Kementerian Pertanian Kampanyekan Virus ASF Tidak Tulari Manusia

Kementerian Pertanian Kampanyekan Virus ASF Tidak Tulari Manusia
Foto : Kampanye Daging Babi Aman untuk di Konsumsi

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) mengkampanyekan virus wabah penyakit demam babi Afrika (African Swine Fever/ ASF) tidak menular dari ternak babi ke manusia di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas). Kampanye ini dipimpin Inspektur Jenderal Kementan, Justan Riduan Siahaan bersama jajaran pejabat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan hadir Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Justan menegaskan, wabah virus ASF yang menulari ternak babi bukan penyakit zoonosis. Dengan demikian, daging babi aman dan sehat untuk dikonsumsi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Zoonosis merupakan penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan vertebrata ke manusia atau sebaliknya. Namun ASF bukan termasuk penyakit tersebut,” demikian tegas Justan dalam kegiatan yang bertema 'Kampanye Makan Daging Babi yang Aman dan Sehat' tersebut.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ia juga menjelaskan, virus ini muncul pertama kali di Afrika tahun 1921 sehingga disebut demam penyakit babi Afrika. Virus ini masuk ke Indonesia baru tahun 2019, namun hingga saat ini belum diketahui asal penyebarannya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Hingga saat ini, kemungkinan penyebaran virus ASF dari makanan sisa yang diberikan ke ternak yang berasal dari negara luar,” terangnya Justan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berangkat dari hal ini, Justan meminta masyarakat agar berpartisipasi aktif untuk mensosialisasikan kepada masyarakat luas agar tidak takut mengkonsumsi daging babi. Apalagi, ternak babi merupakan salah satu penopang perekonomian di Kabupaten Humbahas.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Saya sendiri makan daging babi 2 hari lalu, kemaren juga baru makan dan hari ini kita akan bersama-sama konsumsi daging ini. Kalo bukan kita siapa lagi,” tutur Justan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di tempat yang sama, Yuni Yupiana salah seorang Medik Veteriner, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menerangkan Virus ASF memiliki ukuran sangat kecil dan penyebarannya bisa melalui kontak langsung dengan ternak babi atau melalui makanan sisa yang terkontaminasi. Bahkan melalui perantara yang secara tidak disadari bahwa virus tersebut sudah menempel.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Bisa melalui peralatan kandang dimana virus ini sudah menempel. Namun tidak kita bersihkan, kendaraan juga bisa bahkan manusia dapat membawa penyebaran virus,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Yuni menyebutkan, salah satu contoh dari penyebaran melalui manusia, yakni jika seorang peternak pergi ke wilayah yang sudah terjangkit virus ASF. Selanjutnya, peternak tersebut pergi ke wilayah yang belum terjangkit virus ASF tanpa melakukan pembersihan terlebih dahulu, maka wilayah yang belum terinfeksi bisa ikut terjangkit.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jadi untuk peternak hewan babi jika mau ke peternakannya upayakan menggunakan peralatan khusus di peternakannya sehingga lebih terjamin kebersihannya”, tuturnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih lanjut, Yuni mengungkapkan, makanan yang terkontaminasi virus juga penyebab penyebaran virus yang paling utama. Karena itu, sebaiknya ternak babi tidak diberikan makanan sisa apalagi makanan tersebut berasal dari negara luar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Namun jika memang tidak ada pilihan yang lain karena alasan kurang dana mungkin sehingga harus memberikan makanan sisa maka makanan tersebut harus dimasak hingga mendidih terlebih dahulu baru diberikan ke ternak,” bebernya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Yuni juga menjabarkan tentang biosecurity yang dapat dilakukan untuk mencegah masuk dan menyebarannya virus ASF. Diantaranya, yakni menjaga sanitari kandang dengan membersihkan secara rutin dengan sabun dan desinfektan, tidak melepas ternak babi secara liar, mengendalikan lalu lintas ternak antar daerah dengan mengaktifkan Pos lintas ternak.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dan terakhir, masyarakat harus aktif untuk melaporkan segera ke petugas keswan setempat jika ada tanda-tanda yang tidak biasa pada hewan ternaknya,” pungkas Yuni.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Perlu diketahui, Kampanye Makan Daging Babi yang Aman dan Sehat ini dihadiri 600 lebih masyarakat. Mereka terdiri dari pemerintah daerah, Badan Perwakilan Desa (BPD), tokoh adat dan peternak babi se-Kabupaten Humbahas.(DYN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan