Bertanam Padi Hidroponik, Alternatif Pemenuhan Pangan Keluarga

Bertanam Padi Hidroponik, Alternatif Pemenuhan Pangan Keluarga
Redaksi dan Informasi pemasangan iklan Hubungi: Admin Pilarpertanian

Pilarpertanian - Tren urban farming kian menjadi idola dikalangan masyarakat perkotaan bahkan sudah menjadi gaya hidup masyarakat urban. Sangat beralasan kenapa masyarakat perkotaan tertarik dengan tren tersebut.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Keterbatasan lahan tidak menutup kemungkinan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan peluang usaha kreatif. Cara yang ditempuh salah satunya dengan kegiatan cocok tanam di lingkungan rumah perkotaan dengan memanfaatkan lahan yang ditanami berbagai jenis komoditas sayur-sayuran bahkan tanaman buah semusim, namun seiring berjalannya waktu, padi sudah dilirik dan diminati masyarakat kota menjadi komoditas andalan model ini.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Seperti halnya dengan konsep urban farming atau family farming yang telah diterapkan di kawasan Taman Sains dan Teknologi padi di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Sukamandi, Subang Jawa Barat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pendekatan konsep yang dikembangkan adalah pertanian untuk memenuhi kecukupan pangan keluarga dan dioptimalkan sebagai produksi pangan rumah tangga.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Fadjry Djufry saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (3/6) menyampaikan bahwa pembangunan pertanian masa kini dan masa yang akan datang dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang semakin kompleks.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Beberapa isu yang muncul seperti isu ketahanan pangan, proses produksi yang efisien, peningkatan kesejahteraan petani, produk pertanian yang ramah lingkungan, sampai dengan isu alih fungsi lahan perlu dipertimbangkan dalam membangun pertanian kedepan.” urainya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Salah satu program yang diluncurkan Kementerian Pertanian dalam rangka menjawab tantangan masalah pangan kedepan, baik dari sisi produksi (ketersediaan), distribusi dan pemanfaatan pangan yang beragam, bergizi seimbang adalah program family farming. “Berbagai inovasi teknik pertanian dikembangkan oleh Balitbangtan mendukung program tersebut”, jelasnya. Salah satunya adalah yang dikembangkan oleh BB Padi di Taman Sains dan Teknologi Padi (TST Padi).” Terang Fadjry.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Disini, family farming yang diterapkan terdiri dari display tanaman pangan, hortikultura, ternak, pengomposan sampah dan tanaman hias. Tanaman padi ditanam dengan metode hidroponik dikombinasikan dengan budidaya ikan. Sementara itu unit hortikultura dibudidayakan dengan pertanaman di bedengan, polybag, maupun pendekatan hidroponik sayur.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain beragam komoditas tanaman seperti yang disebutkan diatas, untuk memenuhi permintaan harian konsumen akan daging ayam dan telur didalamnya terdapat ternak ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pengelolaan sisa sampah rumah tangga maupun jerami sisa pertanaman padi juga difasilitasi dalam percontohan pengomposan dengan memanfaatkan aneka dekomposer. Diharapkan hasil kompos dapat dimanfaatkan kembali sebagai media tanam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Priatna Sasmita dalam wawancara singkat menjelaskan keberadaan lahan pertanian perkotaan agar memenuhi kebutuhan pangan keluarga dan bisa menopang ekonomi masyarakat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Salah satu solusi yang kami tawarkan adalah model pertanaman padi secara hidroponik. Kenapa demikian? sudah barang tentu agar dapat menyediakan kecukupan pangan masyarakat pada kondisi lahan terbatas seiring peningkatan konsumsi, maka tidak menutup kemungkinan untuk melakukan budidaya padi di luar lahan sawah dan konsep hidroponik bisa menjadi pilihan” terang Priatna. Model ini menurutnya cocok dikembangkan pada family farming atau urban farming dengan tujuan selain penyediaan sumber pangan pada lahan terbatas serta menjadi bagian estetika atau keindahan pekarangan. Model ini tentu memerlukan keterampilan khusus dalam pengelolaannya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berawal dari komunitas Bengkel Mimpi di Pagelaran Malang yang memperkenalkan secara masif Budidaya Padi dengan konsep Hidroganik yang merupakan usaha padi organik dengan dengan memadukan pola budidaya padi dan ikan secara terpadu dan menggunakan pendekatan organik untuk manajemen haranya hanya dari pakan ikan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tim Family Farming Taman Sains dan Teknologi Padi melakukan pendekatan yang sedikit berbeda terhadap manajemen hara yang diberikan. Nutrisi yang disediakan tidak hanya berasal dari pakan ikan namun dengan tetap menambahkan kebutuhan hara makro (N, P, dan K) yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan padi serta aplikasi kapur untuk mengontrol kestabilan pH dalam air.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sumber hara 110 kg/ha N, 36 kg/ha P2O5 dan 60 kg/ha K2O yang dikonversikan per satu luasan unit sistem hidroponik (6 m2) dan diaplikasikan dalam 10 minggu serta 2 karung kapur pertanian dimasukkan ke dalam kolam ikan secara bertahap. Pupuk dilarutkan dalam 4800 ml air dan diaplikasikan ke tanaman per minggunya.” Jelas Nur Wulan Agustiani, peneliti sekaligus penanggungjawab unit family farming Taman Sains dan Teknologi Padi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Media yang digunakan untuk ‘menanam’ padi menggunakan konsep Hidroponik ini adalah sekam dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 serta ijuk kelapa untuk pinggiran netpot guna menopang media supaya tidak larut terbawa air.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Budidaya ikan yang diintegrasikan dengan padi pada metode ini menggunakan jenis ikan mujaer dan nila merah yang relatif tahan terhadap penggunaan pupuk kimia. “Pakan ikan yang diberikan setiap hari secara tidak langsung memberikan tambahan hara untuk tanaman padi.” Tambahnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk mencegah tanaman rebah, Wulan bersama tim menyarankan untuk membuat lubang paralon tidak terlalu besar, sehingga dapat menampung setengah hingga tigaperempat badan netpot atau gelas plastik yang digunakan sehingga dapat stabil berdiri. “Masih adanya rongga udara dalam paralon membuat perakaran berkembang baik dan justru saling mengikat antar tanaman.” Ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Keragaan pertanaman hidroponik padi ini cukup menggembirakan. Anakan produktif terbentuk optimal dengan vigor yang menarik. Penggunaan pestisida nabati untuk penanggulangan hama dan penyakit dilakukan dengan harapan mengurangi aplikasi kimiawi pada metode budidaya ini.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Saat ini menjelang panen, kami masih menunggu data analisa laboratorium tanaman untuk memberikan data perbandingan komponen hasil varietas Inpari 32 yang kami gunakan pada metode budidaya hidroponik dan budidaya di lahan sawah pada umumnya.” Lanjutnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Wulan menambahkan bahwa pada musim mendatang pihaknya akan mencoba memanfaatkan kompos jerami sisa panen sebagai media tanam serta mencoba varietas padi fungsional yang telah banyak dilepas sebagai upaya peningkatan nilai usaha, “sehingga akan lebih berpeluang menjadi pola budidaya zero waste dan berdaya manfaat lebih tinggi.” Tutupnya. (Raisa/Shr/RS)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan