Begini Tips Kendalikan Hama Burung Dari Pertanaman Padi
Hama Burung Merupakan Hewan Pengganggu Persawahan Padi di Indonesia.

Begini Tips Kendalikan Hama Burung Dari Pertanaman Padi

Pilarpertanian - Pertanian adalah sektor yang rentan terhadap gangguan hama dan penyakit. Strategi pengamanan produksi oleh Kementerian Pertanian di bawah Komando Mentan Syahrul Yasin Limpo terus dilakukan dengan mengedepankan pengendalian ramah lingkungan.


Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan bahwa Kementerian Pertanian akan terus mendukung dan mengawal upaya-upaya pengamanan produksi pangan dari serangan hama untuk mendukung pencapaian target produksi yang telah ditetapkan. Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa Kementerian Pertanian akan terus berkomitmen untuk mendukung, mendorong dan mengawal upaya-upaya inovatif pengendalian hama yang ramah lingkungan untuk pengamanan produksi pangan kita.


“Agar kerugian produksi yang disebabkan oleh serangan hama, seperti burung dapat ditekan, dan hasil produksi dapat diselamatkan sesuai target yang telah ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi seluruh rakyat di negeri ini,” tegas Suwandi.


Sementara itu Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan, Mohammad Takdir Mulyadi, dalam webinar propaktani yang mengangkat topik Hama Burung terhadap tanaman Padi dan Teknik Pengendaliannya hari Kamis (20/01/22) menyampaikan bahwa sebenarnya burung tidak termasuk OPT utama pada tanaman padi dan jagung di Indonesia tapi dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar jika tidak dikendalikan dengan baik dan benar. Hama burung yang dapat merugikan diantaranya burung pipit, peking, bondol hitam, dan burung gereja.



Sebagaimana diketahui burung adalah salah satu contoh hama yang mengganggu padi. Burung yang sangat suka memakan tanaman padi adalah burung pipit (emprit). Berbagai jenis burung pipit yang tercatat sebagai hama pertanaman padi seperti Lonchurastriata L. Lonchurapuntulata, dan Lonchuraleucogastra.


Burung pipit adalah jenis hama dari kelas unggas (aves) pemakan biji-bijian yang menyerang malai pada tanaman padi untuk memakan biji atau bulir padi. Hal ini menyebabkan petani mengalami kehilangan 30—50 persen hasil produksi. Hal yang cukup meresahkan lainnya dari hama burung pipit ialah mereka secara bergerombol akan memakan tanaman padi dari pagi sampai sore. Oleh karena itu, burung pipit termasuk salah satu hama yang cukup mengkhawatirkan.


“Biasanya hama burung banyak ditemukan sekitar bulan Januari. Adapun teknik pengendalian hama burung ini adalah dengan melakukan tanaman serentak, menanam tanaman berwarna mencolok, memasang benda-benda mengkilap, jaring atau benang perangkap, dan memberikan aroma yang tidak disukai burung,” jelas Takdir.


Senada dengan hal tersebut, Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat, Ir. Entang Sastraatmadja, menyampaikan bahwa burung disebut hama padi karena mencuri dan memakan padi di sawah. Hama burung biasanya mulai menyerang areal pertanaman pada saat bulir padi mulai menguning sehingga menyebabkan kehilangan hasil secara langsung. “Cobalah menanam jengkol, pipit tidak akan suka,” imbuhnya.


Dalam kesempatan yang sama, hadir pula Prof. Johan Iskandar, Guru Besar UNPAD, menyampaikan bahwa Pengelolaan hama padi di sawah, seperti jenis-jenis burung harus memahami faktor-faktor ekologi burung dan sistem sosial ekonomi dan budaya petani. Berbagai jenis burung menjadi hama di sawah atau ladang karena pakannya biji-biji padi. Populasi burung hama di alam mengalami perubahan tergantung dari input dan output terhadap stok populasi. Penduduk pedesaan secara tradisi telah melakukan pengelolaan hama berlandaskan tradisi. Memadukan pengetahuan lokal penduduk dan pengetahuan saintifik sangat bermanfaat untuk pengelolaan hama burung padi.


Selanjutnya, Dr. Jarwadi Budi Hernowo, selaku Akademisi IPB, menyampaikan bahwa pertanian di Indonesia ini banyaknya adalah sawah. Dan hama yang cukup mengganggu adalah burung salah satunya. “Sawah dan tanaman pangan adalah sumber pakan. Dari segi ekologi, burung menggunakan sawah untuk mencari pakan dan tempat tinggal. Namun tidak semua burung merugikan petani. Contoh burung yang menguntungkan adalah elang tikus. Tetapi burung ini sudah langka” tuturnya.


Adapun komponen pengendalian dalam PHT yaitu secara kimiawi, biologis, fikis mekanik, kultur teknis, dan perundang-undangan atau karantina. Menurut Ichsan Nurul Bari, PhD, selaku Akademisi UNPAD, orang-orangan sawah adalah yang paling sering digunakan oleh petani untuk mengendalikan hama burung. Tetapi ini tidak menjamin membuat burung kapok untuk datang kembali ke sawah.


Sebagai pelaku usaha tani secara langsung, Sutrisno, Ketua Poktan Demak, Jawa Tengah, memaparkan hasil uji coba pemanfaatan burung cendet dalam pengendalian hama burung. Kendalanya yaitu belum ada regulasi untuk melindungi keberadaan burung cendet, sehingga jika di lepas liarkan akan di tangkap kembali oleh masyarakat untuk di pelihara maupun di jual. Burung hasil rawatan butuh waktu 3 sampai 6 bulan untuk dapat di lepas liarkan dan mandiri di alam liar. Burung yang sudah di lepas liarkan akan beradaptasi dengan mencari tempat bersarang sesuai insting alamiahnya.(ND)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Ditunjuk Jadi Komut PIHC, Akademisi Yakin Sudaryono Bikin Petani ‘Happy’

Ditunjuk Jadi Komut PIHC, Akademisi Yakin Sudaryono Bikin Petani ‘Happy’

Pilarpertanian – Penunjukan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono sebagai Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) menuai respons positif dari kalangan akademisi. Dosen Kebijakan Publik Universitas Nasional, Hilmi Rahman, menyebut langkah ini berpotensi membawa angin segar bagi sektor pertanian nasional, khususnya bagi para petani. Ia menilai penunjukan itu sangat tepat dan strategis. Hal ini […]

Mentan Amran Dampingi Presiden Prabowo dalam Lawatan Kenegaraan ke Rusia

Mentan Amran Dampingi Presiden Prabowo dalam Lawatan Kenegaraan ke Rusia

Pilarpertanian – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, turut mendampingi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam kunjungan kenegaraan ke Rusia pada 18-20 Juni 2025. Kunjungan ini dilakukan atas undangan langsung dari Presiden Vladimir Putin, sekaligus dalam rangka menghadiri dan menjadi pembicara utama pada forum ekonomi bergengsi St. Petersburg International Economic Forum 2025 (SPIEF 2025). Selain menghadiri […]

Wamentan Sudaryono: RI Siap Pangkas Ketergantungan Impor Daging, Investasi Sapi Betina Jadi Kunci

Wamentan Sudaryono: RI Siap Pangkas Ketergantungan Impor Daging, Investasi Sapi Betina Jadi Kunci

Pilarpertanian – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengungkapkan bahwa pemerintah terus mendorong investasi untuk meningkatkan populasi sapi hidup di Indonesia sebagai upaya memenuhi kebutuhan daging dan susu dalam negeri. Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar menyampaikan, peluang investasi tersebut dapat dilakukan bagi pelaku usaha dari dalam ataupun luar negeri. “Bukan negara yang mengeluarkan […]

Tempo Langgar Kode Etik Jurnalistik, Fitnah Mentan Amran Poles-poles Beras Busuk

Tempo Langgar Kode Etik Jurnalistik, Fitnah Mentan Amran Poles-poles Beras Busuk

Pilarpertanian – Dewan Pers secara resmi memutuskan bahwa media daring Tempo.co telah melanggar Kode Etik Jurnalistik dalam unggahan poster dan motion graphic berjudul “Poles poles Beras Busuk” yang dipublikasikan melalui media sosial resmi Tempo pada 16 Mei 2025. Dalam dokumen Pernyataan Penilaian dan Rekomendasi (PPR) Nomor 3/PPR-DP/VI/2025, Dewan Pers menilai konten visual tersebut tidak akurat, […]

Lindungi Peternak Rakyat, Kementan Tetapkan Harga Acuan Ayam Hidup

Lindungi Peternak Rakyat, Kementan Tetapkan Harga Acuan Ayam Hidup

Pilarpertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat langkah stabilisasi harga ayam ras hidup (livebird) demi melindungi peternak rakyat dari tekanan harga jual yang tidak adil. Dalam Rapat Koordinasi Perunggasan Nasional yang digelar Rabu (18/6/2025), seluruh pemangku kepentingan sepakat menetapkan harga acuan ayam hidup di tingkat peternak sebesar Rp18.000 per kilogram untuk semua ukuran bobot panen, […]

Mentan Amran Tandatangani MoU Kerjasama Keamanan Pangan dan Teknologi Pertanian dengan Singapura

Mentan Amran Tandatangani MoU Kerjasama Keamanan Pangan dan Teknologi Pertanian dengan Singapura

Pilarpertanian – Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan), Andi Amran Sulaiman, dan Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup Singapura, Grace Fu, menandatangani nota kesepahaman (MoU) Kerja Sama Keamanan Pangan dan Teknologi Pertanian pada Leaders’ Retreat di Parliament House, Singapura, Senin (16/6/2025). Penandatanganan tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, […]

Bawa Combine Harvester Masuk Desa, Wamentan Sudaryono Bikin Petani Ngawi Bisa Panen Kilat

Bawa Combine Harvester Masuk Desa, Wamentan Sudaryono Bikin Petani Ngawi Bisa Panen Kilat

Pilarpertanian – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, melakukan kunjungan kerja ke Desa Kendal, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Rabu (18/6), dalam rangka panen padi bersama petani setempat. Panen dilakukan menggunakan Alat Mesin Pertanian (alsintan) modern, yakni combine harvester, sebagai bagian dari upaya percepatan tanam dan peningkatan produktivitas pangan nasional. Dalam kesempatan tersebut, Wamentan Sudaryono […]

Wamentan Sudaryono Bayar Tuntas Curhatan Petani! Combine Harvester & Sumur Bor Turun di Ngawi!

Wamentan Sudaryono Bayar Tuntas Curhatan Petani! Combine Harvester & Sumur Bor Turun di Ngawi!

Pilarpertanian – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono meninjau langsung panen padi di Desa Kendal, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada Rabu (18/6/2025). Di sela-sela kegiatan tersebut, Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar turut berdialog secara spontan dengan sejumlah petani dan langsung merespon cepat berbagai aspirasi. Saat mendengar kebutuhan sumur bor untuk irigasi […]

Dari Lumbung Padi ke Teknologi Greenhouse: RI-Belanda Resmikan Era Baru Pertanian Berkelanjutan

Dari Lumbung Padi ke Teknologi Greenhouse: RI-Belanda Resmikan Era Baru Pertanian Berkelanjutan

Pilarpertanian – Pemerintah Indonesia dan Belanda resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama di bidang pertanian berkelanjutan, hortikultura, teknologi greenhouse, hingga peningkatan kapasitas generasi muda petani. Penandatanganan ini dilakukan antara Kementerian Pertanian RI dengan Kementerian Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Belanda, di Kantor Pusat Kementan RI, Jakarta, Selasa (17/6/2025). Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono […]