Kementan Terus Kawal Pertanaman Padi, Turun Langsung Temui Petani Di Indramayu

Kementan Terus Kawal Pertanaman Padi, Turun Langsung Temui Petani Di Indramayu
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi Saat Melakukan Gerakan Turun Lapangan ke Petani di Indramayu, Jawa Barat.

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian terus berupaya memaksimalkan sektor pertanian di Indonesia, khususnya pertanian padi. Pemerintah menargetkan agar Indonesia mampu memenuhi beras sendiri.

Sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, bahwa pemerintah Indonesia akan terus fokus terhadap permasalahan para petani di Indonesia.

“Amanah dari Pak Jokowi, kita harus terus mengakomodir keluhan dan masalah petani Indonesia. Agar pertanian kita mampu memenuhi kebutuhan nasional lewat tangan-tangan rakyat Indonesia,” kata Amran.

Dengan begitu pemenuhan pangan nasional akan dicukupi dan ekonomi para petani juga bisa terpenuhi.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi dalam rangkaian kunjungan kerjanya turun ke lapangan untuk melihat langsung kendala apa saja yang dihadapi para petani di Desa Santing, Kecamatan Losang, Kabupaten Indramayu, Sabtu, 17/2/24.

Kegiatan ini diisi dengan mendengarkan secara langsung keluhan serta tantangan para petani di wilayah Indramayu, salah satunya dari Gapoktan Santing.

Para petani menargetkan pada Maret bisa panen 10 ribu hektare, standing 78.000 akan panen raya di April. Namun, ada sejumlah permasalahan yang dihadapi petani, salah satunya soal sulitnya air untuk memenuhi kebutuhan lahan mereka.

“Keluhannya, kesulitan air, pengaturan waduk mengikuti ROTW yang ditentukan Dirjen SDA. Kebutuhan sumur mencapai 2.000 unit, panen raya di April-Mei,” tutur Dirjen Suwandi.

Para petani akan segera menanam komoditas tanaman pangan mereka jika air sudah memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan lahan.

“Apabila ada air setelah panen, maka akan langsung tanam kembali. Wilayah barat panen dimulai Maret dan berakhir di wilayah timur di bulan Mei. Perijinan penggunaan air tanah, selama ini harus melalui ESDM pusat,” jelas Suwandi.

Sehingga, permasalahan tersebut akan ditindaklanjuti agar para petani bisa aman dalam menanam hingga memanen hasilnya.

“Kita sudah mencatat semua keluhan seperti kebutuhan sumur dan segera ajukan proposal ke Ditjen PSP, sehingga mereka tahu kebutuhan sumur di Indramayu. Harus dimulai sekarang, kalau tidak tantangan ke depan akan semakin berat,” papar dia.

Pembuatan sumur itu, lanjut dia, akan memiliki manfaat lebih banyak untuk para petani di Indonesia. Sumur pemenuhan air itu akan mengakomodir beberapa titik lahan pertanian.

“Berkelompok 1 tiang 20 titik sumur, biaya Rp10 juta, akan hemat biaya budidaya karena bisa tanam lebih banyak, dari 2 ke 3 kali,” tandasnya.

Sejumlah keluhan juga dibahas dan disolusi untuk memastikan apa yang ditargetkan bisa terealisasi agar terpenuhi kebutuhan pangan daerah.

“Kita pastikan apa yang dikeluhkan petani di Indramayu ini, akan ditindaklanjuti untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal dan nasional”, tutup Suwandi.(BB)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan