Manfaatkan Artificial Intelligence, Kementan Perkuat Diseminasi Informasi

Manfaatkan Artificial Intelligence, Kementan Perkuat Diseminasi Informasi
Kegiatan Pelatihan Pembuatan Konten Publikasi Tentang Konten yang Baik dan Bagaimana Cara Membuatnya yang Diikuti oleh 90 Peserta dari UPT Lingkup BPPSDMP di Ruang Catur Gatra, Gedung D Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta.

Pilarpertanian - Diseminasi informasi atau publikasi memiliki peran penting untuk memasyarakatkan perkembangan pertanian di tanah air. Menyadari hal itu, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian menggelar Pelatihan Pembuatan Konten Publikasi.

BPPSDMP melalui Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP), menggelar pelatihan Pembuatan Konten Publikasi dengan tema ‘What is good content and How do we create it’, yang diikuti 30 peserta secara luring dan 60 orang secara daring yang berasal dari UPT lingkup BPPSDMP.

Kegiatan tersebut, digelar di Ruang Catur Gatra, Gedung D lantai 6 Kantor Pusat Kementan, Kamis (21/12/2023). Tampil sebagai narasumber Erry Farid, atau dikenal sebagai Anto Lupus, seorang konsultan komunikasi dan pengajar.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, mengakui pentingnya kehumasan bagi pertanian. Menurut Dedi, diseminasi informasi merupakan bagian dari tugas dan fungsi BPPSDMP.

“Pelatihan ini akan meningkatkan kemampuan penanggung jawab serta pengelola kehumasan terkait media komunikasi serta kreatif dalam mengemas konten terkait program serta kinerja BPPSDMP. Dan yang tak kalah pentingnya adalah pemilihan media yang tepat dalam melakukan diseminasi informasi,” kata Dedi.

Ia berharap setelah mengikuti pelatihan, seluruh peserta dapat meningkatkan kualitas kinerja kehumasan terus meningkat.

Sementara itu Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, yang membuka kegiatan mengatakan agar komunikasi dapat berjalan efektif, kita harus pintar memilih gaya bahasa, kata, format media yang sesuai dengan audience atau target sasaran.

“Bahasa yang digunakan harus lugas, tidak terlalu teknis sifat nya dan dapat dimengerti oleh masyarakat luas”, tegas Munifah.

Beliau pun menambahkan, output yang diharapkan dari pelatihan ini, meningkatnya kemampuan dari peserta dalam mengolah konten publikasi dalam beragam bentuk.

Sementara itu narasumber, Erry Farid, membagikan kiat-kiat dalam proses membuat konten.

“Awal adalah pencarian ide, eksplorasi ide yang ada, catat semua dulu, ide yang menurut kita jelek belum tentu untuk orang lain. Bebaskan imajinasi dalam menggali ide, jangan dibatasi, kalau terasa aneh catat dulu, aneh menurut kita mungkin ide yang bagus untuk dieksekusi, jangan takut jangan dibatasi,” katanya.

Menurutnya, setelah ide terkumpul kemudian diseleksi mana yang kemungkinan dapat dieksekusi.

“Sifat media sekarang adalah multi platform, namun tidak berarti all for one. Kesalahan yang sering terjadi adalah, satu konten dipublish di semua platform,” urainya.

Erry mencontohkan, sebuah konten mungkin cocok untuk diupload di Youtube, Instagram dan Facebook, namun untuk dipublish di Videotron di pinggir jalan tanpa support audio maka konten tersebut butuh disesuaikan.

Penggunaan teknologi juga disarankan oleh Erry, terlebih untuk memudahkan dalam proses pengumpulan data dan riset sebelum membuat konten.

“Sekarang sudah jaman nya Artificial Intelligence (AI) penggunaan seperti ChatGPT atau Bard dapat sangat membantu dalam proses pengumpulan data”, jelasnya.

Sebelum menutup sesi paparannya, Erry pun menekankan pentingnya perencanaan konten lebih dari proses pembuatan.

“Perencanaan konten sangat penting, sama penting dengan proses pembuatan, karena kita mampu mengidentifikasi kendala yang mungkin terjadi sekaligus mengantisipasinya. Jangan pernah menentukan media placement dan evaluasi. Ini sangat penting, untuk mengukur efektivitas publikasi yang telah kita lakukan”, ujarnya.(ES/ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan