Kinerja Kementan Genjot Ekspor Pertanian, di Apresiasi DPD

Kinerja Kementan Genjot Ekspor Pertanian, di Apresiasi DPD
Redaksi dan Informasi pemasangan iklan Hubungi: Admin Pilarpertanian

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) dalam program kerjanya selama era pemerintahan Jokowi mampu secara baik meningkatkan produksi dan nilai tambah komoditas.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hal itu disampaikan Ketua Komite II DPD RI M Aji Mirza Wardana.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Bukan hanya berhasil meningkatkan produksi pertanian, Kementan juga berhasil mendorong sampai ekspor,” ujar Aji Mirza.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Apresiasi Aji Mirza itu dilatari tercatatnya empat hasil produksi pertanian Indonesia masuk dalam sepuluh ekspor komoditi utama Indonesia ke negara-negara di kancah internasional pada periode Januari – Juni 2018.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Keempat produksi komoditas pertanian tersebut adalah karet dan produk karet, kelapa sawit, kakao serta kopi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Perdagangan, kelapa sawit masih menjadi produk ekspor andalan Indonesia. Pada periode Januari – Juni 2018, ekspor sawit untuk 10 negara tujuan ekspor terbesar mencatat nilai US$ 5.447,6 juta. India masih menjadi pasar terbesar untuk sawit Indonesia dengan nilai ekspor US$ 1.490,9 juta, disusul RRC dan Pakistan masing-masing senilai US$ 948 dan US$ 686.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara itu, karet dan produk karet membukukan nilai ekspor US$ 2.332,7 juta untuk 10 negara tujuan ekspor terbesar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor paling besar dengan total ekspor senilai US$ 817,7 juta, disusul Jepang US$ 447,5 juta dan Republik Rakyat Cina (RRC) senilai US$ 317 juta.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dua komoditas pertanian lainnya yang termasuk dalam komoditas utama adalah kakao dan kopi. Nilai ekspor kakao mencapai US$ 402.5 juta, sementara nilai ekspor kopi US$ 271,6 juta.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Aji Mirza, ke depannya Kementan perlu lebih banyak lagi menggandeng pihak-pihak seperti sesama lembaga negara, pemerintah daerah, asosiasi, komunitas, sehingga makin optimal menyerap aspirasi petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan optimalnya penyerapan aspirasi petani, maka Aji Mirza beranggapan, hasil produksi pertanian otomatis akan ikut lebih meningkat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Nantinya ini akan jadi prestasi luar biasa untuk masa depan hasil pertanian Indonesia. Yang selama ini dikenal sering impor, jadi ekspor,” ucap Aji Mirza.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Aji Mirza menuturkan, kepemimpinan Mentan Amran Sulaiman memang patut diakui banyak membawa perubahan. Terutama dari sisi komoditas pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Mulai sudah banyak yang swasembada komoditas pertanian. Ya sekarang ini kan telah banyak juga mampu untuk melakukan ekspor,” kata Aji Mirza.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Aji Mirza berharap, capaian di sektor pertanian ini dapat didukung semua komponen bangsa sehingga akan lebih banyak lagi komoditas yang berhasil di ekspor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mensyukuri peningkatan produksi maupun ekspor pertanian secara signifikan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kementan melalui berbagai unit kerjanya terus melakukan berbagai upaya peningkatan produksi. Upaya itu antara lain dengan membuat program kerja dan terobosan nyata untuk mendongkrak pasar ekspor pertanian ke mancanegara.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Efektifitas program dan berbagai terobosan ini bisa terlihat dari produksi pertanian dalam negeri yang tetap menuai hasil yang sangat membanggakan. Padahal saat ini kondisi neraca perdagangan Indonesia secara umum melemah,” ujar Kuntoro Boga di Jakarta.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kuntoro Boga menambahkan, Kementan juga mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong peningkatan ekspor dan produksi dalam negeri.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kebijakan itu antara lain mempermudah perizinan ekspor dengan waktu pengurusan singkat, yakni sekitar 3 jam. Padahal sebelumnya waktu perizinan bisa memakan waktu 312 jam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami telah memiliki sistem layanan karantina jemput bola (inline inspection) yang akan turut mendukung pembangunan kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif dan kompetitif. Selain itu sistem ini juga langsung mengatur registrasi kebun, sertifkasi packaging house, dan pembinaan mutu antara eksportir, petani dan Atase Pertanian sebagai market intelegent,” tukasnya.(DYN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan