Kreativitas Petani Milenial Gestianus Sino Dalam Masa Wabah Covid-19 Di Kupang

Kreativitas Petani Milenial Gestianus Sino Dalam Masa Wabah Covid-19 Di Kupang
Redaksi dan Informasi pemasangan iklan Hubungi: Admin Pilarpertanian

Pilarpertanian - Gestianus Sino, disela-sela kegiatan membersihkan lahan organiknya di Matani, Desa Penfui Timur, Kabupaten Kupang, menyampaikan harapannya agar generasi muda di NTT terus bergerak maju dibidang usaha pertanian dan mendukung program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat luas. Semangatnya diwujudkan juga dengan mendirikan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) GS Organik, dengan berkomitmen untuk memperkuat ketahanan pangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain itu upaya yang ditempuh adalah mengikutsertakan generasi muda milenial untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan usaha pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Keinginan yang kuat untuk wujudkan apa yang disampaikan oleh Menteri Pertanian Syarul Yasin Limpo (SYL) bahwa “Sektor Pertanian adalah sektor yang sangat strategis, karena selama manusia masih hidup, pasti akan membutuhkan bahan pangan”, menjadi spirit tersediri bagi Gestiano. Ditambah lagi motivasi dari Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi yang menyampaikan bahwa SDM Pertanian harus terus bekerja demi kelangsungan hidup manusia di muka bumi, dari Sabang hingga Merauke, tidak boleh berhenti.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Gesty yang dinobatkan menjadi Duta Petani Milenial 2020 utusan Provinsi NTT, mengatakan “dalam situasi dunia yang galau karena virus corona, para petani mesti tetap setia mengurus kebunnya agar ketahanan pangan tetap terjaga. Luas lahan tidur di NTT dan banyaknya tenaga kerja berusia muda sebagai bonus demografi mestinya menjadi potensi dan peluang yang dapat digunakan secara efektif untuk memajukan pertanian di NTT. Ketika sektor-sektor lain ambruk akibat kebijakan-kebijakan yang diambil untuk mengatasi corona, sektor pertanian tetap menjadi ujung tombak yang menggerakkan perekonomian bangsa. Masyarakat tetap butuh makan. Kalau petani tidak lagi mengolah kebunnya maka siapa yang harus memasok pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi rumah tangga? Negara memiliki keterbatasan untuk bisa melayani dalam jangka panjang kebutuhan rumah tangga melalui jaring pengaman sosial, ”ungkap Gesty di kebun organiknya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Gesty juga mengajak para petani fokus dengan pertanian organik yang ramah lingkungan, banyak petani yang amat tergantung pada produk-produk kimia yang merusak kesehatan dan lingkungan. “Kita mesti memiliki komitmen untuk mengembangkan pertanian organik karena berkaitan dengan kesehatan pangan. Kalau kita mengonsumsi pangan sehat akan memperkuat daya tahan diri dan imunitas tubuh. Dalam situasi wabah virus corona, kita mesti sehat untuk meminimalisir penyebaran virus corona tersebut,“ tandasnya. Selain itu, Gesty juga meminta agar pemerintah memberikan perhatian serius kepada petani milenial karena dari pengalamannya makin sedikit kaum muda milenial yang menjadi petani, padahal menjadi petani saat ini sangat menjanjikan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Bustanul Arifin Caya berpesan “kaum muda milenial yang merupakan elemen pembangunan pertanian sudah seharusnya menjadi garda terdepan, kelompok ini menjadi kelompok terbesar dalam komposisi kependudukan di Indonesia jika ditinjau dari aspek usia, kelompok ini memberikan sumbangan besar untuk memajukan pertanian. “Untuk mengurusi sektor pertanian, agar petani muda milenial membangun sinergi dengan perusahaan yang bergerak dibidang online marketing, karena itu yang sedang trend dan dibutuhkan oleh masyarakat di era digital seperti saat ini,” lanjutnya”.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Mengatasi kelaparan dan memastikan ketersediaan pangan mudah diakses oleh setiap orang adalah cita-cita GS Organik. Model yang dikembangkan adalah organik terpadu. Cita-cita ini dilandasi oleh sebuah prakarsa agar pangan yang sehat selalu tersedia sepanjang waktu. Bagi GS Organik, yang esensial dari ketahanan pangan adalah memberdayakan para petani milenial untuk menanam benih dan memanen tanaman pangan dalam jumlah besar, memelihara ternak, menjamin bahwa pangan sehat yang dihasilkan dapat dijangkau oleh mereka yang membutuhkan. Tiga hal mendasar yang membingkai dasar di atas adalah: ramah lingkungan (ekologis), menguntungkan pelaku usaha (profit), dan kearifan local (sense of culture).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
P4S GS Organik yang dibentuknya saat ini sedang membuka lahan baru di Desa Kuaklalo, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT. Lahan seluas 2 HA itu akan ditanami sayur-sayuran dan hortikultura, bawang dan cabe dengan menggunakan pupuk kompos. Melalui pengembangan lahan baru ini diharapkan P4S GS Organik turut memperkuat ketahanan pangan di Provinsi NTT, di tengah mewabahnya pandemi virus Covid-19.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
GS Organik memasarkan produknya dengan menggunakan beberapa cara: Pertama, membeli langsung di kebun, di arena car free day setiap hari Sabtu. Kedua, memesan melalui WA dan diantar oleh petugas GS Organik. Ketiga, menjadi suplier untuk pasar modern seperti Trans Mart dan Lippo sehingga konsumen pun dapat membeli produk-produk hortikultura dari GS Organik melalui pasar modern tersebut. Untuk membantu mempercepat dan memperlancar akses pemasaran, GS organik pun sudah mengakses kredit KUR dari BNI untuk membeli unit mobil pick up.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam keterbatasan luas lahan tetapi dengan model integrasi yang tertata dari hulu sampai hilir, sejak tahun 2017 GS organik sudah menjadi tempat belajar bagi masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiwa dari Universitas Nusa Cendana, tempat studi banding dan kunjungan lapangan dari kepala desa kabupaten Kupang dan Rote Ndao, tempat magang bagi mahasiswa dan siswa SMK se Provinsi NTT. Selain itu terlibat dalam kegiatan pameran, lokakarya, workshop, dan replikasi model terkait pertanian organik terintegrasi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kelembagaan petani yang dibangun tersebut memiliki visi ”menjadi penggerak pertanian organik di Indonesia dan berkontribusi terhadap ketersediaan makanan sehat bagi masyarakat”, dan dijabarkan dalam 3 misi yaitu : pertama, menghimpun sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pelaku dan pemangku kepentingan untuk selalu mengkampanyekan pertanian organik dan mereplikasi model pertanian organik terpadu; kedua memperluas lahan dan membentuk kawasan pertanian organik terintegrasi yang dikembangkan menjadi agrowisata organik terpadu, pusat belajar dan pelayanan pertanian organic; serta ketiga memastikan kersediaan makanan sehat dan segar bagi konsumen sepanjang waktu dan mudah diakses.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk program Jangka pendek ia mengkampanyekan pertanian organik melalui media massa dan penjualan di area car free day, Jl. El Tari, Kota Kupang. Program Jangka menengah: Menambah luasan lahan agar memberi dampak dan produksi yang lebih besar, Terlibat dalam kegiatan pendampingan dan pemberdayaan pertanian organik terpadu, Memperluas akses pasar melalui penjualan online, dan mengakses kredit dari perbankan untuk memperbesar skala usaha. Sedangkan program jangka panjang adalah mekanisasi pertanian, menjadi destinasi agrowisata, serta memiliki modul, menjadi pusat pelatihan dan sekolah lapangan tentang pertanian organik terintegrasi. (RS)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan