Antisipasi Dini Serangan OPT Pada MT-II 2022, Kementan Bergerak di Indramayu

Antisipasi Dini Serangan OPT Pada MT-II 2022, Kementan Bergerak di Indramayu
Petani di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat Melakukan Antisipasi Dini Serangan OPT dengan Agen Hayati Biopestisida.

Pilarpertanian - Kabupaten Indramayu merupakan salah satu daerah sentra produksi padi nasional dan lumbung beras terbesar di Indonesia. Untuk menjaga dan mengamankan produksi khususnya padi dari gangguan serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) Kementan melalui Ditjen Tanaman Pangan melakukan monitoring OPT di Kecamatan Haurgelis dan Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu Selasa (25/5/2022).

Monitoring dilakukan dengan cara mengamati dan observasi pertanaman padi, di lokasi persawahan Kecamatan Haurgelis dan Kecamatan Gantar, kegiatan monitoring dihadiri oleh Kepala BBPOPT, Koordinator POPT Indramayu, Koordinator Penyuluh dan Petani.

Enie Amarullah, Kepala Balai BBPOPT Jatisari mengungkapkan kegiatan monitoring perlu dilakukan rutin untuk mengetahui kondisi pertanaman padi, sehingga ketika ditemukan serangan OPT di satu lokasi dapat dilakukan pengendalian dini untuk menjaga serangan tidak menyebar ke lokasi lain.

“Kegiatan ini diharapkan dapat mengevaluasi dan mengawal terus kegiatan pengendalian di lapangan sehingga serangan OPT dapat dikendalikan terutama pada daerah endemis” ungkap Eni. Selain untuk mengendalikan penyebaran serangan OPT kegiatan monitoring juga bertujuan untuk edukasi petani agar terbiasa melakukan pengamatan harian dan pengendalian secara swadaya.

“Jadi para petani harus rutin mengamati pertanaman padinya, jika ditemukan serangan OPT segera dilaporkan atau didiskusikan dengan penyuluh/POPT setempat sehingga pengendaliannya dapat dilakukan dengan tepat” tambah Eni.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengarahkan setiap provinsi dan kabupaten melakukan mapping daerah-daerah yang rawan serangan OPT sehingga penyebarannya dapat dikendalikan. “Tolong wilayah endemis OPT bisa dapat perhatian khusus untuk di monitor, agar tidak terjadi serangan OPT yang meluas ke daerah lain” jelas Suwandi.

Suwandi meminta pengendalian serangan OPT harus dilakukan dengan cara-cara yang ramah lingkungan agar keberlanjutan lahan sawah terjaga. “Gunakan agen hayati biopestisida pengelolaan PHT yang ramah lingkungan dan lebih efisien pada saat pengendalian sehingga kondisi lahan pertanaman terjaga sustainabilitasnya” tambah Suwandi.

Suwandi juga mengarahkan kepada petani, penyuluh, POPT untuk selalu sigap dan tanggap mengawal pengamanan produksi padi.

Sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, kita semua harus sigap dan tanggap mengamankan produksi pangan khususnya padi demi tercapainya pertanian yang maju, mandiri, modern.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan