Kementan Lakukan Gerakan Panen Ubi Kayu Di Kabupaten Gowa
Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP), Direktorat Aneka Kacang dan Umbi (Akabi), melakukan panen ubi kayu di Desa Pacellekang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
Kegiatan panen ini merupakan pengembangan kawasan ubi kayu pada tahun 2022, dimana provinsi ini dialokasikan seluas 300 ha dan Kabupaten Gowa dialokasikan seluas 100 ha.
Fasilitas bantuan pemerintah berupa pupuk (organik/sachet), sedangkan benih ubi kayu melalui swadaya petani. Monev dan pembinaan kegiatan pengembangan ubi kayu dilakukan di Gapoktan Pacellekang, Desa Pacellekang, Kecamatan Pattallassang.
Dalam pelaksanaan budidaya tersebut, petani menggunakan pupuk organik dalam bentuk powder dari luasan 30 ha sebanyak 5.250 sachet. Benih ubi kayu yang ditanam melalui swadaya petani adalah varietas Kasesa, Adira dan Barokah.
Potensi pengembangan ubi kayu di Kecamatan Pattallassang seluas 7.000 ha pada saat ini sudah dikelola untuk penanaman 1.700 ha.
Pemasaran hasil panen ubi kayu berupa umbi segar bekerja sama dengan PT. Nutrindo Bogarasa (Mayora Grup), dan PT. Sungai Budi dengan Rp 1.400/kg disesuaikan kadar patinya. Pernah dilakukan oleh BPS dan PPL setempat Provitas 30 ton/ha untuk varietas Kasesa dan Adira, sedangkan varietas Barokah bisa mencapai 35 ton/ha.
Keuntungan bersih yang didapatkan oleh petani dalam sekali panen 7-8 bulan kurang lebih Rp 12.560.000/ha, kadar pati rata-rata 15-20 %.
Ketua Gapotan Udin Dg Tinri, menyampaikan, “Kami berterima kasih banyak kepada Direktur Akabi yang telah memberikan bantuan saprodi demi mendorong peningkatan produksi ubi kayu di Kabupaten Gowa khususnya Desa Pacellekang, Kecamatan Pattallassang.
Harapan ke depan adanya kegiatan bimtek teknologi budidaya ubi kayu untuk mengantisipasi mahalnya pupuk non subsidi ubi kayu”, ujarnya.
Direktur Akabi Eni Tauruslina Amarullah menambahkan, “Potensi ubi kayu untuk terus dikembangkan dan bisa membawa manfaat bagi peningkatan perekonomian masyarakat, kita harus meningkatkan produksi dengan pola terintegrasi hulu hilir, saling bersinergi dukungan pemerintah daerah, offtaker dan kelompok tani sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani,” pungkasnya.
Di lain kesempatan, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan, “Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang menegaskan kepada seluruh jajarannya dan masyarakat pertanian agar melakukan kegiatan extraordinary, terukur dan nyata untuk peningkatan produksi substitusi impor dan peningkatan ekspor, menjaga kedaulatan serta kemandirian pangan dengan inovasi-inovasi di bidang pertanian. Dengan demikian, kita dapat mencapai produksi yang tinggi, biaya yang murah, kesejahteraan petani meningkat, dan lingkungan tetap lestari”, tutup Suwandi.(ND)