FAO: Dukung Data Pertanian Yang Baik Untuk SDG’s dan Keamanan Pangan

FAO: Dukung Data Pertanian Yang Baik Untuk SDG’s dan Keamanan Pangan
Foto : Pers Conference Komisi Asia-Pasifik untuk Statistik Pertanian (APCAS) di Bali

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Badan Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa membuka Sesi ke-28 Komisi Asia-Pasifik untuk Statistik Pertanian (APCAS) di Bali.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Acara tersebut berlangsung hingga 14 Februari 2020, dengan fokus pada kebutuhan dukungan spesifik data statistik pangan dan pertanian Asia-Pasifik.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pertemuan ini meninjau dan mendukung kesiapan kawasan untuk menghasilkan statistik yang memadai untuk memantau kemajuan menuju target Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG’s) pada tahun 2030. Dengan demikian, sejalan dengan upaya Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah komando Syahrul Yasin Limpo yang membangun Agriculture War Room (AWR) menuju satu data berbasis teknologi modern.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Acara APCAS sesi ke-28 ini dipandu oleh Pemerintah Indonesia dan dihadiri 100 delegasi dari 30 negara dan 9 organisasi internasional dan regional dengan 17 tujuan SDG’s, 169 target, dan 232 indikator.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tujuannya untuk memantau kemajuan demi meningkatkan sistem pendataan statistik dan analisis untuk perencanaan yang lebih baik di sektor pertanian, ternak, perikanan, dan kehutanan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pertemuan APCAS juga menyediakan platform bagi negara-negara Asia Pasifik untuk secara langsung terlibat dalam memusatkan perhatian pada tantangan unik mereka dalam mengembangkan statistik pertanian seperti keterpencilan geografis, mengubah pola tanam dan pemeliharaan ternak karena perubahan iklim dan penyakit lintas batas, dan infrastruktur statistik terbatas dan sumber daya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pietro Gennari, Kepala Statistik FAO, menyampaikan tentang catatannya perihal kesenjangan data yang signifikan di Asia-Pasifik dalam memonitor SDGs, dan lambatnya kemajuan untuk mencapai tujuannya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Komitmen negara yang lambat untuk mengukur SDG, dan kinerja yang buruk untuk mencapai SDG, terkait erat. Kami menyaksikan inversi aksioma yang lazim di mana apa yang diukur dan yang akan dilakukan. Kami tidak mengukur indikator SDG, dan ini adalah salah satu alasan penting mengapa kami tidak berada di jalur yang tepat untuk mencapai target SDG,” kata Pietro dalam pembukaan Sesi ke-28 Komisi Asia-Pasifik untuk Statistik Pertanian (APCAS) di Bali.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan jika pertukaran pengetahuan dan pengalaman terbaik melalui pertemuan APCAS adalah suatu cara untuk meningkatkan, memperbaiki, dan mempercepat perkembangan statistik pertanian untuk memonitor pencapaian SDG's di wilayah Asia Pasifik.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Melakukan kerjasama antara FAO dan pemerintah, termasuk dalam pemerintah sendiri seperti antara BPS dan Kementerian Pertanian dan juga dengan Kementerian/Lembaga lain yang terkait, sangat diperlukan untuk menghasilkan statistik pertanian berkualitas yang akurat, tepat waktu, dan relevan untuk menyediakan indikator SDG's,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain statistika data, dalam acara tersebut turut dibahas tentang urgensi statistik dalam proses untuk mengakhiri kelaparan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dimana kerawanan pangan memainkan peran penting dalam berbagai bentuk kelaparan dan kekurangan gizi. Mayoritas kelaparan dunia dan anak-anak yang terkena dampak stunting tinggal di Asia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Stephen Rudgard, Perwakilan FAO untuk Indonesia menyampaikan kurang dari 15 tahun hampir setengah miliar orang yang kelaparan masih berjuang untuk bertahan hidup.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ia juga mengungkapkan bahwa FAO juga sudah memperkuat kemitraan diantara pemerintah, internasional organisasi dan sektor swasta untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“FAO siap mendukung upaya nasional melalui program bantuan teknisnya,” tukasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan perihal satu data pertanian yang lebih akurat dimana data tersebut sudah resmi per 1 Desember 2019.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Upaya memperbaiki data tersebut, salah satunya adalah dengan pendekatan teknologi satelit. Menurutnya, meski tidak 100 persen tepat namun tingkat kesalahannya sangat kecil dan bisa diminimalisir apalagi dengan kemampuan teknologi informasi (IT) yang ada dan tingkat resolusinya tinggi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kita tidak bisa bicara kalau tidak ada data yang benar. Karena itu, saya berusaha memfaktualkan data yang ada,” tuturnya.(DYN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan