Sambangi Tegal, Kementan Tindak Lanjuti Permasalahan Petani

Sambangi Tegal, Kementan Tindak Lanjuti Permasalahan Petani
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi Saat Melakukan Kunjungan Lapang ke Kelompok Tani Maju Makmur, Desa Purwahamba, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah.

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian terus memaksimalkan sektornya terutama sektor tanaman pangan dengan pengawalan dan pendampingan di masa tanam dan panen demi mencapai target agar mampu memenuhi kebutuhan beras mandiri dan melimpah.

Sesuai arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, seluruh jajarannya untuk fokus meningkatkan produksi padi dan jagung, menggerakkan petani sehingga lebih produktif dengan meningkatkan indeks pertanaman, perluasan areal tanam dan produktivitasnya.

“Kalau petani kita sudah mampu memenuhi kebutuhan pangan di tingkat wilayah hingga nasional, maka peluang besar untuk bisa ekspor ke negara lain,” ujar Mentan Amran.

Di Tegal, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi melakukan kunjungan lapang di kelompok tani Maju Makmur, di Desa Purwahamba, Kecamatan Suradadi.

Suwandi menyampaikan bahwa para petani di sini sanggup menanam padi 38.950 hektare sesuai musim.

“Di Februari ini targetnya 7.000 hektare dulu, realisasinya hingga saat ini sudah 3.500 hektare. Luas baku sawah 38.950 hektare dengan IP 1,6. Di lahan tersebut, sedangkan di lokasi kecamatan ini selain padi juga tanam jagung dan ada juga petani LMDH,” kata dia.

Selain itu, di lahan perhutani itu juga tertanam jagung dengan luas 10.000 hektare dengan kondisi lahan kering dari Juli dan baru tanam Februari.

“Normalnya tanam di Desember akhir untuk MT 1, MT 2 di bulan Juli. Sulit untuk IP300 karena kendala air dan hama burung. Biaya tani Rp 10 juta per hektare, harga GKG di Rp 8.500 harga beras di Rp 16.000,” papar dia.

Kemudian, lokasi tadah hujan hanya IP100 karena di lokasi tersebut bermasalah pada pengairan. Sebab, apabila menyedot air sungai perlu saluran sepanjang 3 km.

“Sementara untuk sumur tidak dimungkinkan karena kedalaman 120m dan sumber air pemukiman dapat terganggu. 150 ha dari sungai rambut tidak teririgasi karena sedimentasi perlu normalisasi agar dibuat surat tertulis,” papar dia.

Suwandi berjanji permasalahan pertanian yang di Tegal itu akan dijadikan perhatian khusus untuk segera ditindaklanjuti oleh Kementan berkoordinasi dengan Ditjen PSDA PUPR.

“Amanah Pak Mentan Amran, apapun permasalahan pertanian di wilayah, agar mendapat solusi terbaik untuk kebaikan para petani,” jelas Suwandi.(BB)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan