Penyuluh Honorer Non Sarjana Bersiap Asesmen Jadi ASN-P3K

Penyuluh Honorer Non Sarjana Bersiap Asesmen Jadi ASN-P3K
Foto : Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi Saat Membuka Video Conference Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) Vol. 23.

Pilarpertanian - Kementerian Pertanian RI berupaya mengawal kegiatan Sertifikasi Kompetensi 4.855 penyuluh THL-TBPP yang digelar 3 – 15 November 2020. Hingga 30 Oktober 2020, tercatat 4.384 orang registrasi pada aplikasi Sister, http://lsp.pertanian.go.id/ sementara empat sakit, 12 meninggal dunia dan 13 pensiun atau memilih mundur.

“Jajaran Kementan khususnya BPPSDMP wajib dukung proses sertifikasi. Tugas ini sangat mulia. Mengawal penyuluh THL menjadi ASN P3K. Prosesnya mendekati garis finish,” kata Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi saat membuka video conference Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) Vol. 23 pada Jumat (30/10).

Sebagaimana diketahui, sekitar 11.590 dari 14.924 penyuluh THL dinyatakan lulus menjadi ASN P3K pada April 2019. Proses pengangkatan sempat tersendat di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).

Pasalnya, dari 11.590 penyuluh yang lolos, 4.855 di antaranya lulusan SLTA maupun Diploma I dan II sementara persyaratan menjadi ASN, untuk penyuluh pertanian minimal berpendidikan Diploma III (DIII).

Dedi Nursyamsi berharap kepala daerah mengusulkan formasi penyuluhan pertanian sesuai jumlah penyuluh THL-TBPP yang lolos passing grade. Kontribusi penyuluh bersama petani mendorong pertanian tumbuh di atas 16% meski dihantam pandemi Covid-19.

Hal itu sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa penyuluh adalah garda terdepan pembangunan pertanian nasional, selaku pendamping dan pengawal petani di lapangan.

“Diharapkan semua TUK dan UPT Kementan mengawal register calon peserta secara online melalui aplikasi Sister,” kata Dedi Nursyamsi dan Thomas Widodo, Master Asesor yang juga salah satu dosen Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor selaku keynote speech MSPP.

Thomas Widodo mengatakan Sertifikasi Kompetensi sebagai ‘pengakuan resmi’ yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) sebagai pelaksana kegiatan sertifikasi profesi berlisensi dari BNSP.

“Sebagai pengakuan resmi maka LSP dapat menetapkan seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang diatur dalam manajemen mutu ISO. Asesmen berbasis kriteria, bukti dan partisipatori,” katanya.

Kapuslat Bustanul AC menambahkan Kementan siapkan lokasi uji kompetensi di sembilan Balai Besar Penyuluhan pertanian (BBPP) plus Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) yang dapat dilihat pada aplikasi Sister.

“Penyuluh diharapkan menyediakan dokumen pendukung, soft file bisa dikirim via email atau WA,” katanya.

Kapusluh Leli Nuryati mengingatkan para kandidat P3K untuk informasikan penyuluh THL lain segera registrasi di aplikasi Sister. Sementara yang sakit atau berhalangan mengirim surat resmi ke Pusluhtan di Kementan.

“Jangan lupa bukti pendukung kompetensi yang relevan sebagai dasar asesmen berbasis kompetensi. Lima unit kompetensi penyuluhan berupa programa, materi, media, metode dan evaluasi pelaksanaan,” kata Kapusluh seperti dilansir Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan).

Hampir 10.000 partisipan mengikuti MSPP bertajuk ‘Persiapan Sertifikasi bagi Penyuluh Honorer THL-TBPP’ terbagi atas 500 peserta meeting virtual dan lebih 9.000 melalui live streaming media sosial Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).

Animo peserta MSPP dijawab lugas oleh keynote speech Thomas Widodo. Pertanyaan berpadu keluhan dipandu Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan – Pusluhtan, Joko Samiyono dan Kasubbid IM Penyuluhan – Pusluhtan, Septalina Pradini selaku anchor MSPP.

Sekjen THL Baihaqi Achmad mengingatkan apabila data calon peserta kompetensi tidak muncul maka kirimkan segera melalui TUK dan sebaliknya. Dia pun mengusulkan evaluasi penyuluhan juga menyangkut aspek kuantitatif, lantaran evaluasi penyuluhan mayoritas aspek kualitatif. (LA/ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan