BPTP Jakarta Olah Kelor Menjadi Aneka Produk Pangan
Foto : Aneka Olahan Daun Kelor yang Memiliki Nilai Gizi Tinggi.

BPTP Jakarta Olah Kelor Menjadi Aneka Produk Pangan

Pilarpertanian - Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman multifungsi yang memiliki nilai gizi tinggi sehingga bisa dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga. Selain dapat diolah menjadi produk pangan, kelor juga bisa dimanfaatkan untuk kosmetik, industri, farmasi dan lingkungan.


Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta, Yossi Handayani menerangkan bahwa kelor merupakan tanaman asli di kaki pegunungan Himalaya bagian barat laut India yang kemudian menyebar luas hingga Afrika, Arab, Amerika Selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia, Tanaman Kelor banyak dibudidayakan di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Jawa Tengah.


Kelor dikenal hampir di 82 negara dengan 210 nama berbeda. Di Indonesia, penyebutan kelor di berbagai daerah juga berbeda-beda seperti moronggih (Madura), moltong (Flores), keloro (Bugis), ongge (Bima) dan barunggai (Sumatera).


Kelor sering disebut sebagai the miracle tree karena kandungan zat gizi dan nutrisinya cukup tinggi dan asam aminonya cukup lengkap. Kelor juga disebut sebagai mother best friends karena kandungan zat gizi mikro diantaranya zat besi, kalsium, fosfor, beta karoten, magnesium dan vitamin C yang cukup tinggi.



Menurut Yossi, kelor memiliki banyak manfaat karena memiliki  kandungan nutrizi dan sifat fungsional yang berkhasiat dan manfaat bagi kesehatan. Bagian yang digunakan tidak hanya daun, tapi kandungan gizi yang paling tinggi terdapat pada daun. Tepung daun kelor bisa menjadi suplemen gizi jika ditambahkan untuk produk pangan.


Kelor juga bersifat farmakologis diantaranya sebagai antimikroba, antijamur, anti kanker, antitumor hingga antihipertensi. “Kelor juga bermanfaat sebagai herbal medicine karena beberapa literatur menyebutkan hampir 300 penyakit bisa dicegah atau dikurangi gejalanya dengan terapi kelor,” terang Yossi saat menjadi narasumber dalam Webinar terkait budi daya dan pengolahan kelor untuk pangan dan pakan pada Selasa (8/9/2020).


Penanganan kelor dan pengolahannya menjadi produk pangan telah dilakukan BPTP Jakarta. Hasil kajian kelor dilakukan BPTP Jakarta antara lain penanganan segar berupa penyimpanan skala rumah tangga. “Penanganan segar kelor menggunakan kemasan strect film dan penggunaan suhu dingin di kulkas bisa memperpanjang daun segar kelor selama 4 hari masih layak untuk dikonsumsi,” terang Yossi.


Selanjutnya, pengolahan kelor melalui pembuatan bahan sediaan yaitu tepung kelor dan aplikasi kelor pada produk olahan. Tepung kelor memiliki keunggulan antara lain umur simpan menjadi lebih lama, lebih praktis dan mudah diaplikasikan pada produk olahan.


Pembuatan tepung kelor membutuhkan proses pengeringan daun kelor yang bisa dilakukan di bawah matahari menggunakan naungan (plastik UV atau kain) dengan lama waktu bervariasi. Pengeringan bisa dilakukan di ruangan dengan suhu sekitar 35-45oC selama 3-4 hari atau menggunakan mesin pengering pada suhu sekitar 50oC selama 5 jam. Yossi mengungkapkan, daun kelor yang sudah kering cirinya jika dikepal akan hancur.


Lebih lanjut Yossi menerangkan, proses pembuatan tepung kelor di BPTP Jakarta adalah dengan melakukan pemisahan daun kelor segar melalui sortasi. Pembuatan tepung kelor sebaiknya menggunakan daun yang sudah agak tua. Daun kelor dicuci dan ditiriskan untuk mengurangi air pencucian. Setelah itu, daun kelor ditaruh di rak lemari untuk dikeringkan pada suhu 47-50oC selama 5 jam hingga daun menjadi kering. Selanjutnya ditepungkan dan diayak menjadi tepung kelor.


“Pengeringan dengan matahari akan mengubah warna daun kelor menjadi coklat. Pengeringan dengan menggunakan mesin pengering warna daunnya masih bisa dipertahankan,” terangnya.


Beberapa produk pangan berbahan kelor yang dihasilkan BPTP Jakarta diantaranya es krim, puding, smoothies, cendol Mojang (moringa jagung), nugget kelor, dan lain-lain. Aplikasi kelor pada produk pangan ini bisa dilakukan menggunakan tepung kelor atau daun kelor segar.


Aplikasi kelor dalam produk pangan harus memperhatikan tingkat kesukaan atau preferensi konsumen. “Biasanya kami uji ke beberapa panelis untuk diuji dari warna, aroma, rasa dan teksturnya sehingga produk yang kita hasilkan memang disukai,” pungkasnya.(ND)


Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Lainnya

Gerak Cepat Adaptasi Perubahan Iklim di Lampung, Kementan Sosialisasikan EWS Sipantara

Gerak Cepat Adaptasi Perubahan Iklim di Lampung, Kementan Sosialisasikan EWS Sipantara

Pilarpertanian – Setelah resmi diluncurkan pada 15 Agustus 2023 lalu, aplikasi Sistem Peringatan Dini dan Pengelolaan Tanam Hortikultura Strategis (EWS Sipantara) terus disosialisasikan, terutama di lokasi penyangga cabai dan bawang merah nasional. “EWS Sipantara sangat penting untuk segera disosialisasikan, terutama untuk adaptasi kondisi El Nino saat ini. Saya menugaskan tim untuk melakukan sosialisasi dan pendampingan […]

Upaya Adaptasi Petani Grobogan Menghadapi Kekeringan

Upaya Adaptasi Petani Grobogan Menghadapi Kekeringan

Pilarpertanian – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis peluang terjadinya fenomena El Nino pada tahun 2023 sebesar 80% dengan level lemah hingga moderat. Fenomena El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan yang parah untuk wilayah Indonesia dan berdampak pada sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan. Hal tersebut berpotensi menurunkan produksi tanaman pangan, sehingga perlu […]

Tingkatkan Kompetensi Petani Sumatera Barat, Kementan Bersinergi dengan Komisi IV DPR RI Lakukan Bimtek Biosaka

Tingkatkan Kompetensi Petani Sumatera Barat, Kementan Bersinergi dengan Komisi IV DPR RI Lakukan Bimtek Biosaka

Pilarpertanian – Ketersediaan pupuk anorganik akhir-akhir ini mengalami penurunan sehingga memicu peningkatan harga pupuk di lapangan.  Masalah tersebut menjadi motivasi untuk menciptakan berbagai inovasi agar kebutuhan tanaman terhadap nutrisi dalam bentuk pupuk dapat tercukupi. Salah satu inovasi yang saat ini telah banyak diadopsi dan membumi adalah pemanfaatan bahan-bahan tanaman baik rerumputan maupun tanaman lainnya sebagai sumber […]

Tidak Benar Harga Beras Probolinggo Naik Karena Puso

Tidak Benar Harga Beras Probolinggo Naik Karena Puso

Pilarpertanian – Menanggapi pemberitaan di salah satu media, yang mengetengahkan isu kenaikan harga beras di Probolinggo yang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) diakibatkan oleh gagal panen (Puso), maka hasil konfirmasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Prov. Jatim dan Kepala Balai Proteksi TPH Prov. Jatim tidak demikian adanya. Dalam konteks ini, DPKP Prov. Jawa […]

Gelar Munas V, ABMI Dituntut Jaga Keseimbangan Produksi dan Harga Bawang Merah

Gelar Munas V, ABMI Dituntut Jaga Keseimbangan Produksi dan Harga Bawang Merah

Pilarpertanian – Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) selama 2 hari (26-27/8) menggelar Munas V di Hotel Novotel Semarang dalam rangka konsolidasi sekaligus pemilihan pengurus baru. Sejak berdiri tahun Mei 2003 silam, jaringan ABMI kini telah merambah di 40 kabupaten/kota dan 9 provinsi sentra produksi bawang merah seluruh Indonesia. Tak pelak kiprah dan keberadaan ABMI menjadi […]

Mentan SYL Lepas Ekspor Kacang Hijau 1.000 Ton ke Cina, Bukti Pertanian Indonesia Tangguh

Mentan SYL Lepas Ekspor Kacang Hijau 1.000 Ton ke Cina, Bukti Pertanian Indonesia Tangguh

Pilarpertanian – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melepas ekspor kacang hijau tujuan negara Cina sebanyak 1.000 ton. Ekspor ini merupakan salah satu bukti bahwa sektor pertanian Indonesia saat ini tangguh meskipun dihadapkan tantangan global seperti El Nino sehingga perlu juga didorong hingga peningkatan hilirisasi kacang hijau guna memberikan nilai tambah pada perekonomian nasional. […]

7.000 Petani Pandeglang Antusias Ikuti Sekolah Lapang Pembuatan Biosaka

7.000 Petani Pandeglang Antusias Ikuti Sekolah Lapang Pembuatan Biosaka

Pilarpertanian – Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menggencarkan pengaplikasian Elisitor Biosaka untuk mewujudkan pertanian ramah lingkungan mendapat sambutan antusias dari petani hampir di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya petani Kabupaten Pandeglang. Pasalnya, Elisitor Biosaka dapat menekan penggunaan pupuk kimia, biaya, hama penyakit dan mampu menyuburkan lahan serta tanaman sehingga petani tak lagi bertumpu pada pupuk […]

Kementan Sigap Menyelamatkan Pertanaman Padi di Indramayu

Kementan Sigap Menyelamatkan Pertanaman Padi di Indramayu

Pilarpertanian – Saat ini di Kabupaten Indramayu telah memasuki puncak musim kemarau dan mengalami hari tanpa hujan selama 60 hari, diperparah lagi dengan fenomena El Nino yang memang telah diprediksi oleh BMKG sebelumnya. Hal ini tentu saja sangat berdampak pada subsektor tanaman pangan khususnya padi, karena merupakan tanaman semusim yang sangat rentan terhadap cekaman (kekurangan/kelebihan) […]

Dem DPI Halau Dampak El Nino di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan

Dem DPI Halau Dampak El Nino di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan

Pilarpertanian – Beberapa tahun terakhir ini di Kalimantan Selatan mengalami kemarau basah, namun tahun ini wilayah Kalimantan Selatan mengalami kemarau normal dan berpeluang terdampak El Nino. Padahal baru saja di tahun kemarin bencana banjir melanda lahan pertanaman padi di Kalimantan Selatan. Kasubid Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Kalimantan Selatan, mengatakan bahwa pada tahun ini setidaknya ada tiga […]