Panen Padi Gadu Dimulai, Petani Lampung Timur Rasakan Hasil Melimpah

Panen Padi Gadu Dimulai, Petani Lampung Timur Rasakan Hasil Melimpah
Kegiatan Panen Padi di Desa Sumbersari, Kecamatan Sekampung, Lampung Timur.

Pilarpertanian - Indonesia memasuki panen padi musim tanam gadu. Di Lampung Timur, panen sudah berlangsung sejak awal Agustus. Harga gabah di tingkat petani mencapai Rp6.800 per kilogram, sehingga memberikan keuntungan signifikan sekaligus menambah semangat petani untuk kembali menanam.

Salah satu wilayah yang telah memasuki panen adalah Desa Sumbersari, Kecamatan Sekampung, Lampung Timur. Rata-rata produktivitas panen di wilayah ini mencapai 5–6 ton gabah per hektar, hasil ini dianggap baik dan menguntungkan bagi petani.

Menurut data Kerangka Sampel Area (KSA) BPS, potensi luas panen di Lampung Timur pada Agustus 2025 mencapai 12.387 hektare dengan potensi produksi sekitar 54.926 ton Gabah Kering Giling (GKG).

Di sisi lain, beberapa kecamatan di Lampung Timur sudah lebih dulu menyelesaikan panen, seperti Kecamatan Pekalongan dan Kecamatan Batanghari. Sementara itu, wilayah lain seperti Kecamatan Purbalingga kini tengah memasuki masa panen.

Lasno, petani padi asal Desa Sumbersari, Kecamatan Sekampung, mengaku bersyukur dengan hasil panen yang ia dapatkan.

“Alhamdulillah, sekarang sudah mulai panen lagi. Saya pribadi sudah panen awal Agustus kemarin. Hasilnya bagus panen gadu, lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Itu sudah cukup baik dan kami merasa diuntungkan,” ujarnya.

Lasno juga menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman atas berbagai kebijakan yang memudahkan petani. Menurutnya, pupuk kini lebih mudah diakses hanya dengan KTP, jaringan irigasi semakin baik, dan harga gabah di tingkat petani cukup menguntungkan.

“Harapan kami sederhana, pupuk tetap tersedia, irigasi semakin baik, dan harga gabah stabil di tingkat petani. Dengan begitu, kami bisa lebih semangat menanam,” imbuhnya.

Di tingkat nasional, potensi panen pada bulan Agustus diperkirakan mencapai sekitar 3 juta ton beras. Jumlah ini lebih tinggi dibanding kebutuhan konsumsi rata-rata bulanan masyarakat yang berada di kisaran 2,6 juta ton, sehingga ketersediaan beras nasional tetap aman dan mencukupi.

Dalam berbagai kesempatan, Mentan Amran menegaskan bahwa pemerintah selalu hadir mendukung petani, baik melalui penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah yang menguntungkan, kemudahan akses pupuk bersubsidi, hingga program pompanisasi. Dengan dukungan tersebut, petani dapat menanam dan melakukan panen sepanjang tahun.

“Kebijakan ini merupakan wujud nyata keberpihakan Presiden terhadap kesejahteraan petani Indonesia. Dengan langkah-langkah yang berpihak kepada petani, kita optimistis swasembada pangan dapat terwujud sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Mentan Amran.

Momentum panen yang berlangsung di berbagai daerah, termasuk Lampung Timur, sekaligus menjadi bukti nyata kerja keras petani yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Sinergi ini tidak hanya memperkuat stok beras nasional, tetapi juga membantu menjaga stabilitas harga dan menjamin akses pangan terjangkau bagi masyarakat.(BB)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan