Cegah Penurunan Kualitas Beras, Petani Kota Waringin Timur Maksimalkan Penggunaan Mesin Pengering Bantuan Pemerintah Tahun 2013
Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) konsisten memberikan bantuan berupa alat mesin pertanian (alsintan) sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan produksi dan nilai jual produk tanaman pangan. Pemerintah pun sangat ketat melakukan pengawasan agar penggunaan bantuan tersebut benar-benar optimal. Kali ini Gapoktan Sinar Harapan, Desa Lampuyang, Kec. Teluk Sampit pada tahun 2013 menerima bantuan vertical dryer atau mesin pengering padi dengan kapasitas 10 ton per hari yang sekarang berusia kurang lebih 9 tahun namun masih bisa dimanfaatkan dengan baik.
Mustafin, ketua gapoktan Sinar Harapan menyampaikan sebelumnya merasa kesulitan untuk mempertahankan kualitas beras karena keterlambatan proses pengeringan pada gabah hasil panen, namun setelah adanya bantuan vertical dryer sangat membantu dalam proses pengeringan terutama pada musim hujan dan panen raya.
“Kami menerima bantuan vertical dryer atau mesin pengering padi dengan kapasitas 10 ton per hari pada tahun 2013. Dryer yang sudah berumur 9 tahun ini masih mampu mengeringkan gabah basah selama lebih dari 2 bulan setiap musim panen dan kualitas beras hasil penggilingan pun dapat kami pertahankan dengan adanya mesin pengering,” ujar Mustafin.
Sebagai informasi, saat ini gapoktan Sinar Harapan sudah menambah investasi sekitar 30-40 juta untuk perbaikan dan perluasan gudang. Gapoktan juga melakukan pembelian lahan untuk penambahan gudang penyimpanan gabah kering. Gapoktan juga berencana untuk melakukan perbaikan penggilingan dengan modal sebesar 140-160 juta. Walaupun gapoktan belum memasarkan beras dengan merk terdaftar, namun pemasaran beras curah semakin meningkat yaitu 10 ton per bulan.
Gatut Sumbogodjati, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan menyampaikan rasa bangga atas keberhasilan Gapoktan Sinar Harapan. Gatut juga menyampaikan bahwa hilirisasi komoditas tanaman pangan sangat penting untuk meningkatkan nilai jual komoditas dan menciptakan peluang usaha serta lapangan pekerjaan.
“Bantuan pemerintah merupakan dorongan bagi petani untuk dapat mandiri dan lebih maju dalam meningkatkan produksi serta meningkatkan kualitas hasil, sehingga memiliki nilai jual yang bagus, tentunya akan berdampak pada kesejahteraan petani,” ungkap Gatut.
Sementara itu Sutresno, BPP Teluk Sampit mengatakan pada saat musim hujan persentase beras kepala hasil penggilingan sangat kecil karena kualitas gabah kering giling sangat rendah, persentase butir patah dan butir berwarna coklat atau kusam lebih banyak, dengan adanya vertical dryer sangat membantu dalam meningkatkan kualitas gabah sehingga beras yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus.
“Selain itu, pemasaran beras semakin luas karena adanya peningkatan kualitas hasil. Pemasaran dilakukan ke beberapa kabupaten di wilayah Palangkaraya, Kapuas dan Banjarmasin. Namun pada saat panen dengan mesin combine harvester mengakibatkan tonase gabah basah meningkat secara serempak, sehingga mesin pengering dengan kapasitas besar sangat dibutuhkan,” tutur Sutresno.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengapresiasi langkah-langkah semacam ini karena menurutnya ini sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahwa mekanisasi pertanian merupakan hal yang menjadi fokus utama sektor pertanian untuk pertanian Indonesia yang maju, mandiri dan modern.
“Saya mengapresiasi hal-hal semacam ini yang proses hulu-hilirnya diperhatikan dan ke depan keseluruhan proses hulu-hilir dikorporasikan dengan baik, pada aspek permodalan bisa memanfaatkan fasilitasi KUR. Saya berharap juga dengan tambahan investasi ini nilai jual komoditas makin baik dan bisa kontinu sehingga ke depan bisa menembus pasar ekspor,” tutup Suwandi.(BB)