Rektor IPB : Hanya Sektor Pertanian Yang Tahan Goncangan

Rektor IPB : Hanya Sektor Pertanian Yang Tahan Goncangan
Foto : Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Arif Satria, SP, MSi Mengatakan Bahwa Sektor Pertanian Merupakan Sektor yang Tahan Akan Goncangan Saat Pandemi Covid-19.

Pilarpertanian - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria menegaskan bahwa sektor pertanian adalah sektor penyelamat bagi tumbuh kembangnya ekonomi nasional baik saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini maupun pada masa kehidupan normal seperti sedia kala.

Menurut Arif, sektor pertanian telah membuktikan bahwa krisis dan berbagai goncangan yang ada saat ini bukan suatu halangan dalam meningkatkan produksi pangan serta meningkatkan lalu lintas ekspor pertanian.

“Tumbuhnya sektor pertanian di angka 2,15 persen ini, maka sesungguhnya telah menunjukkan bahwa pertanian selalu survive. Jadi sebenarnya dari dulu selalu tumbuh dan stabil. Artinya apa? artinya begitu ada goncangan, goncangan yang begitu besar, maka hanya sektor pertanian yang tetap bertahan bahkan menjadi penyelamat ekonomi nasional,” ujar Arif Satria, Senin, 9 November 2020.

Arif mengatakan, sudah saatnya sektor pertanian menjadi perhatian khusus semua pihak. Terlebih, catatan BPS pada beberapa waktu lalu harus menjadi momentum bagi pemerintah pusat untuk kembali memprioritaskan kebijakannya pada sektor pertanian.

“Menurut saya, ini menjadi hal yang sangat penting untuk dicatat karena pertanian menjadi penopang utama ekonomi kita. Bayangkan saja, ketika masyarakat sulit mencari kerja pada akhirnya lari juga ke sektor pertanian,” katanya.

Ke depan, Arif berharap pemerintah menyiapkan langkah strategis jangka panjang untuk menumbuhkan minat generasi muda dalam membangun pertanian modern yang berbasiskan teknologi canggih. Rumusan tersebut penting dilakukan supaya ekosistem pertanian Indonesia berjalan secara berkelanjutan.

“Kalau ini kita jadikan momentum, maka momentum sekarang ini adalah momentum kemandirian pangan kita, momentum untuk kemajuan pertanian kita. Makanya harus ada rumusan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Terutama mengenai regenerasi petani,” tutupnya.

Sebagai informasi, saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) sudah menetapkan target pencetakan 2,5 juta petani muda untuk jangka waktu 5 tahun ke depan. Pencetakan ini dilakukan untuk merealisasikan program jangka panjang pemerintah. Upaya ini bahkan sudah dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan Kementerian lain dan perguruan tinggi.(BB)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan