Kerjasama Pengendalian Hama Tikus Untuk Menjaga Ketahanan Pangan

Kerjasama Pengendalian Hama Tikus Untuk  Menjaga Ketahanan Pangan
Foto oleh Ferly P. Tambunan

Pilarpertanian - Kelangsungan dan keberlanjutan kegiatan budidaya pertanian salah satunya tergantung dari kesigapan stake holders pertanian dalam melakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman yang dibudidayakan. Baik pengendalian berupa pencegahan secara dini dan kegiatan menjaga hingga melakukan pemulihan pada tanaman yang terkena serangan.

Hal inilah yang dilakukan oleh seluruh petani yang tergabung dalam kelompok tani “Tani Rahayu 1” Dusun Tulusayu Desa Sidorahayu Kecamatan Wagir, Kab. Malang. Pada kegiatan ini dilaksanakan di lapangan desa dihadiri ketua kelompok tani Ngatmaji, Penyuluh, Pramudyanto selaku POPT, Mantri tani, Babinsa, dan Babimkamtibmas.

Gerakan pengendalian ini dilakukan secara serempak pada lahan milik anggota kelompok tani yang terkena serangan hama tikus.

Pada awal pelaksanaan gerakan pengendalian secara serempak ini, Pramudyanto selaku POPT terlebih dahulu melakukan koordinasi secara singkat tentang bagaimana rencana kegiatan pengendalian serta informasi bagi petani. Selanjutnya dilakukan pengamatan secara bersama pada lahan yang terkena serangan.

Beberapa tanda fisik awal yang dapat dilihat adalah adanya lubang utama dan lubang samar-samar di daerah Pematang, tanaman padi yang patah terkena gigitan, munculnya spot atau titik di areal persawahan karena kerusakan. Pengamatan secara awal ini sangat penting agar dapat memutus adanya serangan selanjutnya.

Pada kegiatan ini, cara pertama pengendalian dengan menggunakan emposan kompor tabung gas elpiji yang digunakan untuk membakar belerang pada lubang utama tikus. Cara kedua yang digunakan adalah dengan menggunakan bahan bakar minyak (Bensin) yang disemprotkan pada lubang utama kemudian lubang di tutup dengan lempung/tanah basah sehingga bau bensin terhirup di dalam lubang utama tikus.

Beberapa cara ini dilakukan secara sederhana dan murah dari segi pembiayaan dan segi teknis pengendalian. Cara terakhir dengan gropyokan dengan menggunakan tongkat apabila tikus lari keluar sarang.

Teknis pengendalian disini, para petani dibagi menjadi kelompok kecil disesuaikan dengan emposan tabung elpiji yang ada 4 buah dan diberikan beberapa belerang yang sudah ditumbuk kecil sehingga mudah dalam pembakaran.

Belerang diletakkan di mulut lubang utama sarang tikus kemudian dibakar hingga mengeluarkan asap kemudian langsung ditutup dengan lempung. Asap nanti dapat terdeteksi keluar pada ujung lubang tikus sehingga benar tahu kalau asap masuk ke lubang.

Sedangkan petani lainnya dapat membawa botol plastik bekas sebagai tempat bensin dimana tutup sudah dilubangi kecil untuk nanti di semprotkan ke lubang dan lubang ditutup lempung sehingga bau bensin terhirup di dalam lubang tikus dan mati di dalam nya.

Perlakuan pengendalian hampir sama sehingga petani juga diajarkan cara manual yang aman dan petani juga diajari melakukan keamanan dalam melakukan pengendalian hama dengan menggunakan sarung tangan, masker, baju lengan panjang dan pelindung kepala. Ini dilakukan agar keselamatan petani juga terlindungi.

Sebelum gerakan dilaksanakan, Ferly Tambunan selaku Penyuluh Wilayah Desa Sidorahayu menyampaikan kepada petani mengingat musim masih belum dapat diramalkan, maka petani diharapkan selalu melakukan pengamatan pada lahan masing-masing sehingga jika terjadi serangan hama penyakit dapat segera diatasi.

Selain itu disampaikan info untuk menjaga tanaman sehingga masih dapat panen. Untuk mengcover gagal panen, maka petani dapat mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Jika gagal panen atau puso, petani dapat mengklaim asuransi untuk kembali bisa melanjutkan usahataninya. (kontributor : Ferly P.Tambunan, Penyuluh Pertani di BPP Kec.Wagir).

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan