambat, sehingga harga pupuk melambung naik.

Sektor pertanian di Indonesia harus mencari solusi alternatif untuk mengatasi harga pupuk mahal itu, agar kesinambungan pembangunan dan produktivitas pertanian bisa tetap terjaga.

Oleh karena itu, penggunaan pupuk organik dan pestisida organik menjadi solusi jitu untuk mengatasi masalah ini. Apalagi dalam jangka panjang, pertanian organik akan berdampak positif bagi lingkungan. Selain itu, harga produk pertanian organik pun jauh lebih tinggi sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Sehingga program Genta Organik atau Gerakan Tani Pro Organik, harus didukung dan disosialisasikan ke petani dan para pemangku kepentingan lainnya.

Demikian antara lain salah satu pokok kesimpulan dalam Talkshow Sosialisasi Genta Organik, yang berlangsung di dalam rangkaian kegiatan Rapat Kordinasi Penyuluhan Nasional 2023, di Mercure Convention Center, Ancol, Jumat (27/1).

Tampil sebagai pembicara dalam talkshow itu Kepala BPPSDMP Kementan, Prof. Dedi Nursyamsi, Pakar biologi tanah Prof. Didiek Hadjar Goenadi, Kepala BBSDLP Dr. Husnain dan Kepala Balittanah Dr. Ladiyani Retno Widowati.

Sedangkan peserta Talkshow diantaranya adalah Kepala Dinas Provinsi dan Kabupaten beserta jajarannya, Kepala UPT Pelatihan dan Pendidikan lingkup BPPSDMP, Pengelola Program IPDMIP Pusat dan Daerah, Pengelola Program SIMURP Pusat dan Daerah serta Pengurus KWT dan KEP di lokasi IPDMIP dan SIMURP serta pemerhati pertanian.

Menurut Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus mendorong para petani untuk meningkatkan produktivitas. Nah di tengah tingginya harga pupuk dan pestisida kimia saat ini, maka penggunaan pupuk dan pestisida organik atau nabati adalah peluang sekaligus solusi jitu. “GENTA ORGANIK atau Gerakan tani pro organik ditujukan memanfaatkan sepenuhnya pupuk hayati, pembenah tanah dan pestisida nabati, mari terus genjot produktivitas”, kata dia.

Dedi juga menjelaskan, yang bisa menyuburkan tanah itu adalah pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah. “Dan itu bisa dibuat sendiri oleh petani, asal ada kemauan. Artinya, untuk menyuburkan tanah tidak ada alasan karena pupuk mahal kita diam. Proses penyuburan tanah, peningkatan produktivitas dan produksi harus terus kita lakukan kalau kita tetap ingin eksis,” tegas Dedi.

Dedi juga menjelaskan Genta Organik bukan berarti mengharamkan penggunaan pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia, kata dia, masih boleh digunakan, tapi dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang.

Hal senada dikatakan Kepala Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian, Dr. Husnain yang mengatakan bahwa konsep pemupukan berimbang selain menjaga kesehatan tanah juga bisa meningkatkan produksi pertanian. Namun pengertian pemupukan berimbang bukan berarti memberi pupuk sama jumlahnya antara pupuk kimia, pupuk organik, pupuk hayati. “Tetapi beri pupuk sesuai kebutuhan,” jelas Husnain.

Husnain juga mengapresiasi program Genta Organik, yang dinilainya sangat bagus dan berdampak baik untuk kesuburan tanah. Menurut dia, meski pertanian organik sudah ada sejak dulu dan bukan suatu hal yang baru, tapi program ini harus didukung dengan kampanye yang lebih massif. “Apalagi saat ini kondisi kesehatan tanah terus menurun akibat pemakaian pupuk kimia yang berlebihan,” ucap Husnain.

Sementara itu Pakar Biologi Tanah PPKS, Didiek Hadjar Goenadi menambahkan, jika faktor pembentuk tanah dipengaruhi oleh berbagai hal. Salah satunya adalah bahan baku (material) dengan kombinasi unsur tanah membentuk karateristik yang unik. Dengan faktor-faktor pembentuk tanah yang berbeda, maka jenis tanah akan berbeda-beda.

Didiek juga menambahkan, untuk pembenah tanah bertujuan mengembalikan kesuburan tanah agar tanah kembali sehat. Dengan adanya pembenah tanah, kita dapat mengatasi persoalan rendahnya PH tanah dan ini faktor yang kurang diperhatikan. “Dan sebelum melakukan pemupukan, kita harus lihat kesehatan tanahnya dan pemupukan berimbang memberikan unsur hara yang dibutuhkan tanaman,” imbuhnya.

Disisi lain, Kepala Balai Penelitian Tanah (Balittanah) Balitbang, Ladiyani Retno Widowati, menjelaskan jika keadaan tanah berbeda dan memiliki kebutuhan tanah yang berbeda juga. Dan dari jenis tanah di dunia terdapat 12 jenis dan ada 10 jenis tanah yang ada di Indonesia.

“Sehingga kita harus mengkombinasikan kebutuhan tanah. Sedangkan untuk pemakaiannya, pupuk organik padat maupun pupuk organik cair sama baiknya,” kata Ladiyani.

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran, Reginawanti Hindersah menambahkan, untuk meningkatkan produktivitas pertanian maka diperlukan konsep tanah sehat. Yaitu dengan memberikan makan tanaman sedikit demi sedikit dan sering, maka tanaman akan tumbuh lebih baik.

Hanya saja, pupuk organik berasal dari organisme dan prosesnya alami, sedangkan pupuk anorganik terdapat proses pabrikasi. “Pupuk organik padat lebih memperbaiki fisik tanah karena mengandung enzim, sehingga tanah menjadi gembur. Sedangkan untuk pupuk organik cair, masa kadaluarsa lebih pendek namun kemasannya mudah dibawa”, ujarnya.

Dipenghujung diskusi, semua narasumber sepakat bahwa program gerakan pertanian pro organik ini harus didukung dan dikampanyekan secara massif. Sehingga petani di Indonesia mempunyai alternatif penggunaan pupuk, yang jauh lebih menguntungkan secara jangka panjang. Baik dari segi ekonomi maupun kesehatan tanah.

Untuk itu diperlukan tenaga-tenaga penyuluh pertanian yang mumpuni dan punya kapasitas serta kompetensi untuk bisa menjelaskan kepada para petani. Plus perlu juga dukungan pemerintah daerah untuk memfasilitasi tercapainya pelaksanaan pertanian organik ini. (Anto)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan