Masifkan Budidaya Ramah lingkungan, Kementan Aktif Berdayakan Petani Produksi Agens Hayati

Masifkan Budidaya Ramah lingkungan, Kementan Aktif Berdayakan Petani Produksi Agens Hayati
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Membentuk Pos Pelayanan Agens Hayati yang Aktif Memproduksi Bahan Pengendali OPT Ramah Lingkungan dan Pupuk Organik bagi Petani.

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen mengedepankan budidaya tanaman ramah lingkungan. Mendukung hal ini, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian masif memberdayakan petani dalam pemenuhan kebutuhan sarana produksi dengan memanfaatkan bahan-bahan alami guna mengurangi ketergantungan petani terhadap penggunaan bahan kimia.

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Muhammad Takdir, menyampaikan salah satu pemberdayaan petani tersebut adalah melalui pembentukan Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH) yang merupakan salah satu wadah bagi petani yang aktif memproduksi bahan pengendali OPT ramah lingkungan dan pupuk organik, terutama untuk memenuhi kebutuhan petani di sekitarnya.

“Penggunaan APH harus dimasifkan untuk meningkatkan hasil produksi dan memperbaiki kualitas tanaman serta lingkungan. Kita manfaatkan bahan-bahan alami di sekitar kita yang mudah dan murah diperoleh, tapi ternyata mampu memberikan manfaat yang luar biasa,” papar Takdir.

“Selain itu dapat meningkatkan keterampilan petani dalam memperbanyak/memproduksi APH, mempererat semangat kerja sama anggota PPAH, dan sebagai wadah yang mampu menyediakan APH sebagai amunisi gerakan pengendalian OPT ramah lingkungan,” Tambahnya.

Ngadri, ketua PPAH Sukoraharjo menerangkan, PPAH Sukoraharjo merupakan salah satu PPAH di Kabupaten Sleman, DIY yang giat dalam memperbanyak, mengembangkan, memanfaatkan dan menyebarluaskan hasil produksi APH. PPAH ini aktif dan rutin memproduksi APH untuk mendukung kegiatan gerakan pengendalian OPT ramah lingkungan khususnya di wilayah Sleman bagian Timur dan pada umumnya untuk Sleman dan DIY.

“Hasil produksi APH hingga bulan Oktober 2022, yaitu 178 Liter Paenibacillus polymyxa, 113 Liter Pseudomonas flourescens, 138 Liter Bacillus subtilis, 324 Kg Beauveria bassiana, 167 Kg Trichoderma sp., 17 Kg Metharizium rileyii dan 226 Liter PGPR” terang Ngadri.

Sementara itu, POPT Pendamping PPAH Sukoraharjo, Titin mengungkapkan, adanya Poktan PPAH Sukoraharjo sangat membantu dalam menjaga ketahanan pangan di wilayah DIY khususnya Sleman bagian Timur.

“Hasil produksinya cukup baik karena residu pestisida pada bahan pangan bisa dikurangi akibat dari pemakaian APH yang ramah lingkungan. Produktivitas padinya pun meningkat 21,4% dari 7 ton/ha menjadi 8,5 ton/ha setelah pemanfaatan pupuk organik dan APH,” pungkas Titin.

Pada kesempatan lain, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mengapresiasi setiap langkah nyata yang mendukung kegiatan-kegiatan pengendalian OPT ramah lingkungan, khususnya pemanfaatan agens hayati sebagai bahan pengendali OPT.

“Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo penggunaan bahan-bahan alami harus ditingkatkan guna menjaga kelestarian dan keberlanjutan lahan. Kita akan terus mendorong petani-petani yang kreatif, inovatif dan produktif untuk terus bergerak maju dan mengembangkan serta menerapkan prinsip-prinsip PHT untuk pertanian sehat, panen melimpah dan petani sejahtera,” papar Suwandi.(PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan