Serangan Sundep, Tuntaskan di Persemaian
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi Saat Menghadiri Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani Secara Online.

Serangan Sundep, Tuntaskan di Persemaian

Pilarpertanian - Penggerek Batang Padi (PBP) merupakan salah satu hama atau organisme pengganggu tumbuhan (OPT) utama padi yang meresahkan petani, terutama di awal musim tanam seperti saat ini. Hama ini menyerang dan merusak tanaman padi pada semua fase pertumbuhan. Serangan saat persemaian atau fase vegetatif dikenal sebagai sundep, sedangkan serangan saat fase generatif biasa disebut sebagai beluk. Teknik pengelolaan hama PBP menjadi isu yang selalu diminati oleh petani dan insan perlindungan tanaman. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyelenggarakan Bimbingan Teknis dan Sosialisasi dengan tema “Kena Sundep? Tuntaskan di Persemaian” secara daring melalui Webinar Propaktani series sebagai wadah diskusi interaktif antara pakar, petugas lapangan, petani, serta pemangku kepentingan terkait (17/11).


Pada episode 1046 ini, webinar menghadirkan narasumber yang memiliki pengalaman langsung dalam pengendalian penggerek batang padi, yaitu Prof. Hermanu Triwododo (akademisi IPB), Kikin Diatna (Pengendali OPT/POPT Kabupaten Subang), Endang (Petani Bekasi) dan dipandu oleh Vani Nur Oktaviany dari Pusat Riset Zoologi Terapan, BRIN sebagai moderator.


Sebagai keynote speaker, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyampaikan bahwa setiap pergantian musim, permasalahan hama tanaman selalu muncul, salah satunya penggerek batang padi. “Untuk mencegah serangan sundep, diperlukan langkah-langkah konkret yang dilakukan sejak dini, sejak terlihat adanya penerbangan ngengat dan kelompok telur. Inilah pentingnya upaya-upaya pengendalian dilakukan secara serentak agar petani tidak mengalami kerugian dan tidak terjadi gagal panen,” tutur Suwandi.


Saat mengawali webinar, mewakili Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Ketua Kelompok Substansi Pengendalian OPT Serealia, Gandi Purnama memaparkan bahwa payung hukum perlindungan tanaman tertuang dalam UU No.22 tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan yang memuat perlindungan tanaman dilakukan dengan sistem Pengelolaan Hama Terpadu (PHT). “Termasuk dalam pengendalian PBP ini, kita harus mengedepankan upaya-upaya sesuai prinsip PHT dan tentunya dilaksanakan dengan berbagai strategi dan variasi,” ungkap Gandi. Lebih lanjut, Gandi menjelaskan kondisi serangan PBP, yaitu dalam kurun waktu lima tahun terakhir, dengan upaya berbagai pihak, petugas POPT dan petani berhasil menekan serangan OPT sehingga dapat meminimalkan puso.



Dalam paparannya, Prof. Hermanu Triwododo menjelaskan beberapa cara pengendalian hama PBP yang ramah lingkungan, seperti petik kelompok telur, penggunaan perangkap feromon dan lampu, serta konservasi musuh alami (parasitoid, predator). “Harapan saya, kita dapat mendorong budaya gotong-royong di tingkat petani dalam melakukan kegiatan pengendalian secara massal dan serentak, sehingga menjadi ritual budidaya padi yang berkelanjutan”, lanjut Hermanu.


Selaras dengan penjelasan Prof. Hermanu, Kikin Diatna menerangkan pengumpulan kelompok telur saat persemaian dan penggunaan bumbung konservasi merupakan hal yang krusial di awal musim. “Kami, petugas POPT dapat memprediksi puncak penetasan maupun waktu penerbangan PBP dengan bantuan lampu perangkap atau mengamati pupa pada singgang sisa panen sehingga dapat mencegah kerusakan serangan penggerek sejak dini,” jelas Kikin.


Pada kesempatan tersebut, Endang, petani asal Bekasi, berbagi pengalaman mengenai pengendalian PBP dengan memanfaatkan parasitoid telur. “Saya telah memperbanyak pias Trichogramma sejak tahun 2002. Ilmu ini saya dapatkan dari SLPHT dulu dan masih digunakan hingga saat ini. Selama saya memasang Trichogramma di lahan, Alhamdulillah sedikit demi sedikit serangan penggerek dapat teratasi,” terang Endang.


Hal ini menunjukkan bahwa serangan PBP dapat diantisipasi sedini mungkin sejak dari persemaian sehingga tidak terjadi sundep maupun beluk. Dengan menerapkan pengelolaan agroekosistem yang tepat akan dapat menekan serangan OPT seminimal mungkin dan mengamankan potensi produksi.(ND)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Kebut Optimalisasi Lahan, Kementan Gelar Tanam Padi Perdana di Kalimantan Tengah

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) sigap lakukan akselerasi penanganan darurat pangan dengan beberapa program dan kegiatan di semua daerah guna meningkatkan produksi pangan khusus beras dalam negeri. Salah satunya melakukan program optimasi lahan (OPLA) dengan penanaman padi pada lahan rawa di Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Andi Nur Alam Syah […]

Kuota Pupuk Bersubsidi Prov. NTT Bertambah Hampir Dua Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Kuota Pupuk Bersubsidi Prov. NTT Bertambah Hampir Dua Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat

Pilarpertanian – Kabar gembira sedang menghampiri para petani Nusa Tenggara Timur (NTT). Seperti halnya wilayah-wilayah lainnya di Indonesia, Provinsi NTT mendapatkan tambahan alokasi pupuk bersubsidi. Penambahannya pun terbilang signifikan. Merujuk pada Surat Menteri Pertanian Nomor B-51/SR.210/M/03/2024, penambahan kuota pupuk bersubsidi Provinsi NTT hampir dua kali lipat, yaitu sebesar 91,91 persen. Dari alokasi awal sebesar 69,358 […]

Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 Persen, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas

Alokasi Pupuk Subsidi Naik 100 Persen, Petani di Papua Selatan Siap Tingkatkan Produktivitas

Pilarpertanian – Para petani di wilayah Papua Selatan menyambut gembira tambahan alokasi pupuk subsidi yang diperjuangkan Menteri Andi Amran Sulaiman hingga 28 triliun. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Pemprov Papua Selatan, Paino mengatakan bahwa tambahan tersebut adalah kabar baik yang selama ini ditunggu-tunggu para petani. “Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Menteri […]

Amankan Panen, Petani Jombang Lakukan Pengendalian Wereng

Amankan Panen, Petani Jombang Lakukan Pengendalian Wereng

Pilarpertanian – Kondisi cuaca yang memasuki peralihan dari musim hujan ke musim kemarau seperti saat ini, dapat memicu munculnya serangan hama dan penyakit tanaman padi di beberapa wilayah. Salah satunya di Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang belum lama dilaporkan pertanaman padinya terserang hama wereng batang coklat (WBC). Menyadari kondisi ini, para petani yang tergabung dalam […]

Riau Sambut Gembira Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi

Riau Sambut Gembira Penambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi

Pilarpertanian – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyambut gembira tambahan alokasi pupuk subsidi nasional yang mencapai Rp28 triliun. Dengan adanya penambahan ini, produktivitas pangan Provinsi Riau dapat turut meningkat. Pemprov pun akan segera menindaklanjuti ini di lapangan. “Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Provinsi Riau akan segera menindaklanjuti dengan melakukan penyusunan rancangan alokasi per kabupaten/kota […]

Pengamat Politik Al Azhar Sebut Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti

Pengamat Politik Al Azhar Sebut Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti

Pilarpertanian – Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai langkah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam memperjuangkan nasib petani melalui tambahan alokasi pupuk subsidi adalah langkah yang sangat tepat mengingat selama ini pupuk adalah penunjang utama dalam meningkatkan produksi. Diketahui sebelumnya, Menteri Pertanian berhasil menambah alokasi pupuk hingga 100 persen yaitu sebesar […]

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

5 Bulan Jadi Mentan, Amran Sulaiman Sukses Benahi Regulasi Hingga Tambah Alokasi Pupuk Subsidi

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berhasil membenahi regulasi pengambilan pupuk subsidi hanya dengan menggunakan KTP. Padahal sebelumnya, regulasi tersebut cukup berbelit karena harus menggunakan kartu tani yang membuat sebagian petani di pelosok desa sulit melakukan pengambilan. “Regulasi permentan kami permudah karena pengambilan pupuk bisa menggunakan KTP. Artinya aturan-aturan yang menyulitkan petani kami […]

Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Optimalisasi Lahan di Lampung, Kementan-TNI Terjun ke Lapangan Setiap Hari

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) tengah gencar melakukan optimalisasi lahan di berbagai wilayah, termasuk Provinsi Lampung. Langkah ini diambil demi mengejar percepatan tanam sehingga panen yang sebelumnya hanya satu kali, bisa menjadi dua hingga tiga kali setahun. Hingga saat ini, optimalisasi lahan di wilayah Lampung menunjukkan perkembangan positif. Progress yang tergolong cepat tersebut tak bisa […]

Impor Daging Kerbau Nanti Dulu, Kementan Minta Bulog Fokus Serap Gabah dan Jagung Petani

Impor Daging Kerbau Nanti Dulu, Kementan Minta Bulog Fokus Serap Gabah dan Jagung Petani

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian menanggapi keluhan Direktur Utama Bulog soal tidak mendapatkan ijin impor daging kerbau tahun 2024. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Ditjen PKH Syamsul Ma’arif mengatakan sesuai hasil Rakortas yang dikoordinasikan oleh Menko bidang Perekonomian pada tanggal 28 Maret 2024 telah diputuskan bahwa ijin impor hanya diberikan pada PT. Berdikari dan PT. PPI. […]