Mentan Amran Panen Padi di Kabupaten Banyuasin, Yakin Bisa Jadi Lumbung Pangan Nasional Nomor Satu
Pilarpertanian - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, melaksanakan panen padi IP 200 di Desa Merah Mata Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin, Jumat (5/9/2025).
Mentan, Amran Sulaiman langsung turun ke lokasi panen dan melaksanakan panen. Selain itu, Mentan Amran Sulaiman juga mengecek tanah yang sudah dipanen dan selanjutnya untuk ditanam kembali dengan padi IP 300.
Mentan juga sempat menanyakan langsung kepada Brigade Swasembada Pangan terkait pengolahan lahan dan juga hasil yang diperoleh.
“Bagus sekali kalau hasilnya sudah seperti ini,” kata Mentan Amran.
Mentan juga mengapresiasi kinerja dari petani dan Brigade Swasembada Pangan untuk terus bekerja mendukung program asta cita presiden Prabowo.
Meski Mentan Amran Sulaiman tidak lama, karena masih ada agenda lain untuk panen bersama brigade pangan dan petani di Desa Merah Mata Banyuasin, akan tetapi terlihat kepuasan tersendiri dari sang menteri lewat kinerja brigade pangan dan petani di Desa Merah Mata.
Sedangkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menuturkan, upaya dari Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mendorong Kabupaten Banyuasin dan Sumsel menjadi peringkat pertama Swasembada Pangan Se Indonesia. Berbagai langkah yang dilakukan Kementerian Pertanian terutama untuk pertanian di Banyuasin.
“Lahan di Banyuasin masih sangat banyak dan luas, oplah bisa terus ditingkatkan dari Kementerian Pertanian. Dengan rata-rata 5 ton saja perhektare, yakin Banyuasin bisa peringkat pertama secara nasional terlebih dalam setahun bisa menanam sebanyak tiga kali,” katanya.
Terlebih, ia sudah cukup lama berkeliling di Kabupaten Banyuasin yang memiliki potensi besar dalam swasembada pangan, apa yang telah dilakukan sudah sangat menunjukkan perkembangan yang sangat luar biasa.
“Pastinya dari strategi melihat dari karakter wilayah tersebut untuk mewujudkan Banyuasin menjadi nomor satu, misalnya Muara Telang memberikan fasilitas saprodi yang ada di sana. Seperti pembangunan SPBU untuk petani, koperasinya juga menjadi pengecer pupuk bahkan rekanan bulog. Ada pula alsintan dan lainnya sehingga mempermudah petani yang ada di sana,” pungkasnya.
Sedangkan, Sekretaris Daerah (Sekda) Banyuasin, Erwin Ibrahim menuturkan, lahan di Banyuasin banyak dengan meningkatkan dari IP 200 ke IP 300, akan tetapi membutuhkan kontribusi semua pihak sehingga terwujudnya Banyuasin menjadi peringkat pertama secara nasional.
“Kami akan memberdayakan Brigade Pangan, akan mendampingi petani di Banyuasin untuk mewujudkan petani modern. Sehingga petani bisa bekerja secara modern dengan menggunakan alsintan yang modern dan menghitumg keuangan secara modern,” katanya.
Lanjut Erwin, harapannya ke depan tidak hanya dapat meningkatkan produksi padi dan beras yang ada di Banyuasin, melainkan juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Karena, saat ini Nilai Tukar Petani atau NTP masih berimbang antara yang dikeluarkan dengan hasil panen. Sehingga, apa yang dilakukan petani selama ini belum mendapatkan keuntungan.
Dengan memberdayakan dan merangkul seluruh petani di Banyuasin, setidaknya dari perhitungan satu brigade pangan bisa menghasilkan angka bruto Rp6 miliar, dimana nanti akan dibagi 30 persen ke petani dan 70 persen ke brigade pangan.
Kolaborasi yang dilakukan ini, sebagai upaya untuk meningkatkan penghasilan petani yang bila dihitung perbulan bisa mendapatkan keuntungan Rp18 juta.
“Disinilah, diupayakan untuk bisa mensejahterakan petani. Kami yakin bila ini terwujud bukan hanya Banyuasin sebagai lumbung pangan nasional nomor satu, tetapi juga bisa mensejahterakan petani,” pungkasnya.(ND)