Ungkit Produktivitas Ubi Kayu, Kementan Dorong Pengembangan Benih Bersertifikat
Ubi Kayu Menjadi Sumber Pangan Karbohidrat Alternatif Selain Beras dan Jagung yang Berguna Bagi Masyarakat.

Ungkit Produktivitas Ubi Kayu, Kementan Dorong Pengembangan Benih Bersertifikat

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong pengembangan benih ubi kayu untuk peningkatan produktivitas melalui kegiatan Perbanyakan Benih Bersertifikat Ubi Kayu. Benih merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan produktivitas hasil budi daya pertanian.


Dalam Webinar Propaktani (28/12) melalui zoom meeting dan live streaming youtube.com/propaktani, Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi secara terpisah menyampaikan bahwa ke depan pengembangan Ubi Kayu (Manihot utilissima) atau singkong terus meningkat. Ubi kayu mulai menduduki posisi sebagai sumber pangan karbohidrat alternatif selain beras dan jagung. “Semua bagian tumbuhan ini bisa diolah untuk makanan,” kata Suwandi.


Kinerja produksi singkong terus mengalami peningkatan mulai tahun 2018 terlihat dengan peningkatan sebesar 1,51%. Adapun lima provinsi dengan produksi singkong paling tinggi adalah Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Produktivitas singkong secara nasional fluktuatif, rata-rata dalam 5 tahun terakhir sebesar 23,99 ton/ha.


Dalam perkembangannya, singkong kini telah banyak dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam industri pangan, kesehatan/farmasi, kimia/tekstil, pakan ternak, bioethanol, obat nyamuk dan lem. Demikian disampaikan Robert Asnawi, Peneliti dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung.



“Ubi Kayu merupakan komoditas tanaman pangan yang sangat mudah dibudidayakan dan dapat tumbuh optimal pada lahan marginal, teknologi budi daya sangat mudah, lahan tersedia masih cukup luas, pasar/pabrik pengolahan tapioka banyak serta harga cenderung tinggi,” tambah Robert.


Kenyataan di lapangan saat ini, untuk memperoleh benih bersertifikat ubi kayu masih sulit dan produktivitasnya masih tergolong rendah. Menurut Kartika Noerwijati, Peneliti Ahli Madya, Balai Penelitian Aneka Kacang dan Umbi, Malang, rendahnya produktivitas tersebut antara lain disebabkan oleh teknologi budi daya yang belum optimal, ketersediaan benih unggul terbatas, daya tumbuh benih cepat menurun, sebagian besar petani belum menggunakan benih berlabel, benih ubi kayu tidak mempunyai masa dormansi sebagian petani menggunakan benih hasil panen, benih ubi kayu memerlukan ruangan yang luas, biaya penyimpanan dan pengangkutan lebih mahal dibandingkan benih bentuk biji-bijian.


“Teknologi produksi benih sebagai salah satu faktor penting dimulai dari proses anjuran teknologi budi daya ubi kayu yang baik, pemeliharaan mutu genetik serta penanganan panen dan pasca panen (penyimpanan benih),” kata Plt. Direktur Perbenihan Tanaman Pangan, Muhammad Takdir Mulyadi, saat diwawancarai terpisah.


Disini peran produsen benih menurut Takdir sangat penting. Ketersediaan benih sumber yang dihasilkan Balitkabi berupa Benih Penjenis (BS) dan Benih Dasar (FS). Sedangkan kelas Benih Pokok (BP) oleh Balai Benih Palawija dan Benih Sebar (BR) dihasilkan oleh produsen benih.


Berdasarkan pengalaman Hardedi, Pengawas Benih Tanaman (PBT) Ahli Madya, BPSBTPH Prov. Jawa Barat, bahwa pengawasan benih mutlak dilakukan agar sesuai prosedur baku. “PBT bertugas mengawasi mutu benih bersertifikat. Hal ini akan berdampak pada kerugian petani jika benih tidak tumbuh, kata Hardedi penuh semangat.


Hardedi juga mengungkapkan, prosedur sertifikasi baku yang perlu diperhatikan adalah 1) pemeriksaan lapangan pendahuluan (sebelum tanam, label benih sumber, lay-out lapangan) , 2) pemeriksaan pertanaman pertama (6 bulan), 3) pemeriksaan pertanaman kedua (waktu panen), serta 4) pemeriksaan ketiga (benih siap edar).


“Selain melalui prosedur sertifikasi benih baku, untuk mengatasi keterbatasan benih sertifikat ubi kayu dapat dilakukan melalui sertifikasi benih melalui Pemurnian Varietas dan sertifikasi benih Varietas Lokal”, pungkas Hardedi.(ND)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Kegembiraan Petani dari Harga Pupuk Turun 20%, Biaya Ringan, Harapan Panen Meningkat

Kegembiraan Petani dari Harga Pupuk Turun 20%, Biaya Ringan, Harapan Panen Meningkat

Pilarpertanian – Para petani di berbagai daerah menyambut penuh sukacita turunnya harga pupuk bersubsidi sebesar 20 persen yang resmi berlaku mulai 22 Oktober 2025. Bagi mereka, ini bukan sekadar penurunan angka, tapi harapan baru untuk mengurangi beban produksi dan meningkatkan kesejahteraan. Cica Kusmati, petani dari Desa Baru Pulau Sangkar, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, menyebut kebijakan […]

Gubernur Sherly Tjoanda Apresiasi Kepemimpinan Mentan Amran: Bukti Nyata, Bukan Sekadar Janji

Gubernur Sherly Tjoanda Apresiasi Kepemimpinan Mentan Amran: Bukti Nyata, Bukan Sekadar Janji

Pilarpertanian – Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, menyampaikan apresiasi tinggi kepada Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman atas capaian luar biasa sektor pertanian selama satu tahun terakhir. Menurutnya, di bawah kepemimpinan Mentan Amran, pertanian Indonesia menunjukkan perubahan nyata yang dirasakan langsung oleh petani dari Sabang sampai Merauke. “Dalam satu tahun kepemimpinan Bapak Menteri Pertanian Andi […]

Hangat dan Bersejarah, Mentan Amran Sukses Iringi Kunjungan Kenegaraan Presiden Brasil

Hangat dan Bersejarah, Mentan Amran Sukses Iringi Kunjungan Kenegaraan Presiden Brasil

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mewakili Pemerintah Republik Indonesia mengantar kepulangan Presiden Republik Federatif Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (24/10/2025). Proses pengantaran tersebut berlangsung khidmat. Mentan Amran mendampingi Presiden Lula melewati barisan pasukan penghormatan, saling berjabat tangan dan bertukar salam perpisahan, hingga rombongan […]

Harga Pupuk Baru Disambut Optimis Petani Hadapi Musim Tanam Baru

Harga Pupuk Baru Disambut Optimis Petani Hadapi Musim Tanam Baru

Pilarpertanian – Menjelang musim tanam Oktober–Maret, semangat baru menyelimuti kalangan petani di berbagai daerah. Kebijakan pemerintah menurunkan harga pupuk bersubsidi hingga 20 persen disambut antusias dan optimistis oleh para petani, yang kini merasa lebih ringan dalam menyiapkan lahan dan kebutuhan produksi. Penurunan harga ini dianggap sebagai langkah strategis dalam mendukung kedaulatan pangan dan meningkatkan hasil […]

Mentan/Kepala Bapanas Amran: Serapan Bulog Sekitar 8 Persen dari Produksi Beras Nasional, Tak Sebabkan Kenaikan Harga

Mentan/Kepala Bapanas Amran: Serapan Bulog Sekitar 8 Persen dari Produksi Beras Nasional, Tak Sebabkan Kenaikan Harga

Pilarpertanian – Adanya fluktuasi harga beras secara nasional diseriusi pemerintah dengan menerapkan berbagai langkah. Selain berupa intervensi dengan menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh Perum Bulog, dilakukan pula pengawasan langsung ke pasar-pasar dengan menurunkan Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Harga Beras Tahun 2025. Menteri Pertanian (Mentan)/Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman […]

Mentan Amran Lepas Kepulangan Presiden Brasil

Mentan Amran Lepas Kepulangan Presiden Brasil

Pilarpertanian – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendampingi dan melepas kepulangan Presiden Brasil di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (24/10/2025). Kehadiran Mentan Amran mewakili Pemerintah Indonesia menutup rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Brasil selama dua hari di Indonesia. Usai acara pelepasan, Mentan Amran menyampaikan bahwa kunjungan tersebut mencerminkan hubungan yang sangat hangat antara […]

Revolusi Pupuk Nasional: Pemerintah Revitalisasi Industri dan Bersihkan Rantai Mafia

Revolusi Pupuk Nasional: Pemerintah Revitalisasi Industri dan Bersihkan Rantai Mafia

Pilarpertanian – Sektor pertanian Indonesia resmi memasuki babak baru. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, harga pupuk nasional turun 20 persen tanpa tambahan anggaran negara yang sebuah langkah bersejarah yang menandai dimulainya “Revolusi Pupuk Nasional”, gerakan besar di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk merevolusi industri pupuk dari hulu ke […]

Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, HKTI Apresiasi Penurunan Harga Pupuk Bersubsidi hingga 20 Persen

Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, HKTI Apresiasi Penurunan Harga Pupuk Bersubsidi hingga 20 Persen

Pilarpertanian – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) memberikan apresiasi tinggi kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran menurunkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi hingga 20 persen. Kebijakan ini menjadi pertama kalinya dalam sejarah program pupuk bersubsidi di Indonesia. Apresiasi juga disampaikan kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono […]

Guru Besar Ekonomi Pertanian Sebut Indonesia ‘Beyond’ Swasembada Pangan

Guru Besar Ekonomi Pertanian Sebut Indonesia ‘Beyond’ Swasembada Pangan

Pilarpertanian – Guru Besar Ekonomi Pertanian Universitas Lampung, Prof. Bustanul Arifin, menilai capaian Indonesia yang tidak lagi mengimpor beras pada tahun 2025 merupakan tonggak bersejarah sekaligus bukti keberhasilan pemerintah dalam menata kebijakan pangan nasional secara menyeluruh. Menurutnya, capaian ini bukan sekadar swasembada, melainkan sudah ‘beyond’ swasembada pangan. “Kalau melihat apa yang dilakukan pemerintah, saya kira […]